RDH 04. ~Late~

513 40 4
                                    

Happy reading...
Ig:Indahtri_1261
Wp:indahtri1261

Author POV

Samudra memacu kendaraannya diatas rata-rata, jelas saja ia sangat khawatir pada Sahara, sangat menyesal meninggalkan Sahara seperti tadi.

Samudra menghentikan motornya tepat saat lampu merah mengintruksi,dengan pola pikiran yang cukup lihai ia sudah menemukan rumah sakit mana yang hendak ia kunjungi.

Lampu kembali hijau ia kembali melajukan kendaraannya,bahkan teriakan-teriakan serta gerutuan dari pengguna jalan ia abaikan begitu saja,baginya yang terpenting adalah Sahara sang kekasih ralat bukan kekasih melainkan sahabat kecilnya yang ia perlakukan layaknya seorang pasangaan.

Samudra menghentikan motornya asal ditempat parkiran yang ada di rumah sakit. Ia berlari kecil kearah meja resepsionis,nafas menggebu keringat dingin menyerbu tubuhnya,sekali tarikan nafas panjang mampu menetralisir nafasnya.

"Sus,ada pasien bernama Sahara Nada Tsivann Orlyn?" tanya Samudra tanpa basa-basi,tak ada waktu baginya untuk sekedar basa-basi dan dia juga bukan tipikal orang yang suka basa-basi.

"Oh,ada Mas beberapa menit yang lalu dibawa ke ruang UGD" rasanya semua tulang ditubuh Samudra rontok,kakinya benar-benar lemas,ia harus melihat Sahara terkulai lemas di blankar lagi.

"Dimana UGD-nya Sus?"kalimat itulah yang lolos dari bibirnya.

"Ini, lurus aja pentok belok kiri" Samudra berlari sesuai ucapan Suster tadi.

Samudra menghela nafas kasar,justru rasa bersalahnya berlipat ganda apa lagi sebelum ia tinggal Sahara menangis.

"Sam" ucap Rani yang sudah dibanjiri derai air matanya.

Samudra menyeret kakinya pelan, ia benar-benar kehilangan tenaganya,apa pun yang menyangkut Sahara membuatnya lemas tak berdaya seperti ini.

Dretttt

Samudra mengabaikan ringtone singkat ponselnya pertanda adanya pesan masuk.
"Maafin Sam,Tan, Sam salah seharusnya Sam gak ninggalin Rara kayak tadi" tutur Samudra menatap kedua ujung kakinya nanar.

"Bukan salah mu Sam, Ara sering kayak gini Tante bisa makhlumin keadaan Ara yang gak sekuat dulu dan kata dokter Ara kena gejala penyakit baru" ucap Rani bercampur tangisan harunya.

Deg

Pentakit baru?sekarang saja belum sembuh sudah ada penyakit baru yang singgah,sungguh malang nasib Sahara.

Ini gara-gara aku,ya gara-gara aku Rara jadi kayak gini,,,batin Samudra penuh penyesalan.

"Maafin Sam, Tan"

"Bukan salah kamu,jangan minta maaf terus" balas Rani memegang kedua bahu laki-laki jangkung dihadapannya.

"Om Raka udah dikabari Tan?" tanya Samudra ikut duduk dibangku bersebelahan dengan Rani.

"Belum, Tante takut malah syok nantinya, kalo lemburnya udah selesai baru Tante bilang" Samudra mangut-mangut,lebih baik seperti itu tak menambah beban berat bagi Raka.

Ceklek

Samudra dan Rani kompak menegakkan tubuhnya kala dokter yang menangani Sahara keluar dari UGD.

"Dok gimana keadaan putri saya"serka Rani terdengar jelas nada suara khawatir.

Dokter tersebut tersenyum tipis mencoba menenangkan pikiran Rani." Tenang dulu Bu, putri anda sekarang sedang kritis dan pihak rumah sakit berusaha semaksimal mungkin,target pasien tidak mengalami kritis lebih dari 3 hari jika itu terjadi terpaksa pihak rumah sakit akan merujuk pasien ke rumah sakit luar negeri agar mendapatkan penanganan yang lebih baik"jelas sang dokter panjang.

Rasa Dua Hati { Completed } ✓Where stories live. Discover now