23

20.2K 5.4K 3.1K
                                    

"Tapi, kalo gue termasuk salah satu pelakunya gimana dong?"

Senyum Hyunbin seketika luntur. "Maksud lo apa, Kak Wonjin?" Tanyanya penuh kewaspadaan.

Wonjin tertawa. "Gue ulangi, kalo gue termasuk salah satu pelakunya gimana? Lo masih mau lanjutin rencana?"

Hyunbin langsung memasang posisi kuda-kuda dengan kedua tangan terkepal.

"Lo takut ya sama gue?" Tanya Wonjin sambil menyeringai.

Wajahnya yang diterangi sinar lampu jalan yang remang-remang membuatnya terlihat menyeramkan. Apalagi Wonjin tersenyum lebar seolah-olah senang karena sudah mendapat mangsa.

"Kalo gue bohongin lo dan Jungmo gimana?" Tanya Wonjin lagi sambil melangkah maju.

Hyunbin memundurkan langkahnya dengan posisi waspada. "Gue gak nyangka lo termasuk pelakunya."

"Hehe, akting gue bagus kan? Lo lupa ya? Gue kan pernah main drama pas masih kecil, jelas banget dong kalo gue jago akting."

"Sekarang mau lo apa?"

"Gue mau..." Wonjin terlihat berpikir sebentar. Setelah itu, dia menatap Hyunbin sambil tersenyum miring.

"Kalo gue mau cinta dari lo gimana? HIYA HIYA, KENA TIPU ULULULULU!"

Rahang Hyunbin terbuka lebar alias menganga karena terkejut melihat Wonjin yang jingkrak-jingkrak tidak jelas sambil tertawa.

"Gue seneng banget berhasil bohongin lo haha!"

"Jadi lo cuma akting doang? Lo cuma bercanda?!" Tanya Hyunbin tak percaya yang dibalas anggukan kepala dari Wonjin.

"Iya dong, kan ide dari gue."

Tiba-tiba seorang laki-laki bertubuh tinggi keluar dari balik pohon sambil terkekeh.

"Minhee, gue gak nyangka ide lo berhasil," kata Wonjin sambil melakukan tos dengan Minhee.

"Loh, bukannya Minhee meninggal di kantor polisi?" Tanya Hyunbin dengan mulut menganga.

Keren kan, mulutnya menganga tapi bisa ngomong, jelas pula. Kalian bisa gak?

"Gue dibilang meninggal itu bagian dari rencananya Kak Wonjin sama Kak Jungmo. Eh pas di kasih tau Kak Jungmo kalo pelaku-pelakunya pada kaget pas gue dikabarin meninggal gue ngakak paling kenceng dari Kak Wonjin karena mereka berhasil ditipu."

Inget kan pas Jungmo bilang , "rencana lo berhasil, Wonjin." Nah, itu rencana yang dimaksud Minhee tadi.

"Kalo gitu, sekarang kita ke tempatnya Hyungjun. Gue takut mereka dihadepin sama Kak Jinhyuk," ajak Wonjin.

"Ayo," balas Hyunbin lalu naik ke motornya.

Minhee tiba-tiba diam, membuat Wonjin keheranan. "Minhee, lo kenapa?" Tanya Wonjin.

Minhee balas menatap Wonjin. "Kita bonceng tiga gitu?"



































































"Hoon, mayatnya Minkyu mau kita apain?" Tanya Yohan pada Sihoon yang lagi duduk santai dengan kaki dinaikkan satu ke atas sofa.

"Buang aja, gitu aja pake nanya."

"Buang kemana anjir?! Nanti keliatan tetangga kita bisa dilaporin!"

"Nanti tinggal tulis nama tetangganya, gampang kan?"

Yohan mendelik. "Emang lo tau nama tetangga gue?"

Sihoon memutar bola matanya malas. "Begini nih punya temen yang begonya gak ketulungan. Kan lo tau namanya, nanti lo yang nulis!" Bentaknya ngegas.

"Ya maap, santai napa sih," cibir Yohan.

Sihoon mendengus lalu membuka pesan yang masuk di ponselnya beberapa menit yang lalu.

Ternyata dari Eunsang.


Kak Sihoon, tulis nama Jinwoo sekarang.


Sihoon menyeringai. "Han, mau ada korban lagi nih," katanya sambil mengeluarkan pulpen dan death notenya.

Yohan mengernyit. "Siapa?"

"Jinwoo."

Senyuman Yohan perlahan mengembang. "Ayo tulis nama dia sekarang!" Ucapnya tak sabaran.

Sihoon mengangguk. "Selamat jalan, Lee Jinwoo," gumamnya sembari menuliskan nama Jinwoo di buku death notenya.

"Gue harap dia mati dengan cara yang sadis," kata Yohan ketika Sihoon selesai menulis dan menutup bukunya.

"Itu pasti, haha!"








BRAK!













































"Kim Sihoon, Kim Yohan, kalian kami tangkap atas tindakan pembunuhan!"

|1| Death Note | Produce X 101 ✓Where stories live. Discover now