28 - Kau (Final)

5.7K 560 46
                                    

Sebelum membaca, jangan lupa untuk pencet tanda bintang di sudut kiri bawah layar ponselmu dan selalu beri dukungan untuk Leobra! Ayaflu!

=== Leobra===

"Welcome to 96.9 FM ZRadio Bandung! Apa kabar Zlisteners semua? Akhirnya Ben bisa menyapa ruang dengar Zlisteners lagi. Gimana, ada yang kangen sama suara Ben? Karena Ben udah lama nggak ketemu sama kalian semua, 'Fortune Teller' kali ini akan Ben buat spesial. Ben bakal bahas tentang percinta-cintaan di antara kita, hehehe .... Ini topik favorit Zlisteners nih, yang selalu bikin rame laman twitternya ZRadio."

Bara menyisir rambutnya ke belakang, kesal. Dia sudah mendengar ulang streaming siaran ZRadio melalui ponselnya dan penyiar itu benar-benar Benadra. Lelaki itu menggenggam ponselnya erat, matanya menatap setiap manusia yang bergerak keluar dan masuk di gedung ZRadio, berharap Benadra adalah salah satu dari mereka.

Bara ingin menyumpah pada jalanan macet yang membuat laju motornya tersendat. Lelaki itu melirik jam di ponsel, sudah pukul sembilan, sudah hampir satu jam dan tiga puluh menit Bara menunggu di atas motornya. Jika siaran Benadra berakhir di pukul tujuh, maka Bara berharap kedatangannya belum terlambat.

Tangan Bara bergerak untuk melepas earphone yang ia gunakan saat melihat gadis dengan rambut sepunggung dan mengenakan sweater panjang berdiri di lobby ZRadio. Gadis itu tampak serius menatap ponselnya, mungkin karena sedang menunggu ojek online yang ia pesan.

Jantung Bara berdebar lebih cepat seiring dengan langkahnya yang mulai dekat dengan posisi gadis itu Berdiri.

"Benadra?" Bara mengeluarkan suara beratnya. Namun, binar di mata Bara menghilang tepat saat gadis itu menoleh. "Maaf, saya salah orang." Bara tersenyum kikuk dan mengusap tengkuknya salah tingkah.

Bara kembali duduk di atas motor dan mengusap wajahnya pelan. Menunggu dengan penuh harap seperti ini bukanlah hal yang bagus. Entah kenapa, setiap melihat gadis yang berperawakan mirip Benadra membuat Bara jadi berharap lebih. Membuat ia berharap bisa segera melihat Benadra berlari dan tersenyum ke arahnya. Ah, itu harapan yang berlebihan. Melihat Benadra yang sehat tanpa kurang satu hal pun sudah membuat perasaan Bara jauh lebih baik.

Bara menatap layar ponselnya, bahkan ia sudah berdebar saat melihat foto selfie-nya dengan Benadra. Bahkan hati Bara terasa penuh hanya dengan mendengarkan siaran radio milik gadis itu. Menunggu seperti ini terasa menyesakkan, seperti menjaga satu harapan yang berusaha ditarik lembut oleh realita.

Lelaki itu kembali memasang earphone-nya, memutar ulang siaran milik Benadra dengan suara gadis itu yang terasa memenuhi kepalanya.

"Untuk zodiak terakhir, Ben ada yang spesial buat leo. Kalau kamu, sebagai pemilik zodiak leo, merasa ada sesuatu yang sangat kamu tunggu sampai rasanya benar-benar sesak, Ben mau bilang kalo kamu nggak perlu nunggu lagi. Dia akan datang, dia akan cari kamu, karena pada akhirnya dia tau kalau kamu yang terbaik. Cheer up, Leo! Mendungnya sudah pergi. Sekarang udah cerah ... dan percayalah kalau dia juga kangen kamu. Lagu terakhir untuk hari ini, ada Fiersa Besari dengan Kau."

Bara diam. Hatinya terasa penuh hingga sesak dan sakit di saat bersamaan. Kalau seperti ini, apakah Bara masih boleh berharap lebih?

Harapan-harapan bodoh itu membuat Bara tetap menunggu, hingga tubuhnya kian menggigil diterpa angin malam dan ia yang tenggelam dalam kegelapan ketika ZRadio mulai meredupkan cahayanya.

Bara benar-benar rindu, dan dia tidak bercanda.

Kutitip rindu di sela malam

Berharap esok pagi kau ambil di sudut langit

***

Benadra Anindita:

Leobra ✔️Where stories live. Discover now