RDH 31. ~Curious~

361 25 0
                                    

Dimulmed ada Marvin nohhhhhhhh
Happy reading...

Dua hari, tak ada yang bisa Sahara lakukan, dua hari ini pula Sahara harus dirawat dirumah sakit, sejak kejadian itu Sahara benar-benar drop, parahnya ia sempat tak sadarkan diri. Jelas Raka dan Rani kelabakan tak karuan, dan sekarang Sahara lebih banyak melamun dan sedikit bersuara.

Sahara menoleh kearah pintu saat decitan itu timbul, Rani tersenyum manis menghampirinya "Sayang, udah waktunya makan, Bunda suapin mau?"tanya Rani.

"Tapi Ara belum laper Bun, kalo nanti aja gimana?"tawar Sahara, nafsunya benar-benar tak ada, bahkan pikiran untuk makan saja tak ada di otaknya.

Rani lagi-lagi mengembangkan senyumnya lalu mengelus rambut Sahara " Kamu harus makan Sayang, biar cepet sehat"

"Ara mau pulang Bun, Ara bosen di rumah sakit"adu Sahara tatapanya disapukan pada ruangannya yang didominasi dengan warna putih itu, tak ada yang menarik sama sekali.

"Makan dulu ya, nanti Bunda bilang dokter kamu boleh pulang apa belum"seketika lengkung tipis itu terbit diwajah pucat pasinya.

"Tapi makan dulu ya?"anggukan beberapa kali itu sebagai jawabannya.

~ Rasa Dua Hati ~

Samudra memang bersama Sea sekarang tapi otaknya terus berkelana membayangkan Sahara, tentang ucapan terakhir itu terus berputar dikepalanya benar-benar menghantuinya, dua hari dirinya tak memastikan kebenaran itu pada Sea, dia pikir Sahara memang hanya bicara dusta, Sea tak mungkin seperti itu.

"Sam kamu sakit? Dari tadi bengong terus"celetuk Sea lalu mengambil duduk tepat disamping Samudra, mereka sekarang sedang menghabiskan waktu di taman.

Samudra tersenyum tipis lalu tangannya terulur mengacak-acak rambut itu, bukan Sea yang ada dipandangnya melainkan Sahara,senyum itu dia rindu.

Deg

"Sam,Are you oke?"ulang Sea.

Samudra yang tersadar jika gadis yang bersamanya bukan Sahara melainkan Sea "Ah, gue gak papa, oh ya Lo mau es krim?"tanya Samudra mengarahkan penglihatannya pada penjual es krim.

Sea mengangguk kecil "Boleh"

"Lo tunggu sini gue beli dulu"ujar Samudra lalu berjalan kearah penjual es krim itu, ini yang salah Sea atau gimana, menurutnya akhir-akhir ini perlakuan Samudra benar-benar berbeda, pemuda itu jauh lebih perhatian kepadanya.

Sea tak tipu, mungkin dulu dadanya akan berdebar jika berdekatan dengan Kean, lalu apa maksudnya jika dirinya berdekatan dengan Samudra dadanya juga berdebar? Apa benar Samudra sudah menggantikan posisi Kean? Sea menepis jauh-jauh pikirannya itu, harusnya ia sadar dirinya tak akan pernah bisa menggantikan posisi Sahara, perlu diingat Sahara itu gadis cantik, baik hati, tidak seperti dirinya, jika dibandingkan dengan Sahara dirinya tak ada apa-apanya.

Samudra kembali dengan kedua tangan yang penuh dengan es krim, senyuman itu dipertahankan. Sea menerima uluran es krim tersebut, sangat cocok sekali dengan cuaca hari ini yang bisa dikatakan cukup cerah.

"Se gue boleh tanya sesuatu?"cicit Samudra disela-sela menikmati es krimnya.

Sea mengangguk sekali "Boleh mau tanya apa?"

"Lo beneran seora---"

Dretttt drettttt

Rasa Dua Hati { Completed } ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang