12 - Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan (2)

4.2K 622 13
                                    

Sebelum membaca, jangan lupa untuk pencet tanda bintang di sudut kiri bawah layar ponselmu dan selalu beri dukungan untuk Leobra! Ayaflu!

=== Leobra===

"Kenapa Benadra badannya bisa panas banget gini? Kemarin waktu anterin Ben pulang, kamu nggak ajak dia ujan-ujanan, 'kan?" Sarah yang sedang mengecek kondisi Benadra bertanya pada Bara.

"Mana mungkin aku segoblok itu, Ma." Bara menghela napas.

Usai semua kejadian tadi, Bara langsung membawa Benadra pulang ke rumahnya. Bahkan, saat di dalam mobil pun Benadra tetap menangis sebelum akhirnya tertidur sambil menyandar pada Qori karena kelelahan. Kalau tentang perasaan Bara, jangan ditanya. Yang pasti lelaki itu masih berusaha untuk membatasi emosinya sekarang.

Di satu sisi, Bara merasa cemburu. Tapi, di sisi lain ia sadar bahwa di kondisi seperti itu sudah pasti Benadra tidak dapat memikirkan apapun. Dan saat itu, hanya Qori, satu-satunya orang yang paham tentang posisi Benadra.

Bara menatap Benadra yang masih terbaring. Sesampainya di rumah Bara tadi, Bara langsung membawa gadis itu untuk beristirahat di kamarnya.

"Katanya tangan Benadra tadi luka? Yang sebelah mana? Biar mama sekalian obatin." Tangan Sarah bergerak menuju pergelangan tangan Benadra yang masih terbungkus baju lengan panjang.

Tangan Bara bergerak cepat untuk menahan tangan ibunya. "Jangan, Ma. Biar Bara aja."

Sarah menatap anak lelakinya itu dengan pandangan bingung. "Kamu mau modus sama Benadra atau nggak percaya sama mama?"

"Pokoknya biar Bara aja."

Sarah menghela napasnya sambil menatap Bara lembut. Wanita itu tahu, Bara sangat khawatir dengan keadaan Benadra saat ini. Wanita itu tersenyum, menyadari betapa seriusnya perasaan Bara. "Ya udah. Tapi pelan-pelan ngobatinnya, kasian Benadra. Nanti malah kebangun gara-gara perih."

Bara menatap Sarah yang sudah menghilang di balik pintu. Tangan Bara beralih melihat pergelangan tangan Benadra. Ukuran tangan gadis itu dengan Bara terlihat kontras. Bara meringis sendiri saat melihat pergelangan tangan Benadra yang terluka ditambah dengan beberapa bekas luka sayatan di sana. Bara tak habis pikir, sudah berapa kali gadis ini melukai tangan mungilnya.

Lelaki itu menghembuskan napas sambil menatap nanar luka itu. Mengingat bagaimana Benadra yang berusaha keras untuk menyembunyikannya, sampai-sampai gadis itu selalu menggunakan baju berlengan panjang, karena itulah Bara tidak mau membiarkan ibunya melihat luka Benadra.

Bara mengambil selembar alcohol swab dan membersihkan luka di pergelangan tangan Benadra. Bara mendengar gadis itu meringis kecil dalam tidur, membuat gerakan Bara terhenti. Dengan lembut, Bara mengusap dahi Benadra.

"Tahan sebentar, abis itu kamu istirahat lagi."

Melihat Benadra yang tenang kembali, tangan Bara langsung mengambil obat merah dan mengoleskannya di pergelangan tangan Benadra. Kemudian lelaki itu melilitkan perban agar luka Benadra tertutup.

Bara menggenggam tangan Benadra yang sudah ia obati. Matanya menatap Benadra yang masih tertidur lelap.

Sebenernya apa yang pernah lo alami sampe lo bisa trauma kaya gini, Be.

***

Sekarang Rena sedang duduk di sofa yang sama dengan Redza dan sedang merasakan perasaan canggung yang luar biasa. Pasalnya sekarang ia berada di rumah Bara, seorang lelaki yang ia tahu tapi tidak ia kenal secara langsung. Tadi juga gadis itu sempat melihat Qori, teman Benadra yang sempat bertemu dengannya beberapa kali, tapi sepertinya lelaki itu sedang tidak bisa diganggu sekarang.

Leobra ✔️Where stories live. Discover now