Bab 32 : End

5.6K 151 20
                                    

8 Tahun Kemudian

Kehidupan Alvaro terasa lengkap dengan adanya Aleta yang menjadi istrinya, di tambah dengan adanya si kembar.

"Mommmm, Andrea gak mau makan mom," kata Andrea kepada momynya

"Sayang, nanti dad bisa marah kalau kamu gak mau makan," kata Aleta dengan sabar.

"Momm, Andrea cuma mau sama Andreo, momy ," kata Andrea yang berusaha tidak mau makan.

"Andrea, makan!" Kata Alvaro tegas dan Andrea langsung menurut.

"Iya dad," kata Andrea dan dia mulai memakan makanannya.

Aleta tersenyum melihat anaknya makan, karena Andrea susah sekali makan

Sedangkan Andreo selalu menurut sama Aleta, kalau Andrea selalu menurut sama Alvaro.

"Aku pergi dulu, bye," kata Alvaro dan mencium kening Aleta dan kedua anaknya

"Dad mau kemana," tanya Andreo.

"Mau melihat perbatasan," kata Alvaro.

"Ohh," kata Andreo, sedangkan Andrea, "Aku ikuttt," kata Andrea semangat.

"Tidak boleh Andrea, kamu masih kecil," kata Aleta dan Andrea langsung cemberut.

Alvaro tersenyum dan mengelus rambut Andrea dengan perlahan, "anak dady yang cantik, nanti kalau Andrea sudah besar, Andrea boleh ikut dady ke perbatasan, oke," kata Alvaro dan Andrea mengganguk senang mendengar perkataan Alvaro.

"Andrea, Andreo, kalian jaga momy dan selalu nurut perkataan momy, oke?," tanya Alvaro

"Baik dad," kata Andrea dan Andreo

Alvaro pun pergi ke berbatasan untuk melihat-lihat keadaan yang sedang berlangsung.

"Bagaimana Justin, apa ada yang masalah?" Tanya Alvaro kepada betanya.

"Iya, Alpha ada masalah," kata Justin

"Apa itu," tanya Alvaro

"Aku belum menemukan mateku, Alpha," kata Justin sedih.

Alvaro tersenyum, "kasian sekali diri kau," ejek Alvaro dan Justin langsung cemberut.

"Alpha," panggil Justin dengan ragu

"Ya?" Kata Alvaro sedikit lebih tegas.

"Aku belum pernah ketemu dan melihat anak Alpha," kata Justin dengan tersenyum

"Ohhhh, nanti kita akan ke sana," lata Alvaro dan Justin tersenyum.

🐺🐺🐺

Mereka pulang dari perbatasan, dada Justin berdegug dengan kencang, dia mencium bau matenya, yaitu bau vanilla rose.

"Mate," kata Justin tanpa sadar dan membuat Alvaro binggung terhadap betanya.

"Kau mengucapkan mate?" Tanya Alvaro kepada Justin.

"Iya, aku mencium baunya," kata Justin dan Alvaro tersenyum kecil.

"Selamat bro, kamu sudah mendapatkan matemu," kata Alvaro dengan menepuk bahu Justin.

My mate (End)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora