4

34.8K 7.2K 3.7K
                                    

"Wih, ada film baru nih," kata Wonjin senang sambil selonjoran di lantai.

Sambil menyuap popcorn ke mulutnya, badannya bersandar ke sofa.

Sambil menonton film, dia terkikik sendiri karena film yang ditontonnya cukup lucu.

"Kak Wonjin, lagi nonton apa tuh?" Tanya Hyungjun sembari mengambil tempat duduk di samping Wonjin.

Wonjin menoleh sesaat. "Lo gak liat? Nonton film lah," jawabnya bercanda.

"Gue juga tau kali, maksud gue judul filmnya apa?"

"Ohh, gue juga gak tau. Tadi udah mulai terus kayaknya seru, ya udah gue tonton."

"Dih."

Wonjin terkekeh karena melihat wajah kesal Hyungjun yang menurutnya imut seperti bayi itu, sepupunya itu memang imut.

"Oh ya, gue baca chat di grup, katanya Kak Gichan, Minhee, Kak Jungmo, sama Eunsang balik lagi."

Wonjin yang lagi mengunyah popcorn langsung tersedak dan refleks memuncratkan isi mulutnya hingga mengotori karpet.

"Apa lo bilang?!"

Hyungjun menatap Wonjin aneh. "Lo kenapa dah? Kak Gichan, Minhee, Kak Jungmo, sama Eunsang balik, lo gak seneng?"

"Ish, kenapa mereka datengnya mendadak sih?"

"Loh, lo tau kalo mereka mau balik?"

Wonjin mengangguk. "Ho oh, mereka ngechat gue tadi malem, katanya mau dateng besok, kenapa malah hari ini, ya?"

"Tapi ada yang lebih penting dari itu, kita mau tetep disini atau ke rumahnya Kak Dongbin?"

"Ngapain? Kalo disana mau kumpul-kumpul gak jelas, gue mau disini aja. Mager gue naik motor dari Depok ke Jakarta, jauh."

"Bukan, gue dapet info, katanya Kak Dongbin meninggal."

Wonjin yang baru aja masukkin popcorn ke dalam mulutnya langsung menyemburkannya untuk yang kedua kalinya.

"Kok bisa?!" Tanyanya kaget, tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Katanya, dia meninggal gara-gara buku itu," ucap Hyungjun, berbisik agar tidak ada yang mendengar.

Dengan muka cemasnya, Wonjin berdiri dari duduknya, lalu meraih kunci motornya di atas meja, memakai jaketnya, lalu berjalan ke luar rumah dengan tergesa-gesa.

"Woi, lo mau kemana?!" Tanya Hyungjun setengah berteriak.

Wonjin berbalik badan, wajahnya tampak serius. "Ketemu si pemilik death note."







































Yuvin meneguk segelas air putih setelah makan ayam goreng masakan Yohan. Iya, saat ini dia sedang bersama Yohan di rumahnya, ada Midam juga, kok.

"Menurut lo, pemilik buku itu orang terdekat kita?" Tanya Yuvin.

"Iya, soalnya gak mungkin dong orang itu asal nulis nama orang, pasti dia sengaja dan udah punya niat dari awal," jawab Yohan.

"Kalo menurut gue, dia diantara kita berdua puluh dua, banyak banget anjir jumlahnya," sahut Midam yang sejak tadi hanya diam melihat Yuvin makan.

Yuvin terkekeh. "Jumlah kita emang segitu, mau gimana lagi? Ya kali kita usir mereka," candanya.

Yohan menepuk bahu Yuvin dengan keras. "Bisa aja lo, haha!" Tawanya.

"Sakit woi," kesal Yuvin sambil mengelus bahunya.

Yohan langsung panik. "Eh lo gak apa-apa, kan?! Aduh, mudah-mudahan gak patah tulang, gue gak mau bayarin biaya pengobatan nanti," katanya refleks.

"Gue tau lo anak taekwondo, jangan asal pukul dong," sungut Yuvin.

"Ya maaf, sini gue urut."

"Ogah!"

Midam geleng-geleng kepala melihat perdebatan keduanya. Daripada cuma diam tidak berbuat apa-apa, dia mengecek notif yang masuk di ponselnya.

Saat tak sengaja melihat sebuah chat masuk dari seseorang, Midam terbelalak terkejut.



S.Hyungjun
|Kak Midam!!!
|Wonjin mau ketemu sama pemilik buku death note, gimana ini?!

Cgh wjn, jgn smp ktm org itu|

|Ngetik apa sih itu? Yang jelas napa kak

Cegah Wonjin, jangan sampe| ketemu orang itu


"Dam, lo kenapa?"

Midam buru-buru mematikan ponselnya lalu berdeham. "Gak apa-apa, gue pergi dulu ya, ada urusan penting."

Yuvin dan Yohan saling melempar pandang kebingungan. Sementara itu, Midam segera bangkit dari duduknya dan pergi keluar secepatnya.

Setelah itu, dia memakai sarung tangan hitam, masker hitam, dan jaketnya yang juga hitam. Setelah memakai helmnya yang juga hitam, dia naik ke motornya yang berwarna hitam juga.

Tak ingin membuang waktu, dia menyalakan mesin motornya dan melaju kencang meninggalkan rumah Yuvin.

Kalau kalian berpikir dia akan mencegah Wonjin, kalian salah.

Dia hendak pergi ke rumah Dohyun, melabrak orang itu karena menguping pembicaraan rahasianya dengan Yuvin dan Yohan beberapa saat yang lalu setelah kabur begitu saja.
























































"Gimana ini? Gue takut kita ketauan sebelum mereka mati semua."

"Tenang, kita cukup bersikap seperti biasa, kan gak bakal ada yang tau kalo gitu."

"Tapi gue khawatir sama Junho, dia keliatan tau siapa yang ambil death note ini dari dia."

"Ya udah, tulis nama dia sekarang."

Laki-laki yang sedang duduk santai di kursi tersebut menggeleng dengan cepat.

"Dongpyo ketemu Junho tadi siang, dia pasti curiga."

Laki-laki di depannya menghela nafas. "Terus kita harus gimana?"

Dia menyeringai. "Besok malem, tulis nama yang berawalan huruf M."



























Menurut kalian, Seobin tetep ada disini atau enggak?

Tapi aku pengennya dia tetep jadi tokoh disini :(

Satu lagi, maaf untuk slow updatenya T_T

|1| Death Note | Produce X 101 ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora