1

55.7K 8.7K 3.7K
                                    

Hyunbin menghela nafasnya, diikuti oleh Dohyun dan Mingyu. Di depan mereka, ada Dongbin, Sihun, dan Yunseong yang sedang termenung entah memikirkan apa.

"Gue curiga." Tiba-tiba, Seobin datang dan mengambil tempat duduk di samping Hyunbin. "Gue curiga kalo buku yang dimaksud itu death note," lanjutnya.

"Death note?" Kening Hyunbin mengkerut. "Itu apaan?"

"Lo gak pernah nonton atau baca gitu?" Seobin balas bertanya dan dibalas gelengan oleh Hyunbin.

"Death note itu buku yang bisa mengabulkan keinginan si pemegang buku, tapi cuma satu keinginan, yaitu membunuh seseorang. Nama lengkap orang yang diinginkan ditulis di buku itu, terus tinggal tunggu aja kabar kematian orang itu," jelas Seobin.

"Bentuknya kayak gimana? Warna apa?"

"Bentuknya kotak lah, warnanya hitam kalo gak salah."

"Ohh, soalnya gue pernah liat buku tulisan death note gitu di tempat sampah."

"Serius lo?!" Midam yang baru saja datang bersama Wooseok dan Yuvin berseru bersamaan.

Hyunbin mengangguk. "Tapi gue biarin aja, gue kira cuma buku tulis biasa yang udah penuh isinya. Lagian ngapain gue ngubek-ngubek tong sampah," ujarnya.

"Apa jangan-jangan ada orang yang ambil buku itu, terus dia coba tulis asal nama orang dan gak sengaja nulis nama Kak Jinhyuk buat ngetes buku itu?" Tanya Sihun menduga-duga.

"Nama Jinhyuk banyak kali, Bin," sahut Yunseong. "Pasti dia juga mikir siapa yang disebut namanya, gak mungkin asal-asalan."

"Tapi gue setuju sama pendapat Sihun, bisa jadi dia cuma mau ngetes buku itu berfungsi atau enggak," kata Seobin menyetujui.

"Oh ya, pemakaman Kak Jinyuk kemaren lancar, kan?" Seobin berusaha mengalihkan topik.

"Ada sedikit kendala," jawab Wooseok. "Kemaren orang tuanya marah-marah, nanyain kenapa anaknya bisa meninggal dengan kondisi kayak gitu."

"Loh, emangnya kondisi Kak Jinhyuk waktu gimana?"

"Perutnya ditusuk pake besi dan kepalanya retak."

Yang ada disana langsung bergidik ngeri mendengarnya. Yohan yang sejak tadi berpikir tiba-tiba menjentikkan jari, membuat perhatian berpusat padanya.

"Gimana kalo kita cari buku itu besok? Kak Jinhyuk juga minta kita, kan? Gue takut ada korban lagi," katanya.

"Gue setuju, tapi gue takut nama kita yang bakal ditulis disitu," celetuk Mingyu.

"Tanpa kalian cari bukunya pun gue bakal nulis nama kalian disitu. Tinggal tunggu aja tanggal mainnya."

Yuvin mengernyitkan dahinya. "Gue kayak denger sesuatu," katanya sebelum menoleh ke arah pintu yang terbuka.

"Gue yang dari tadi duduk disini gak denger apa-apa," balas Dohyun yang sejak tadi duduk di kursi dekat pintu.

"Ah, mungkin cuma perasaan gue aja," gumam Yuvin.

"Wonjin, Hyungjun, Guno, Mahiro, Jinwoo, Junho, sama Dongpyo kemana? Dari tadi gak keliatan," tanya Mingyu setelah menyadari ketidakhadiran ketujuh temannya itu.

"Mahiro sama Guno disuruh kumpul sama tim futsalnya, Wonjin sama Hyungjun disuruh pulang sama orang tuanya karena ada acara dadakan, Jinwoo kan emang gak dateng karena sakit, Dongpyo disuruh Kak Wooseok beli makanan, kalo si Junho lagi di rumah neneknya," jawab Dongbin, sekaligus menjelaskan.

Disini Wonjin sama Hyungjun sepupuan.

"Bentar deh," ucap Midam yang hanya diam menyimak sejak tadi.

"Kenapa?" Tanya Seobin.

"Bukannya Junho lagi ke luar kota ke acara pernikahan saudaranya?"

"Loh, tadi si Junho bilang ke gue mau berkunjung ke rumah temen lamanya," sahut Sihun.

Seobin langsung bingung. "Tadi dia ngechat gue, katanya dia lagi beli barang buat tugas kelompok sama temen-temennya," ucapnya.

"Loh, tadi dia bilang lagi benerin sepeda tetangganya yang rusak." Hyunbin yang teringat sesuatu langsung menyahut.

Wooseok memicingkan matanya. "Kalian gak bohong, kan?" Tanyanya penuh selidik.

Yang ditanya serempak menggelengkan kepala.

"Terus yang bener dia ada dimana?"































Disini yang lahir tahun 1999-2001 dianggap seumuran.

Yang lahir tahun 1996-1998 juga dianggap seumuran, dianggap lebih tua dari yang tahun 1999-2001.

Jadi, nanti jangan ada yang bingung.

Oh ya, kalo sifat mereka di cerita ini beda dari yang di real life, aku mohon maaf karena aku belum tahu sifat asli mereka kayak gimana.

Terima kasih.

|1| Death Note | Produce X 101 ✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora