Bab 25 : Korea?

4.7K 178 9
                                    

Setelah semuanya selesai diurus, Alvaro menyuruh Aleta untuk tidur supaya tidak sakit pada perjalan yang panjang.

"Aleta sayang, kamu tidur duluan," kata Alvaro lembut dan mengelus rambut Aleta secara perlahan.

"Kamu gak tidur?" tanya Aleta kepada Alvaro.

"Nanti aja, pekerjaanku masih banyak," kata Alvaro dengan malas menatap tumpukan kertas yang di mejanya.

"Oke, aku ke kamar," kata Aleta dan pergi dari ruangan kerja Alvaro.

Aleta berjalan ke kamar, walaupun banyak lorong yang harus di lewati, tapi Aleta masih ingat jalan menuju kamar.

"Selamat malam Luna," kata omega yang lewat sambil tersenyum.

"Selamat malam," balas Aleta dan membalas senyuman omega.

Aleta berjalan tanpa diganggu oleh para omega lagi dan dia berhenti di tempat di pintu berwarna coklat putih, lalu Aleta membuka pintu dengan perlahan.

"Huhh, malasnya aku," kata Aleta pada diri sendiri. Aleta berjalan pelan ke arah ranjang dan tidur dengan damai.

🐺🐺🐺

Alvaro akhirnya sudah menyelesaikan tumpukaan kertas yang ada di menjanya. "Akhirnya sudah selesai, bagaimana kalau, aku melamarnya," gumam Alvaro dan berjalan ke arah kamar.

Alvaro membuka pintu secara hati-hati supaya tidak menggangu Aleta yang sedang tidur. Alvaro mendengar dengkuran halus dari Aleta yang sangat nyenyak tidurnya.

Alvaro naik ke atas tempat tidur dan memeluk Aleta dengan lembut supaya tidak menggangu Aleta yang sedang tidur. "Semoga kamu terima aku apa adanya," kata Alvaro sangat pelan dan Alvaro pun menyusul Aleta ke dalam mimpi.

🐺🐺🐺

Alvaro bangun duluan, dia melihat ke arah jam yang ada di atas nakas, ternyata sudah jam 04.00.

Alvaro segera bangun untuk bersiap-siap berangkat ke Negeri orang.

Setelah Alvaro sudah siap, Alvaro menggendong Aleta ke jet yang sudah ada di belakang masion.

Alvaro naik dan sapa dengan ramah oleh pramugari yang centil. "Good morning sir," kata pramugari dan mengedipkan matanya sebelah kiri.

Alvaro acuh dan melanjutkan berjalan sambil menggendong Aleta yang tengah tertidur tanpa ada gangguan sedikit pun.

Alvaro meletakan Aleta di sebuah kamar yang terdapat ranjang king bed.

Alvaro menaruh Aleta dengan hati-hati, dan setelah itu dia keluar untuk mengerjakan berkas-berkas yang baru saja di terima.

🐺🐺🐺

Aleta terbangun dari tidurnya yang sangat nyenyak, Aleta masih tidak menyadari kalau dia berada di atas awan.

Aleta melihat sekeliling dan baru menyadari kalau yang dia tempati, bukan kamar Alvaro atau kamarnya yang ada di Istana Wizard.

Pintu tiba-tiba terbuka, dan menampilkan sosok Alvaro yang sedang membawa mapan berisi salad dan jus mangga.

"Alvaro, aku berada di mana?" tanya Aleta menatap Alvaro dengan penuh tanda tanya.

"Di kamar jet pribadiku," kata Alvaro terlampau sangat santai.

"Emangnya kita mau pergi ke mana?" tanya Aleta

"Ada aja, pokoknya surprise," kata Alvaro dan mengedipkan salah satu matanya.

"Kemana," rengek Aleta seperti anak kecil yang tidak du beliin permen.

"Kalau aku kasih tau, namanya bukan surprise dong sayang," kata Alvaro dengan nada jahil.

Aleta menghembuskan nafasnya. "Terserah kamu deh," kata Aleta pasrah dan kembali tidur.

"Dasar putri tidur," gumam Alvaro yang melihat Aleta tidur lagi dengan damai.

Alvaro meletakaan mapannya di nakas dan kembali tidur dengan Aleta-nya.

🐺🐺🐺

'Tok tok tok'

Pintu di ketuk dengan nyaring sehingga membangunkan mereka berdua yang tengah tidur.

"Alpha, Luna, kita sudah sampai," kata Beta Justin yang masih bersabar menunggu mereka.

"Sebentar," kata Aleta yang bangun duluan.

"Baiklah Luna, saya tunggu," kata Beta Justin.

Aleta membangunkan Alvaro dengan meneriaki telinga Alvaro.

"ALVARO BANGUNNNNNN," teriak Aleta tepat pada telinga Alvaro.

Alvaro bangun dengan keadan terkejut setengah mati.

"Aduhhh Aleta, jadi Luna harus yang anggun dong," protes Alvaro karena kelakuan Aleta.

Aleta menaikan bahunya acuh tak acuh dan kembali berjalan ke luar jet.

Alvaro cemberut kesal dan mengikuti langkah Aleta.

"Sayangggggg," rengek Alvaro seperti anak kecil yang meminta permen.

"Apaan?" tanya Aleta ketus.

"Kok kamu gitu sih sama aku," kata Alvaro manja dan memeluk Aleta dari belakang sambil berjalan.

"Terserah aku dong," kata Aleta dan melepaskan pelukan Alvaro, tapi tidak berhasil karena Alvaro mengencangkan pelukaannya.

"Ihhhhss, Alvaro lepas," kata Aleta risih karena di bandara itu, semua orang memandang mereka dengan berbagai macam tatapan yang sulit di artikan.

"Terserah aku dong," kata Alvaro yang mengikuti gaya Aleta berbicara.

Tiba-tiba Aleta baru menyadari kalau mereka bukan di Amerika. Aleta memberhentikan langkahnya dan membuat Alvaro menabrak punggung mungil Aleta.

Mereka pun terjatuh. Aleta menutup matanya, tapi Aleta merasa dia tidak menyentuh apa pun. Dengan perlahan-lahan, Aleta membuka matanya dan mendapati kalau dia di tahan oleh Alvaro.

"Hati-hati kalau jalan sayang," kata Alvaro sambil menahan jidat Aleta dan pinggang Aleta.

"Maafkan aku, dan sekarang kita dimana Alvaro?" tanya Aleta dengan wajah binggung.

"Apa kamu tidak tau kalau kita berada dimana, coba lihat sekeliling," kata Alvaro dan Aleta sudah membenarkan posisinya menjadi berdiri seperti semula.

Aleta melihat sekeliling dan banyak orang berwajah cantik dan tampan terlebihnya mereka berkulit putih dan mulus, lalu seperti mirip dengan muka idol korea.

Berati sekarang mereka ada di Korea.

My mate (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang