2

37.7K 8.4K 2.7K
                                    

"Disini senang, disana senang, dimana-mana hatiku senang. Tapi sayang, doi gak peka-peka, senengnya gagal deh."

Dongpyo berjalan sambil melompat-lompat kecil seiringan dengan langkah kakinya. Sesekali dia bersenandung riang sambil mengayunkan kedua kantung plastik di kedua tangannya.

"Dongpyo haus nih, beli minum dulu kali ya. Ke warung situ sebentar deh."

Sambil melanjutkan nyanyiannya yang sempat terhenti, Dongpyo berjalan menuju warung yang dimaksud.

"Ibu, Dongpyo beli es teh satu ya! Gak pake gula, soalnya Dongpyo udah manis, hehe!" Serunya pada seorang wanita paruh baya yang sedang menata barang di dalam warung.

"Kamu bisa aja, untung manis beneran." Dongpyo hanya menunjukkan cengirannya saat wanita paruh baya tersebut membalas seruannya.

Sembari menunggu, Dongpyo mengambil tempat duduk di belakangnya. Kantung plastik yang sedari tadi ia pegang, ia letakkan dulu di atas meja.

Dongpyo menggumamkan sebuah lagu dengan tangan yang mengetuk meja, menyesuaikan irama lagunya.

Matanya bergerak memandangi sekelilingnya yang lumayan sepi. Maklum, hari ini cuacanya panas, orang-orang pasti malas keluar rumah.

"Nih, es tehnya udah jadi."

"Makasih, bu. Berapa harganya?"

Ibu tersebut tersenyum. "Gratis."

"Yang bener bu?! Wih, makasih banyak, bu. Ibu baik, deh."

Ibu tersebut terkekeh melihat Dongpyo yang menggemaskan itu. "Sama-sama."

"Dongpyo pergi dulu ya, bu."

"Eh nak, tunggu sebentar."

"Iya, kenapa?"

"Kamu kenal sama laki-laki yang lagi kebingungan di kebun itu, gak?"

Saat ibunya menunjuk kebun yang berada tak jauh dari warungnya, Dongpyo langsung menoleh kesana.

"Loh, itu kan Junho. Saya kesana dulu ya, bu. Selamat siang!"

"Iya, nak. Hati-hati."

Dongpyo segera mengambil kantung plastik makanannya, kemudian berlari menghampiri Junho yang sedang menggaruk-garuk kepalanya bingung di tengah-tengah kebun.

"Junho, lo ngapain disini?"

Junho yang berdiri membelakangi Dongpyo tersentak kaget dan langsung berbalik badan.

"Eh, lo ngapain disini?"

"Lah, kan gue yang nanya duluan."

"Gue lagi nyari sesuatu, nih. Tadi ada orang yang bawa lari alias dicuri."

"Apaan yang dicuri?"

"Buku gue."

Dongpyo ber-oh ria sambil mengangguk-angguk. "Gue bantuin, ya?" Tawarnya.

"Enggak usah, kayaknya gak ada disini deh. Gue balik dulu, ya."

"Buru-buru amat, lo gak mau mampir ke rumahnya Kak Wooseok? Yang lain pada ngumpul disana."

"Gue lagi ada acara, penting nih, sorry banget, ya."

Dongpyo langsung cemberut. "Yah, padahal kita mau seru-seruan disana. Ya udah deh, kalo gitu gue kesana dulu, ya," katanya.

"Oke, hati-hati di jalan, ya. Belakangan ini banyak pembunuhan soalnya."

"Ah, bisa aja lo," celetuk Dongpyo sambil tertawa hambar.

"Dongpyo, kalo lo nemu buku warna hitam dan ada tulisan death note nya, tolong langsung dibakar, ya. Jangan lupa baca mantranya."

Tawa Dongpyo langsung berhenti, digantikan dengan wajah terkejutnya dan dirinya yang diam membeku di tempat.

"Dia tau darimana tentang buku itu?"

|1| Death Note | Produce X 101 ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt