8 - Chasing Cars (1)

4.7K 709 51
                                    

Sebelum membaca, jangan lupa untuk pencet tanda bintang di sudut kiri bawah layar ponselmu dan selalu beri dukungan untuk Leobra! Ayaflu!

=== Leobra===

Bara, Redza, dan Qori tengah duduk menikmati rintik hujan yang jatuh di depan teras rumah Qori. Langit masih cerah, berbanding terbalik dengan rintik yang jatuh cukup deras. Namun, bukan aroma petrichor yang menghiasi indra penciuman mereka saat ini, melainkan bau tumisan bawang yang berasal dari dalam rumah.

"Qoi! Sini bantuin Ibu masak buat temen-temen kamu!"

Suara ibu Qori terdengar dari dalam rumah. Membuat Qori menghela napas dan melangkah ke dalam rumah, diikuti oleh Bara dibelakangnya.

Bara berjalan menghampiri ibu Qori yang tengah menyiapkan bahan makanan di dapur. "Bara bantuin, ya, Tan."

Wanita itu langsung tersenyum semringah. Tangan Bara yang terlatih untuk memasak memang sudah ia idamkan sejak dulu. "Nah, kalo gitu Bara potong-potongin bahannya aja, tante mau siapin ayamnya dulu." Ia menyerahkan pisau kepada Bara, lalu ia menatap anak lelakinya yang sedang duduk termangu di meja makan. "Heh, dimintain tolong malah ngelamun. Kamu beresin itu meja makan, abis itu cuci piring. Biar nanti makannya enak."

Qori memandang Ibunya jengkel. "Bu, yang anak Ibu tuh aku atau Bara, sih?" tanyanya.

"Kamu kan emang bakatnya bersih-bersih," ujar ibu Qori yang membuat tawa Bara meledak. "Qoi, kamu kemarin waktu ke Bandung ketemu sama Ben, nggak?"

Qori yang sedang menyusun piring kotor di meja makan mendongak. "Ketemu."

"Gimana kabarnya Ben? Ibu udah lama banget nggak ketemu dia. Coba sekali-sekali kamu ajak dia nginep di sini aja, dari pada dia sendirian di Bandung."

"Anaknya sih baik-baik aja. Dia juga kemarin sempet titip salam ke Ibu, tapi aku lupa kasih tau. Nanti kapan-kapan aku ajakin dia ke sini." Mata Qori melirik Bara yang masih sibuk dengan memotong bahan makanan.

"Si Ben udah punya pacar?" Pertanyaan yang dilontarkan ibu Qori itu membuat gerakan tangan Bara berhenti.

Qori membawa semua piring kotor ke tempat cuci piring di samping Bara. Lelaki itu menaikkan alis sambil melihat Bara yang berdiri disebelahnya. "Kayanya dia lagi pdkt sama gebetannya, Bu."

"Lah, emangnya kamu bukan gebetannya? Masa temenan terus bertahun-tahun, nggak bosen kamu? Ben kan baik banget anaknya, Ibu suka."

Kali ini Bara meletakkan pisau dan memundurkan tubuh sedikit. Bara menoleh, menatap ibu Qori yang sedang berdiri di depan kompor. "Si Benadra sih bilang sama aku kemarin dia udah punya pacar, Tan."

Qori mengecilkan volume air yang keluar dari keran. Lelaki itu terdiam sebentar saat mendengar perkataan Bara.

"Oh iya? Ah, sayang banget. Padahal Ibu suka banget sama Benadra." Ibu Qori kembali fokus dengan masakannya di kompor sebelum berbicara dengan Qori dengan nada mengejek. "Makanya Qoi, kamu tuh kalo ada cewek baik maju dong. Ini diajakin temenan, diajakin temenan. Dikira cewek suka kali temenan sama kamu. Ujungnya disalip, baru tau rasa kamu."

Bunyi ponsel Bara terdengar samar, membuat Qori menyenggol lengan Bara. "Hp lo bunyi tuh di kamar," ujarnya.

Bara meletakkan pisau dan meminta izin pada ibu Qori untuk mengambil ponsel di kamar Qori. Kamar Qori terletak di lantai atas, tepat di atas dapur, membuat Bara harus menaiki beberapa anak tangga untuk menuju ke Qori.

Ia langsung mengambil ponsel yang ia letakkan di ranjang dan menjawab telepon dari ibunya. Sesaat kemudian Bara terduduk di sisi ranjang. Lelaki itu memijat pelipis, merasakan emosi yang naik secara tiba-tiba.

Leobra ✔️Kde žijí příběhy. Začni objevovat