Bab 27 : Nikah?

4.6K 176 2
                                    

Alvaro berusaha menahan amarah karena omongan Aleta sangat menyakitkan bagi Alvaro. "Mate, tolong jangan berbica seperti itu, kau harus selalu ada di sisiku," kata Alvaro dengan wajah datar dan perkataannya dingin, tatapan matanya tajam.

Aleta binggung dengan Alvaro yang sangat terlihat sedang menaham emosi, perasaan Aleta tidak enak.
Dia melihat Alvaro dengan ketakutan dan  menjadi tidak menulis nama Alvaro di gembok cinta.

Alvaro masih menatap Aleta datar seakan Aleta adalah mangsa yang harus dia kurung.

Aleta yang hendak pergi langsung di cegah oleh tangan Alvaro menggenggam pergelangan tangan Aleta dengan kuat seakan Aleta tidak boleh pergi darinya bahkan seinci pun.

Aleta melihat pergelangan tangannya. "Alvaro lepaskan," kata Aleta yang berusaha melepaskan tangannya dari tangan kekar Alvaro.

"Aku tidak akan melepaskanmu my baby," kata Alvaro dengan menatap tajam Aleta.

"Alvaro, tanganku sakit, apa kau tidak tau," kata Aleta yang hampir menangis, Aleta ingat kalau mereka di tempat umum bukan di tempat tertutup.

Tangan Alvaro menggenggam pergelangan tangan Aleta dengan sangat kuat, hingga susah untuk di lepas. "Alvaro, tolong lepaskan aku," kata Aleta setengah memohon kepada Alvaro.

Alvaro berusaha mengontrol emosinya yang sedang tidak stabil. Alvaro langsung menarik Aleta dan menghiraukan ucapan Aleta yang sedari tadi minta ingin di lepas.

Alvaro mulai muak dengan sikap Aleta, "sekali lagi kau berbicara, kamu akan aku hukum Aleta," bentak Alvaro.

Aleta seketika langsung diam dan pasrah karena kekuatannya tidak sebanding dengan Alvaro, bahkan kalau dia menggunakan sihir pun tidak berpengaruh.

Mereka langsung pergi ke tempat parkir mobil, beta Justin yang tau Alphanya yang sedang marah langsung pergi meninggalkan Aleta seorang diri dengan Alvaro.

"Masuk," kata Alvaro dingin dan pergelangan tangan Aleta sudah di lepas oleh Alvaro.

Aleta langsung menurut dan langsung masuk di bagian samping pengemudi. Aleta melihat sejenak pergelangan tangannya yang sudah merah.

Alvaro mengitari mobil dan langsung masuk ke tempat pengemudi dan dia mengendarai mobil begitu cepat.

"Alvaro pelan-pelan," kata Aleta dengan suara kecil

Alvaro tidak menjawab, tapi Aleta yakin dengan pendengaran Alvaro yang begitu tajam. Aleta melihat tanganya yang merah lalu dia sembuhkan dengan sihirnya

"Heal my hands," kata Aleta dan pergelangan tangan Aleta sudah tidak merah seperti tadi.

Alvaro melirik Aleta, seketika ada perasaan bersalah. "Maafkan aku," kata Alvaro setelah sekian lama mendiami Aleta.

Aleta tidak menjawab karena dia masih marah dan kesal dengan Alvaro. "Aleta tolong di jawab," kata Alvaro lirih karena Aleta tidak menjawab perkataannya.

"Kita mau kemana?" Tanya Aleta yang mengalihkan topik pembicaraan.

Alvaro tersenyum miris, karena Aleta mengalihkan topik, "kita mau kembali ke pack," kata Alvaro tenang

"Oh," kata Aleta cuek dan gak peduli

"Kok kamu cuek sih?" Tanya Alvaro

"Gak ja," kata Aleta seadanya. Aleta langsung memaksakan untuk tidur, karena Aleta malas dengar suara Alvaro dan Aleta pun berhasil tertidur.

Alvaro menghela nafasnya. Alvaro merasa bersalah atas kejadian yang tadi, dia merasa sudah merusak kesenangan Aleta.

'Gara-gara kamu kamu kan Aleta jadi marah sama kita," kata Exel, serigala Alvaro.

My mate (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang