11 - Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan (1)

4.8K 613 42
                                    

Sebelum membaca, jangan lupa untuk pencet tanda bintang di sudut kiri bawah layar ponselmu dan selalu beri dukungan untuk Leobra! Ayaflu!


=== Leobra===

Tidak ada yang salah dengan cuaca Bandung sore itu. Rintik air yang perlahan jatuh, menimbulkan bunyian lembut di kaca mobil Bara. Lelaki itu membuang puntung rokok terakhirnya sebelum menutup jendela mobil.

Wiper mobil bergerak senada dengan debaran jantung Bara saat ini. Genggamannya pada setir mobil mengerat. Tinggal sedikit lagi, maka pertemuan setiap akhir pekan yang dia tunggu-tunggu akan muncul di depan mata.

Bara memarkirkan mobil tepat di depan pagar rumah. Lelaki itu sedikit berlari, berlomba dengan rintik hujan yang jatuh menimpa. Bara masuk menuju pintu rumah yang sudah terbuka, telinga lelaki itu menangkap suara tawa yang sudah ia kenal.

Senyum Bara terbentuk saat melihat gadis yang ia kenal. Perlahan, ia menarik kursi di meja makan. Matanya tak pernah lepas menatap gadis berambut panjang itu dari belakang. Entah apa yang ia bicarakan dengan Sarah saat itu, yang jelas Bara menikmati setiap kata yang ia dengar sama seperti ia menikmati helaian rambut gadis itu yang menari senada dengan gerakannya.

"Loh, kamu kapan datangnya? Udah duduk di situ aja." Sarah menatap Bara kaget, wanita itu sedang membawa semangkuk sup sayuran untuk diletakkan di atas meja.

Ucapan Sarah membuat gadis yang sedang sibuk dengan penggorengan menoleh. Mata gadis itu melebar saat melihat Bara yang tersenyum kecil kearahnya. Gadis itu balas tersenyum, membuat matanya menyipit seperti bulan sabit.

Sarah menatap gelagat aneh dari kedua insan di dekatnya. "Kalian tuh, ya. Pake acara senyum-senyum segala. Bikin yang liat jadi malu sendiri." Wanita itu bergerak mengambil nasi putih dan sup yang sudah ia hidangkan. "Ben, udahan aja masaknya. Ini kayaknya anak laki udah ngeliatin mulu. Kamu makan aja dulu sama Bara."

Benadra segera membereskan alat masak di depannya sebelum akhirnya membawa sepiring tempe goreng untuk ditaruh diatas meja. Sarah sudah berlalu sambil membawa nampan berisi nasi dan lauk pauk untuk sang suami di kamar.

"Be—" suara Bara terpotong oleh getaran ponsel Benadra. Bara dapat melihat panggilan masuk di ponsel gadis itu.

Benadra tampak melirik Bara sekilas. "Kamu makan duluan aja. Ini aku mau ngomongin tugas kampus sebentar."

Bara menghela napas sebelum menelungkupkan kepala di meja. Matanya fokus menatap Benadra yang terlihat serius sekarang. Menatap gadis itu yang sedang mengerutkan kening karena berpikir, atau bicara menggebu-gebu tentang hal yang dia inginkan. Bara tersenyum, memperhatikan setiap raut wajah yang selalu menghangatkannya.

Namun senyum itu tidak bertahan lama, ternyata kesibukan Benadra berjalan lebih lama daripada perkiraan Bara. Sekarang gadis itu sedang fokus mengetikkan pesan singkat di ponselnya. Bara mendengkus, sepertinya gadis itu lupa kalau Bara sedang duduk sambil memperhatikannya.

"Udahan dong ngetiknya," lirih Bara. Lelaki itu mulai jenuh menatap Benadra yang tidak pernah mengalihkan perhatiannya dari benda pipih itu.

"Sebentar, temenku suka telmi kalo soal tugas gini. Jadi mending aku jelasin sekalian biar nggak ada yang salah." Benadra tetap fokus mengetikkan pesan di ponselnya.

"Makanannya jadi dingin."

"Kamu makan duluan aja, Bara. Kan capek abis dari jalan."

Bara menghela napasnya kesal. Kepalanya beralih mengintip hal yang sedang diketikkan Benadra di ponselnya. "Kayaknya aku demam deh." Sekarang lelaki itu sudah mulai mencari cara untuk menarik perhatian.

Leobra ✔️Where stories live. Discover now