Acilia

2.3K 240 17
                                    

Seperti biasa, Acilia akan memasuki rumah makan tanpa menoleh ke kanan dan kiri. Jalannya lurus saja untuk mengganti baju pribadi menjadi seragam pegawai. Namun ia menepuk jidat saat menyadari baju seragamnya masih di laundry karena tumpahan kopi pembeli kemaren. Mau diambil, tapi letaknya malah dekat rumah yang otomatis jauh dari rumah makan. Aci malas.

Sejak tidak tinggal di kos dan sudah pulang ke rumah berkumpul bersama kedua orangtuanya seperti biasa, Acilia berangkat ke rumah makan menaiki mobil mewah. Tentu saja hal itu menjadi pusat perhatian. Papi dan mami Aci juga sudah memintanya untuk berhenti bekerja, tapi dasar Acilia, ia hanya berkata mau memiliki penghasilan sendiri tanpa menyentuh harta papi mami. Mobil yang ia gunakan hanya sebagai fasilitas saja untuk segera sampai di tempat bekerja. Begitu dalih Aci.

Intan menatapnya aneh saat keluar dari ruangan ganti.

"Apa lo liatin gue?" sinis Aci.

Intan yang tak mau berurusan dengan Acilia lagi hanya menggeleng pelan. Ia hanya heran melihat penampilan Acilia yang berubah drastis.

"Lo udah tobat, Ci?" tanya Koko yang tak sengaja lewat.

Acilia melihat dirinya di depan lemari kaca, "Oh, jadi kalian liatin penampilan gue ini?" Aci menarik tudung kepalanya. "Pantes gue ngerasa gerah dari tadi. Lupa buka."

"Eh Jangan, Ci. Cantik lagi. Lagian kalo dibuka entar malah aneh. Lo kan juga pake baju panjang," tutur Koko.

Aci berpikir sejenak, "Iye juga sih. Pan baju seragam gue ketinggalan di tempat laundry."

"Nah itu dia."

"Berasa aneh aja pake ginian. Pantes Intan dari tadi liatin gue pake aneh," lirik Aci pada Intan dengan nada menyindir. Intan mengangkat bahu dan pergi begitu saja.

"Lagian kalo ngerasa aneh, kenapa lo pake baju ketutup gitu, Ci. Apa gak lo yang aneh? Bukan baju lo."

"Kepaksa gue. Bonyok ngajak gue ke acara apa itu, pengajian yang pake teriak-teriak?"

Koko berpikir sembari menggaruk rambut belakangnya. Ia juga pernah ikut kajian ilmu agama semacam pengajian, tapi perasaan dia mengatakan, tak ada yang teriak-teriak. Koko jadi berpikir kalau orangtua Aci ikut aliran sesat bin aneh.

"Ngawur aja. Emang ada pengajian pake teriak-teriak?" tanya Koko.

"Ada. Itu lho namanya rukyah apa gitu?"

"Oiya ding. Itu pengajian semacam rukyah-rukyah gitu. Tapi ngapain bonyok lo ngajak lo ke acara begituan?" tatap Koko merasa aneh.

"Papi mami nerima undangan temennya. Dan pengen rukyahin gue karena gue suka tereak-tereak kata mereka."

"Trus ternyata setelah dibaca-bacain ayat suci gitu, elonya ada reaksi?"

Acilia merengut dalam berpikir. Lalu mengangguk cepat, "Ada."

Pantes, pikir Koko.

"Emang reaksi lo gimana?"

"Reaksi apaan? Reaksi molekul? Ini bahas pelajaran kimia?"

Koko menatap atap di atasnya. Bukan karena memperhatikan cicak yang bertengger atau tokek yang berselfi ria, bukan, Koko sedang tak habis pikir, gue harus ngomong apalagi sama lo, Cicai!

Hening seketika.

Jam dinding pun berbunyi seperti bunyi aplikasi yang lagi heboh sekarang.

Tik tok tik tok tik tok.

"AstaghfiruLlahal 'adhzim. Kenapa gue malah jadi mangap." Koko meraup wajahnya sendiri.

Sinyal Jodohحيث تعيش القصص. اكتشف الآن