Lamaran💍

2.4K 254 9
                                    

Acilia kembali ke rumah makan sebagai pegawai seperti biasanya. Walaupun sang papi tidak setuju, tapi biarlah Acilia sudah terlanjur cinta pada pekerjaannya.

"Ko, ini roti diapain? Kenapa bisa bentuk kek gini?" tanya Aci iseng bertanya pada Koko sang koki. Gadis itu merasa lucu melihat kue agar-agar berwarna hijau yang dibentuk bersama roti yang sudah dimodif sedemikian rupa oleh Koko.

"Ko! Ilyas mana?"

Parsa yang datang secara tiba-tiba langsung bertanya keberadaan sang sahabat sembari menepuk pundak Koko. Aci dibuatnya melongo.

"Ilyas pulang. Katanya sih ada acara keluarga."

"Oh iya ding. Kan sekarang acara lamarannya Ilyas?" Parsa menepuk keningnya sendiri sembari berlalu keluar dari rumah makan. Jangan lupakan ekor mata seorang Parsa yang melirik sadis pada perawan menyebalkan di samping Koko.

Dan jangan tanyakan pula bagaimana tingkah seorang Acilia yang manja pada Ilyas dan selalu menganggap remeh sahabatnya si Parsa.

Acilia berlari mengejar Parsa. Parsa yang menyadari tingkah perempuan tengil itu memperbesar langkahnya. Acilia semakin sebal. Ia tahu Parsa mengerjainya kali ini. Tanpa batas langkah, Acilia memasang kaki kudanya dan menarik kerah belakang leher Parsa.

"Lo ya dipanggil gak nyaut malah tambah ngebut. Salah gue apa sih sama lo, Sa? Udah pernah nipu gue pake acara ngaku-ngaku bos di sini." Acilia melipat tangannya di dada. "Dan sekarang lo bilang Ilyas lamaran. Penipu ulung bener sih lo. Eh gue gak bakal cemburu. Gue sama Ilyas cuma temenan doang. Kagak usah ngomong ngibul dah lo," omel Aci.

Parsa yang memang dari awal sudah mencoba menghindar semakin merasa sebal dengan perempuan yang ia pikir aneh itu di depannya.

"Pertama gue emang nipu lo soal ngaku bos, tapi kedua, gue gak boong soal lamaran itu dan ketiga nih ya, gue gak mikir lo cemburu ato gak. Emang gue nyebut lo cemburu tadi?"

"Iya juga sih." Aci malah bermonolog sendiri. Tapi gengsinya terlalu tinggi untuk mengakuinya.

"Tapi gue juga gak bodo, tadi lo ngomong sambil lirik-lirik gue, Sa. Tapi okelah gak penting. Sekarang lo mo ke mana?"

"Yee ngapain lo nanya-nanya?"

"Udah jawab aja."

"Jangan boong lo. Lo mo ngejjer ke rumah Ilyas kan? Gue ikut!" pinta Aci langsung.

"Lo ngapain ke sana? Kenal sama keluarga Ilyas juga nggak. Ilyas itu anak kiai. Keramat dia. Punya temen cewek ya gak bakal dipercaya lo sama keluarganya," ejek Parsa.

Acilia langsung diam seribu bahasa. Dalam alam pikirannya, berdebat dengan Parsa hanya akan membuang waktu saja. Adanya adalah penolakan yang tak berujung. Daripada akhirnya selalu begitu, lebih baik ia mencari cara supaya bisa mengikuti Ilyas.

"Yaudah. Siniin gue pinjem ponsel lo."

"Mo ngapain?"

"Lo punya pulsa kan? Gue mo nelpon nyokap. Pulsa gue abis," alasan Aci.

Tanpa banyak kata karena tak mau memperpanjang masalah, Parsa memberikan ponselnya pada gadis menyebalkan di depannya itu. Gadis itu berlari menjauh dari Parsa seolah sedang menghubungi seseorang. Parsa dibuat geleng-geleng kepala olehnya.

Tanpa sepengetahuan Parsa, Aci membuat pola dari map google untuk mengetahui keberadaan Parsa nantinya dari satelit. Untunglah Acilia dulu pernah memiliki seorang teman tracker yang memberitahu caranya. Daripada kelelahan memaksa pemuda yang ia pikir tengil itu, ia lebih baik menggunakan cara instan. Aci pikir, apa yang ia lakukan akan aman dan ia pikir, Parsa itu memiliki kemampuan otak di bawah rata-rata. Mengingat itu saja, ia tertawa sendiri.

Sinyal JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang