RDH 26. ~ Mistake ~

365 25 2
                                    

Happy reading...

Author POV

Sea tak habis pikir,dirinya sempat mengira Firman hanya bercanda dengan ucapannya namun nyatanya tidak,dirinya benar-benar dipaksa menemani sampai pagi. Sejak dua jam yang lalu dirinya sudah menguap terus-menerus pertanda jika dirinya sudah mengantuk berat, flatshoes yang biasanya nyaman di kakinya kini mulai tak senyaman sebelumnya.

Sea mengkucek matanya saat kantuk hebat itu dirasakannya lagi, mulutnya enggan bersuara meminta dipulangkan lebih awal, watak tempramental serta keras kepala Firman sudah cukup menjawab semuanya, lebih baik tak bermain api jika tak mau ada asap,bukankah begitu?

"Saya masih belum puas Se,ini masih jam setengah tiga bentar lagi kamu boleh istirahat, Om saranin kamu istirahat sama Om"ucap Firman saat ekor matanya menangkap pergerakan tak nyaman dari Sea.

Sea menelan selivanya susah payah setelah mendengar satu kalimat utuh dari mulut Firman "Gak perlu Om, saya bisa istirahat sendiri. Bapak mungkin jemput nanti"balas Sea.

"Bapak kamu gak mungkin jemput,udahlah apa susahnya turutin ucapan saya?"bentak Firman dengan intonasi sedikit keras,dirinya pantang dibantah apalagi ditolak seperti ini.

"Om,saya sudah menemani sampai pagi sesuai ucapan Om tadi,jadi menurut saya tugas saya udah selesai"celetuk Sea dengan sisa-sisa keberaniannya.

Gebrakan meja itu Firman lakukan "Udahlah jangan bikin saya tambah pusing,kamu diem atau mau tanggung semuanya"

"Nanti temani saya lagi,saya jemput jam 2 siang dandan yang cantik" Sea memutar bola matanya malas, jujur saja dirinya sudah sangat lelah menjadi umpan bapaknya.

Kuat-kuat Se,jangan emosi bukan kamu banget,,,,batin Sea.

~ Rasa Dan Hati ~

Sahara berjalan gontai menyusuri jalan, sialnya dia keluar tak membawa ponsel,jarak rumahnya dengan Cafe bisa dibilang cukup jauh jika harus ditempuh dengan jalan kaki. Sahara kembali mengatur nafasnya saat mulai tak beraturan kembali,padahal jika logikanya berjalan dua puluh meter itu tak mungkin secapek ini namun berbeda dengan Sahara yang harus bentar-bentar duduk untuk mengatur nafasnya.

Sahara mengecek ransel kecilnya,satu butir obat saja tak terbawa sekarang menyesalkan tak menuruti ucapan Rani kan. Sahara meneguk air mineral itu sebelum dirinya kembali berjalan.

"Kenapa harus di gue sih?kenapa tambah parah sih?"gumam Sahara.

Kaki-kaki pendeknya itu kembali melangkah melanjutkan perjalanannya,tak ada waktu untuk sekedar berleha-leha, waktu sudah semakin malam dan udara dingin itu semakin menyiksanya. Ini sudah cukup larut malam untuk gadis seusianya yang masih berkeliaran di jalanan seperti ini.

"Kenapa tadi pake ketinggalan sih HP nya?mau kabarin orang gak bisa kan"salahnya. Direkatkannya Coat hitam saat angin malam berhembus sedikit lebih kencang. Bulu kuduknya kini berdiri tegak, sungguh dirinya mulai kedinginan.

"Ayo Ra,bentar lagi sampe rumah jangan bikin Ayah sama Bunda khawatir terus"Sahara mengangguk beberapa kali sebagai motivasi penyemangat untuknya sendiri.

Kedua bola matanya berputar dan tak sengaja melihat pemandangan yang aneh menurutnya, tangan itu,kulit itu saling bersentuhan,tak tertinggal rambut sang wanita juga menjadi obyek tangannya.

~ Rasa Dan Hati ~

Sahara kali ini dibuat dongkol kembali dengan keberadaan Sea,entah dirinya yang terlalu lebay atau gimana tapi keberadaan Sea untuk sekarang ini memang membuatnya tak nyaman, apalagi jika harus mengait-ngaitkan dengan keberadaan Samudra.

Rasa Dua Hati { Completed } ✓Where stories live. Discover now