RDH 12. ~ Clumsiness ~

335 28 0
                                    

Happy reading....

Author POV

"Panas gini lo kedinginan?mustahil lo modus aja pasti,hafal g--"

Brukkk

Marvin sedikit terkejut dengan tumbangnya Sahara tepat dihadapannya. "Woy gak lucu woy"panik Marvin lalu menggendong Sahara kearah yang lebih teduh.

"Mana tau namanya,gue minta bantuan siapa coba. Cewek nyusahin"cibir Marvin masih berusaha membangunkan Sahara.

Marvin baru teringat ucapan terakhir Sahara kala meminta sesuatu untuk menghangatkan tubuhnya,dengan gerakan gesit Marvin mengeluarkan jaketnya lalu menyelimutkan kearah tubuh Sahara, samar-samar bercak kemerahan itu juga ada.

"Nih anak kenapa coba?perasaan bawa sial mulu"gerutu Marvin lalu memijat pelan pelipis Sahara dengan gerakan teratur.

Sementara ditempat lain Samudra mulai was-was dengan keadaan Sahara,terbilang cukup lama jika hanya sekedar ke toilet, tiba-tiba perasaan gelisah itu mulai meliputi pikirannya.

Samudra berdiri dari duduknya lalu menghampiri adiknya tentu saja dengan Sea "Dek,kita cari Kak Rara dulu ya,dari tadi gak balik-balik"celetuk Samudra.

"Lho Kak Ara kemana Bang? Bang! Lagian Kak Ara udah gede mana mungkin ilang,telpon aja lah"

"Ini beda Deeva kita cari Kak Rara sekarang"putus Samudra lalu berjalan mendahului Nadeeva yang masih mendumal tak jelas dibelakangnya.

Samudra menyapukan pandangannya keseluruh taman,namun sosok Sahara belum juga ia temui, Sahara juga bukan tipikal cewek yang pencemburu akut lalu pergi tanpa pamit gitu aja,lalu dimana Sahara sekarang?

"Rara"teriak Samudra masih menyerukan Sahara. Begitupun dengan Nadeeva dan Sea yang melakukan hal yang sama.

"Bang itu bukannya Kak Ara,kok sama cowok lain?"cetus Nadeeva seraya menunjuk dua sejoli yang sedang berteduh dibawah pohon cukup rimbun.

Samudra yang mendengar lalu mengikuti arah pandang Nadeeva dan detik selanjutnya mata elangnya menangkap sosok Sahara yang terkulai las disana. Samudra berlari sedikit cepat kearah Sahara.

"Permisi,ini cewek gue"celetuk Samudra lalu membantu memposisikan tubuh Sahara dipangkuannya.

"Ini jaket Lo?"tanya Samudra yang diangguki Marvin dengan cepat.

"Thanks, ini gue kembaliin"Marvin menerima ukuran jaketnya.

"Sebenernya dia kenapa?tadi mimisan hebat,tuh buktinya"tutur Marvin menunjuk tissue yang sudah berubah warna tak jauh dari tempatnya duduk.

Samudra melirik sekilas lalu pandangannya kembali fokus pada sosok cantik dihadapannya "Lagi sakit, Ra bangun Ra"Samudra memberikan sedikit tepukan dibagian kedua pipi Sahara.

"Bang, Kak Ara sakit apa sih?"kepo Nadeeva dengan tampang penuh tawanya.

"Anak kecil gak boleh tau,kamu bisa kan beliin teh anget buat Kak Ara?"

"Bisa tapi sama Kak Sea ya, Kak mau kan anterin aku?"

"Iya"

Setelah mengiyakan ucapan Samudra tersebut Sea dan Nadeeva melangkah pergi,begitu pula dengan Marvin yang melenggang pergi.

"Ra,jangan gini dong,aku ngerasa jadi bersalah banget sama kamu"monolog Samudra sambil membenarkan letak jaketnya yang sengaja dipasangkan pada tubuh mungil Sahara.

Hingga Samudra merasa ada sedikit pergerakan  "Ra,kamu gak papa?"kalimat pertama yang muncul dari bibir seorang Samudra Arzachel Zuvenal.

Samudra membantu Sahara untuk duduk,bahunya Memeng sengaja dipergunakan sebagai bantalan Sahara "Kamu kenapa tadi hah?aku khawatir banget,izinnya ke toilet malah pingsan gini,aku udah bilang pake baju yang agak ketutup biar kamunya gak kedinginan,bandel"omel Samudra.

Rasa Dua Hati { Completed } ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang