13 - Karena Kutahu Engkau Begitu

4.7K 591 47
                                    

Sebelum membaca, jangan lupa untuk pencet tanda bintang di sudut kiri bawah layar ponselmu dan selalu beri dukungan untuk Leobra! Ayaflu!

=== Leobra===

"Hatchi!"

Entah sudah keberapa kalinya Bara mengeluarkan suara bersinnya yang menggelegar. Cuaca Ciwidey terasa menusuk sore ini. Bahkan, lelaki itu bisa melihat kabut putih pada setiap helaan napasnya. Mungkin karena sudah beberapa minggu ini hujan tak kunjung turun, membuat suhu semakin jatuh ke titik terendah.

"Buset, tau gini gue pake jaket tebel tadi." Bara menggerutu. Tangannya menyatu, saling menggosok satu sama lain agar bisa menimbulkan kehangatan tersendiri.

"Mas, barangnya ada yang mau dibantu bawain?" Bu Siti, penjaga vila milik Redza, bertanya pada Bara yang sedang berdiri sambil membuka bagasi mobil.

Bara menggeleng sekilas. "Nggak usah, Bu. Saya aja yang bawa nanti." Bara tak tega jika harus membuat wanita paruh baya itu membawa barang yang berat. Mata Bara meneliti sisi dalam vila milik Redza, mencari Qori dan Redza yang hilang sedari tadi karena berebut untuk pergi ke kamar mandi.

"Fotoin gue, Be!" Bara dapat mendengar seruan Rena dan tawa kecil milik Benadra. Entah kenapa, dua orang gadis itu berubah menjadi katro saat melihat pemandangan indah dari vila milik Redza. Mungkin karena banyak warna tanaman yang menyejukkan mata, atau pemandangan lereng perbukitan yang cantik untuk dinikmati.

"Ren, gila! Napas gue ada asapnya!" teriak Benadra girang. Gadis itu tertawa sendiri sambil memperhatikan kabut putih yang terbentuk saat ia mengembuskan napas dari mulut. Tak mau kalah, Rena juga dengan bodohnya mengikuti kegiatan Benadra.

Bara tertawa sendiri melihat tingkah aneh kedua gadis itu. Sekarang Bara sadar, mungkin kedua gadis itu bisa berteman karena memiliki selera yang hampir sama. "Daripada kaya orang gila gitu, mending bantuin gue bawa barang. Dingin ini."

Benadra tertawa geli. Dengan langkah lebar ia berjalan menghampiri Bara. "Gue bawa yang mana nih?"

Bagasi mobil itu terlihat cukup penuh, ada beberapa tas yang ditumpuk dan beberapa kantong plastik yang berisi bahan makanan. "Lo sama Rena bawa yang enteng aja, nanti yang berat biar gue yang bawa."

Dengan gesit Benadra dan Rena membawa barang-barang itu ke dalam vila. Disusul oleh Bara yang membawa tasnya di punggung dan menenteng banyak kantong belanjaan di kedua tangan. Kaki lelaki itu menendang kecil tas milik Qori dan Redza hinggak tas itu mencapai teras vila.

"Be, Ren, nanti kamar kalian yang di atas aja ya. Biar kamar mandinya di dalem." Qori berteriak sembari menuruni tangga. "Kalian istirahat sambil beres-beres dulu aja. Nanti malem biar kita bakar-bakaran."

"Siap!" Rena langsung membawa barang-barangnya dan pergi menuju kamar yang dimaksud Qori. Sepertinya gadis itu sudah tidak tahan lagi untuk meluruskan pinggang.

Bara melirik Benadra yang sedang berdiri di sampingnya. "Lo nggak mau ikutan istirahat? Lama banget, 'kan, tadi di mobilnya." Lelaki itu setengah berbisik ke arah Benadra.

"Kalau lo?" Benadra balik bertanya. Gadis itu teringat tentang bagaimana kemacetan menerpa mereka, apalagi Bara harus terjaga untuk menyetir mobil.

Bara menggeleng. "Dingin banget. Paling mau keluar ngerokok bentar abis itu mau nyiapin bakar-bakaran."

"Kalau gitu, gue ke atas, ya. Nanti kalo udah beres-beres gue temenin nyiapin bakar-bakarannya." Benadra tersenyum sekilas sebelum berlalu, membuat Bara memperhatikan gerak gerik gadis itu sampai menghilang di balik pintu kamar.

Leobra ✔️Where stories live. Discover now