Bab 31 : Nikah

5.1K 154 9
                                    

Setelah selesai berdandan, Olivia membantu Aleta memasang gaun pengantin yang sangat mewah.

"Kamu terlihat sangat cantik," kata Mom Lisa dengan tersenyum bangga.

"Terima kasih mom," kata Aleta dengan senyum merekah.

"Ekhmmm," deheman seorang pria dengan baju yang sangat pas di tubuhnya.

"Alvaro!!!" Kata Aleta dengan terkejut karena penampilan Alvaro yang begitu tampan.

"Jangan terlalu lama, banyak orang yang sudah berkumpul," kata Beta Justin yang cemberut karena tidak di beri liburan oleh Alvaro.

"Kamu sangat cantik Aleta," kata Alvaro dengan pandangan memuja.

"Kamu juga," kata Aleta dengan tersenyum malu.

"Maksudnya? Aku cantik gitu!?" Tanya Alvaro dengan sebelah alis terangkat.

"Tidak, bukan begitu maksudku, kamu terlihat sangat-" kalimat Aleta terpotong karena Justin, "Alpha, Luna, tamu sudah banyak yang datang, jadi tolong kita segera ke sana," kata Justin yang tidak takut kena amukan Alphanya.

"Awas saja kau Justin, kamu tidak akan pernah mendapatkan libur," kata Alvaro dan menatap Justin dengan tajam.

"Maafkan saya Alpha, saya tidak bermaksud," kata Justin dengan sedikit takut.

Tiba-tiba ayah Aleta datang dan menatap Alvaro dengan tajam dan dingin.

"Kau cepat kesana, aku akan membawa Aleta ke altar," kata Dylan, masih menatap Alvaro dengan tajam.

"Baik ayah, aku akan kesana," kata Alvaro patuh. Justin dengan sekuat tenaga menahan ketawa yang mau meledak-ledak, bagaimana bisa seorang alpha yang tidak mengenal takut akan patuh berhadapan dengan ayah mertua.

Alvaro sudah di depan altar dan menunggu Aleta datang dengan ayahnya.

Tiba-tiba alunan musik terdengar dengan sangat merdu.

Kelihatan dari jauh, Aleta dan Ayahnya berjalan ke arah Alvaro. Setelah sampai di depan altar, ayah Aleta memberikan tangan putrinya kepada Alvaro.

"Jaga anakku baik-baik," kata Dylan dan Alvaro menggangguk dengan patuh.

Alvaro menggenggam tangan Aleta dengan kuat tapi lembut dan pendeta sudah ada di depan mereka.

"Ikuti kata-kata saya Alpha Alvaro." Kata pendeta itu

"Aleta Quenby Elvina, aku mengambil engkau menjadi istriku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus dan inilah janji setiaku yang tulus," kata pendeta

Alavaro mengikuti apa yang di bicarakan oleh pendeta, "Aleta Quenby Elvina, aku mengambil engkau menjadi istriku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus dan inilah janji setiaku yang tulus," kata Alvaro penuh wibawa.

"Luna, ikuti apa yang saya bicarakan," kata pendeta.

"Alvaro William Anederea , aku mengambil engkau menjadi suamiku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus dan inilah janji setiaku yang tulus," kata pendeta.

Aleta mengulangi apa yang di bicarakan oleh pendeta, "Alvaro William Anederea , aku mengambil engkau menjadi suamiku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya, pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus dan inilah janji setiaku yang tulus," kata Aleta dengan tersenyum hangat pada Alvaro.

Pendeta itu tersenyum melihat mereka berdua, "setah janji pernikahan diucapkan, kedua mempelai akan saling memasangkan cincin nikah," kata pendeta dan Alvaro memasangkan cincin yang sangat manis di jari manis Aleta.

Aleta mengambil tangan Alvaro dengan lembut lalu memasukan cincin itu di jari manis Alvaro.

Setelah selesai memakai cincin, kemudian di teguhkan dan diberkati oleh pendeta di hadapan para saksi, para saksinya adalah para tetua.

My mate (End)Where stories live. Discover now