Epilog

24.4K 5.4K 1.6K
                                    

"Halo Hyungjun, Minhee, apa kabar? Gue udah lama gak ngunjungin kalian, ya. Gue kangen."

Wonjin meletakkan bunga kesukaan Hyungjun dan Minhee di makam kedua temannya tersebut.

Cukup lama dia berdiam diri disana, sampai akhirnya dia menangis.

"Hiks, kenapa harus begini? Kenapa?"

Dari jauh, Mogu, Eunsang, dan Hyunbin menatap Wonjin dengan sendu.

Wonjin menangis, kemudian berhenti, kemudian menangis lagi.

"Gue nyesel karena gak jujur dari awal, seharusnya gue penjarain mereka dari awal. Gue emang temen yang bodoh ya. Haha!"

"Kak Wonjin..." Eunsang tiba-tiba menangis.

"Maaf, gue belum bisa tepatin janji gue mau ngajak kalian berdua, Hyunbin, sama Jungmo buat jalan-jalan berlima. Kalian pasti inget kan janji gue? Tapi sayang, semua itu gak bakal terjadi. Karena kalian pergi ninggalin gue."

Mogu yang tidak tahan lagi karena Wonjin terus menyalahkan dirinya memberanikan diri untuk maju.

"Wonjin."

Wonjin menoleh.




BUGH!



"Kak Mogu, lo gila hah?!" Seru Hyunbin refleks karena terkejut dengan tindakan tiba-tiba kembaran Jungmo tersebut.

"Kenapa lo nonjok gue hah?!" Tanya Wonjin tak terima seraya memegang pipinya yang terasa sakit.

"Kenapa lo bilang?" Mogu mengepalkan tangannya erat. "Lo sadar! Yang udah pergi gak bakal bisa kembali lagi! Lo begini juga gak ada gunanya! Takdir gak bisa diubah, Ham Wonjin!"

"Gue tau! Tapi gue belum bisa terima semuanya, Mogu! Lo-ARGH!"

"Udah! Gak baik ribut-ribut kayak gini, apalagi di depan makam temen kalian sendiri!" Lerai Eunsang yang lama-lama geram.

"Kak Wonjin, Kak Mogu bener, lo harus terima semuanya walaupun aslinya lo belom bisa. Mereka gak bakal tenang kalo lo begini terus," ucap Hyunbin sendu.

Wonjin diam, kepalanya tertunduk. Tangannya meremat jaket yang dikenakannya, dia menggigit bibir bawahnya.

Tak lama kemudian, terdengar isak tangis dari mulutnya. Dia mendongak, menatap ketiga temannya.

"Maaf, maafin gue."

Mogu tersenyum, lalu dia memeluk Wonjin. "Gak apa-apa, gue ngerti, kok."

Kemudian Eunsang ikut memeluk Wonjin. "Kak Wonjin jangan sedih lagi, nanti kita ikutan sedih lho."

Hyunbin yang melihatnya mendecih. "Ngapain coba peluk-peluk," gumamnya.

"Ayo sini gabung," ajak Mogu meledek Hyunbin.

"Sini, nanti kita kayak film apa itu namanya, yang warna-warni?" Eunsang ikut mengajak.

Hyunbin mengernyit. "Teletubbies?"

"Nah itu!" Seru Eunsang senang sendiri.

"Cih, ogah."

"Ayo Hyunbin, kan kita temen."

"Gak mau."

"Hyunbin."

Hyunbin dengan malas ikut memeluk Wonjin bersama Eunsang dan Mogu.

"Udah nih, puas?" Tanya Hyunbin dengan nada ogah-ogahan.

"Nah, gitu dong!"

Hyunbin mendecih. Padahal dalam hati dia senang situasi seperti ini, dia merasa pertemanan mereka semakin erat.

"Gue berterima kasih ke kalian yang selama ini selalu menghibur gue, selalu ada buat gue, makasih banget," kata Wonjin.

"Jangan sedih lagi, ya. Jungmo bisa marah sama gue kalo lo nangis terus," celetuk Mogu yang membuat Wonjin terkekeh.

"Siap, pak bos!"

Mogu tertawa, begitu juga dengan Wonjin, Eunsang, dan Hyunbin.

"Nanti kalo Dohyun udah bangun, kita ajak dia jalan-jalan. Kan seru tuh," kata Eunsang semangat dan antusias.

"Ayo lah, tapi Wonjin jangan nangis terus," celetuk Mogu lagi.

"Ish, udah tau gue orangnya gampang nangis. Apalagi kalo kayak gini." Wonjin langsung cemberut.

"Cup cup cup, jangan nangis lagi ya dedek."

"Kak Mogu!"

Eunsang dan Hyunbin langsung tertawa terbahak-bahak melihat Wonjin yang menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal.

Di sisi lain, dua orang pemuda yang sejak tadi menyaksikan keempat orang tersebut tertawa kecil sambil melempar pandang satu sama lain.

"Minhee, gue seneng banget bisa ngeliat Kak Wonjin ketawa lagi kayak biasanya. Tapi sayangnya kita harus pergi."

"Gue yakin kita semua bakal dipertemukan suatu saat nanti."

Laki-laki berambut keriting itu tersenyum sambil mengangguk lucu, membuat pemuda tinggi di sampingnya terkekeh.

"Ayo kita pamit dulu."

"Ayo!"

Mereka berdua saling merangkul pundak satu sama lain, kemudian tersenyum.

"Kak Wonjin, Kak Mogu, Eunsang, Hyunbin, kita pamit dulu ya. Kita nitip salam buat Dohyun, ya. Sampai jumpa nanti!"

Wonjin yang mendengar sesuatu langsung menoleh ke arah pohon besar tak jauh di depannya.

Namun yang ia lihat hanyalah daun yang berguguran, tidak ada siapa-siapa disana.

Tanpa sadar, senyuman terukir di bibirnya.

"Sampai jumpa nanti, Hyungjun, Minhee."











The End














































Gak nyangka aku death note udah end huaaa😭😭😭

Thank you bagi yang sudah membaca death note. Cerita ini gak bakal selesai tanpa kalian.

Bagi kalian yang masih bingung akan beberapa hal, nanti ada chapter khusus penjelasannya, ditunggu ya :")

Oh ya, aku mau nanya tiga hal.

Kalian nemu cerita ini dari mana?

Menurut kalian, cerita ini tuh gimana sih?

Aku kepo, serius:v

Dan yang terakhir.

Aku mau buat cerita anak pdx lagi, soalnya aku kangen kebersamaan mereka :(  Kira-kira ada yang mau baca gak?

Sekali lagi, aku ucapkan terima kasih untuk kalian semua.

Luv u all ♡♡♡

|1| Death Note | Produce X 101 ✓Where stories live. Discover now