3 - Be Alright

8.2K 991 100
                                    

Sebelum membaca, jangan lupa untuk pencet tanda bintang di sudut kiri bawah layar ponselmu dan selalu beri dukungan untuk Leobra! Ayaflu!

=== Leobra===

From: Sabara Rafif

Gue udah siap-siap nih dengerin siaran lo. Semangat! Jangan lupa abis siaran, makan malem sama gue ;)

Benadra tertawa melihat pesan singkat itu. Semenjak pertemuan terakhirnya dengan Bara, pembicaraan mereka berlanjut lewat pesan singkat hingga sekarang, dan menurut Benadra itu tidak buruk.

Sejujurnya, Benadra bukan tipikal orang yang mudah menerima orang lain, terutama orang yang memiliki maksud tertentu. Namun, Benadra rasa, akrab dengan Bara bukanlah satu kesalahan. Bara memperlakukannya dengan ramah dan poin terpentingnya adalah, Bara berteman dengan Qori.

Gadis itu menatap pantulan wajahnya di cermin. Ia mencepol rambut agar terlihat lebih segar. Jam kuliah yang panjang membuat rambutnya sedikit basah terkena keringat. Sesaat kemudian ia beranjak keluar dari kamar mandi dan melangkah menuju ruang siaran.

"Siap-siap, Be. Tiga menit lagi." Fikri yang sudah menunggu di ruang siaran memberi arahan.

Benadra mengangguk dan bergegas mengambil tempat di kursi siaran. Tangan gadis itu bergerak menyusun naskah yang sudah ia persiapkan untuk siaran hari ini. Matanya menatap ke arah lampu berwarna merah di atas jendela kaca. Tepat saat lampu merah itu menjadi hijau, ia memulai siaran.

"Welcome to Fortune Teller on ZRadio 96.9 FM! Balik lagi sama Ben yang akan menemani Zlisteners selama sembilan puluh menit ke depan. Hari ini, Ben bakal bacain tanya jawab yang udah Ben kumpulin dari Twitter ZRadio. Ada tweet dari AsmaraCinta, Ben, kasih tau dong peruntungan sagitarius di minggu ini, besok aku ada interview kerja soalnya. Wah! Semangat, ya, AsmaraCinta! Di peruntungan hari ini, sagitarius diminta untuk berlatih dan bersabar. Jangan memutuskan sesuatu dengan terburu-buru, semua pasti akan indah pada waktunya! Wah berarti kamu harus hati-hati dalam mempersiapkan interview kerjamu, ya. jangan gegabah dalam menjawab, dan jangan lupa, percaya diri!

"Selanjutnya Ben bakal puterin request dari Arkanabella, Dean Lewis dengan Be Alright."

***

Bara menatap Benadra yang menyandarkan kepala ke jendela. Bara sendiri tidak mengetahui apa yang membuatnya menggebu-gebu untuk bertemu Benadra sekarang. Bahkan lelaki itu rela menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Bandung di sore hari, ketika jalan tol sudah berubah seperti kerak neraka yang sangat padat.

Yang Bara tahu, ia ingin menunjukkan pada Qori bahwa lelaki itu salah. Bara tidak pernah bermain-main pada keputusannya. Meski memang terlalu dini untuk menyatakan bahwa rasa itu bukan hanya sekadar kagum, tapi Bara sendiri berpikir kalau tidak ada salahnya mencoba untuk lebih yakin lagi.

Qori berkata kalau lelaki itu menyukai Benadra sebagai teman, dan Bara harus meyakinkan dirinya kalau dia menyukai Benadra tidak berhenti pada tahap itu saja.

Memang terkesan bodoh, Bara pun tidak tahu kenapa dia memiliki pemikiran seperti itu. Namun, ketika melihat Benadra yang tertawa kecil pada setiap lelucon yang ia lontarkan sepanjang jalan sudah cukup membuat Bara berdebar dan hatinya menghangat. Delapan belas tahun Bara hidup di dunia ini, dan ini adalah kali pertama ia merasa seperti ini.

"Udah sampe." Bara tersenyum setelah memarkirkan mobilnya. Lelaki itu dapat melihat Benadra yang tersenyum kecil dan menyampirkan ransel mungilnya sesaat sebelum Bara turun dari mobil.

Angin lembut khas pegunungan menghampiri wajah Benadra ketika gadis itu turun dari mobil. Ia tersenyum antusias saat melihat pepohonan yang tersusun rapi dan suara gemercik air mulai terdengar. Lampu warna warni yang berbaris di depan sebuah restoran yang mereka datangi benar-benar membuat Benadra terpana.

Leobra ✔️Where stories live. Discover now