15

22.1K 5.4K 1.8K
                                    

"Heh, lo gak mau ngomong apa gitu sebelum dipenjara?" Tanya Minkyu pada Wonjin yang duduk di sebelahnya.

Sambil fokus menyetir mobilnya, Minkyu sekilas melirik Wonjin yang hanya diam dengan tatapan kosong, memandang langit mendung.

Minkyu menghela nafas lalu memutuskan untuk menepi sebentar.

"Sorry, gue gak mau lo dipenjara, tapi ini demi kebaikan kita semua."

Wonjin mengambil nafas dalam-dalam, kemudian membuangnya perlahan. Dia mengusap perban yang melingkar di kepalanya, lalu beralih menatap Minkyu.

"Lo tau kan seberapa besar dosa orang yang suka nipu orang?" Tanya Wonjin dengan senyum aneh yang terukir di sudut bibirnya.

Minkyu hanya diam, dan Wonjin lanjut berbicara.

"Gimana ya, gue sih gak apa-apa dipenjara, tapi semuanya gak bakal selesai, Minkyu."

Wonjin terkekeh pelan. "Lo ngira pelakunya itu gue, kan? Tau dari mana emangnya?" Tanyanya menantang.

"Gu-gue nemu death notenya di rumah lo," jawab Minkyu gelagapan.

"Siapa yang izinin lo masuk ke rumah gue?"

Skakmat, Minkyu seketika bungkam pertanyaan Wonjin yang mampu membuatnya bingung untuk menjawab.

"Gue diizinin ibu lo," kata Minkyu beberapa saat kemudian.

"Ibu gue?" Wonjin tertawa sarkas. "Ibu gue udah meninggal."

Minkyu semakin gelagapan, bingung mau mengatakan apa untuk membalas perkataan Wonjin.

"Udah lah, lo bisa bohongin yang lain, tapi lo gak bisa bohong sama gue. Gue udah biasa nanganin orang kayak lo."

"Gue serius, waktu itu ada ibu-ibu di rumah lo."

"Minkyu, lo mau tau satu hal gak?"

Minkyu mengerutkan keningnya bingung. "Apaan?"

Tanpa aba-aba, Wonjin menojok Minkyu dan langsung membuka pintu mobil kemudian kabur begitu saja.

"Sialan," desis Minkyu penuh amarah lalu segera keluar dari mobil.

Namun, dia melihat Wonjin naik ke motor yang dikendarai seseorang dengan helm fullfacenya, membuat ia kesulitan melihat wajah dibalik helm tersebut.

"Lo gak bakal bisa laporin gue ke polisi. Haha!"

Setelah itu, Wonjin pergi bersama orang itu. Melaju cepat memecah keheningan malam.






































































Hari mulai pagi, matahari bersinar terang. Burung-burung berkicau membuat irama yang indah, membuat Eunsang terbangun dari tidurnya.

Dia duduk di pinggir kasurnya sejenak sambil menguap, kemudian menatap ke arah jam dinding.

Setelah nyawanya terkumpul kembali, Eunsang beranjak bangun menuju ruang tamu dan duduk si sofa.

Sambil mengusak rambutnya yang berantakan seperti sarang burung, Eunsang menekan tombol di remote televisinya untuk menonton berita terbaru.

Tapi ponselnya yang berdering mengalihkan perhatiannya. Tanpa melihat siapa yang menelpon, dia mengangkatnya.

"Halo, ada perlu apa?" Tanyanya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Woi, lo lagi dimana?!"

Eunsang menjauhkankan ponselnya dari telinga ketika seruan seseorang dari seberang sana.

"Ini siapa ya?"

"INI GUE WOOSEOK BEGO!"

Kedua mata Eunsang membulat terkejut. Rasa kantuknya seketika hilang digantikan dengan rasa panik yang luar biasa.

Gimana tidak panik kalau yang menelpon adalah Wooseok yang seram ketika marah.

"Iya Kak Wooseok, kenapa ya?"

"KITA UDAH JANJIAN MAU KE RUMAHNYA YOHAN, BURUAN DATENG ATAU GUE BAKAL BENCI LO SEUMUR HIDUP!"

Setelah berteriak begitu, Wooseok mematikan panggilan secara sepihak. Eunsang melempar ponselnya ke sofa dengan asal, kesal karena Wooseok menganggu waktunya.

"Sekarang gue mandi, terus berangkat deh."

Eunsang berdiri dari duduknya setelah melakukan peregangan badan. Setelah mematikan televisi, Eunsang berjalan menuju kamar mandi dengan segera.

Tapi, ponselnya yang berdering lagi membuatnya menggeram kesal. Dengan langkah lebar dia mengambil ponselnya dan mengangkatnya.

"Gue bakal dateng, Kak Wooseok. Tapi gue mandi dulu."

"Kak Wooseok dari mana?! Ini gue Seobin bego!"

"MASIH PAGI GUE DIKATAIN BEGO SAMA DUA ORANG?! ARGH!" Eunsang berteriak marah.

"Bodo amat, ini berita penting woi! Lebih penting dari hidup lo!"

"Jadi lo pikir gue lebih baik mati gitu?! Lo pikir nyawa gue murah?!"

"Terserah lah, cepet dateng ke rumah Kak Gichan sekarang. Gak pake lama!"

"Kan kita janjiannya di rumah Kak Wooseok, kenapa jadi disana?"

"Yohan sama Kak Yuvin nemu mayatnya Kak Gichan kegantung di pohon!"





















































"Untung lo dateng tepat waktu."

"Hehe, gue kan selalu gercep, Kak Wonjin. Terus, apa lagi yang harus gue lakuin?"

"Lo jangan pernah ketauan sama yang lain, sebelum gue kasih kejutan spesial untuk para pemegang death note."

"Lo baru tau dua orang kan? Kenapa gak lo bongkar aja dulu kedok mereka."

Wonjin tersenyum miring. "Gue mau main-main dulu sama mereka. Kita liat seberapa jago mereka drama."

"Tapi kalo nama lo ditulis sama mereka gimana?"

"Mereka gak bakal nulis nama gue. Kalo gue meninggal, otomatis yang lain ngira bukan gue pelakunya."

"Haha, pinter juga lo."

"Iya dong, detektif Wonjin gitu loh."

"Oke, beberapa hari ini lo nginep di rumah gue aja. Urusan baju, gue udah siapin semua. Lo harus sembunyi dulu."

Dengan senyum lebarnya, Wonjin menepuk-nepuk pundak laki-laki di depannya.

"Makasih ya, Hyunbin."
















New cast

Kim Hyunbin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kim Hyunbin

|1| Death Note | Produce X 101 ✓Where stories live. Discover now