26

22.6K 5.1K 970
                                    

Kalian nyadar kan kalo di spoiler sebelumnya nama Dohyun gak ada? :)

Sebenernya, spoiler tersebut untuk epilog. Ditunggu epilognya :)





















Wonjin menangis lagi.

Selalu seperti itu sampai Mogu, Eunsang, dan Hyunbin tak tahu harus bagaimana lagi.

"Jin, ini udah satu tahun. Lo harus terima kenyataannya, Jin."

Dengan mata yang basah karena air mata, Wonjin menoleh ke arah Mogu yang berdiri di ambang pintu dengan tatapan sendunya.

"Gue gak terima mereka pergi, apalagi karena dibunuh sama Kak Jinhyuk," lirih Wonjin kemudian kembali menghadap jendela, memandang langit mendung.

Kemudian hening. Tak ada yang bersuara. Wonjin diam dengan tatapan kosongnya, dan Mogu diam karena bingung mau mengatakan apa.

Sampai akhirnya, Mogu membuka suara, membuat atensi Wonjin beralih kepadanya.

"Jin, di dunia ini gak ada yang kekal. Semua pasti pergi pada waktunya. Semuanya udah diatur sama Tuhan, kita harus ikhlas dan merelakan mereka berdua pergi."

"Tapi kenapa harus secepat itu?" Gumam Wonjin pelan, nyaris tak terdengar.

Mogu tersenyum seraya menghampiri Wonjin, kemudian duduk di sampingnya, dan mengusap-usap pundaknya.

"Semuanya udah diatur sama Yang Di Atas," jawab Mogu. "Jin, lo gak boleh patah semangat. Masih ada gue, Hyunbin, Eunsang yang udah sembuh, dan ehm Dohyun."

"Lo detektif, Wonjin. Lo punya tugas membantu orang banyak di luar sana. Gue yakin Minkyu selaku sahabat baik lo bangga sama lo. Jadi, ayo bangkit," lanjut Mogu yang sembari tersenyum.

"Sorry, gue udah berhenti."

Mogu mengernyit. "Maksud lo?"

"Gue berhenti jadi detektif."

"K-kenapa?"

"Minkyu bener, gue selalu gagal jalanin tugas gue. Buktinya, gue gak bisa nyelamatin temen-temen gue sendiri."

"Jin..."

"Seharusnya gue dapet hukuman karena itu, gue ngebiarin temen-temen gue mati di depan mata gue sendiri."

"Wonjin, semua itu bukan salah lo."

"Semua itu salah gue! Andaikan gue jujur dari awal, andaikan gue kasih tau mereka siapa pelaku yang sebenernya, mereka gak bakal pergi!"

Nafas Wonjin memburu, dadanya naik turun, wajahnya merah padam, membuat Mogu diam tak berkutik di tempat.

Seketika Wonjin sadar, tatapannya melunak, sorot matanya mengisyaratkan rasa bersalah.

"Ma-maaf."

Setelah itu Wonjin pergi keluar, meninggalkan Mogu yang menatapnya sendu.

Sesaat kemudian Mogu menghela nafasnya, kemudian menatap sebuah foto yang terpajang di dinding kamar Wonjin.

"Gue bakal bikin Wonjin bahagia lagi, gue bakal bikin Wonjin kembali seperti dirinya yang dulu. Gue janji."

Begitu kata Mogu sebelum pergi menyusul Wonjin, meninggalkan foto tersebut, dimana ada lima laki-laki yang tersenyum cerah ke arah kamera.

Foto sahabat terbaik Wonjin. Koo Jungmo, Moon Hyunbin, Song Hyungjun, Kang Minhee, dan Wonjin sendiri.





























































"Hyunbin, kita udah lama gak pergi ke makam Hyungjun sama Minhee."

Hyunbin yang sedang membaca buku menghela nafasnya.

"Bukannya gue gak mau, Kak Wonjin belum pernah kesana, bahkan acara pemakamannya dia gak dateng. Gue ngerasa harus ngajak dia kesana, gue harus ajak dia."

Eunsang membuang nafas panjang, lalu duduk di samping Hyunbin.

"Dohyun juga belum pernah kesana. Besok kita pergi sama-sama, yuk."

"Masalahnya, emang Kak Wonjin mau pergi kesana? Lo inget terakhir kali Kak Mogu maksa dia buat ikut, dia marah besar dan ngusir kita semua."

Hyunbin benar, Wonjin benar-benar tidak mau pergi ke makam Hyungjun dan Minhee dengan alasan belum siap mengunjungi kedua temannya yang sudah pergi jauh. Sangat jauh.

Hyungjun dan Minhee meninggal satu tahun yang lalu karena dibunuh oleh Jinhyuk.

Jinhyuk ingin menusuk Minhee dengan pisau lipatnya, namun Hyungjun dengan cepat berdiri di depan Minhee, membuat dirinya yang tertusuk pisau.

Tak sampai disitu, Jinhyuk langsung menusuk dada Minhee berkali-kali. Membuat keduanya tak dapat diselamatkan lagi.

Sekarang Jinhyuk dipenjara, dipenjara seumur hidup bersama Sihoon dan Yohan.

Lalu bagaimana dengan Dohyun?

"Kita juga belum ngunjungin Dohyun, Hyunbin. Temen macam apa yang jarang ngunjungin temennya sendiri di saat temennya itu berada di antara hidup dan mati."

Hyunbin menghela nafas panjang, lagi. "Lo sendiri tau orang tuanya ngelarang kita buat jenguk dia di rumah sakit. Kita dateng aja langsung diusir," katanya.

Eunsang mengulum bibirnya, sebelum akhirnya kembali bersuara. "Kita gak boleh diem aja, Hyunbin. Dohyun temen kita, kita dateng lagi ke rumah sakit, ya."

"Tapi-"

Drrtt

Ponsel Hyunbin yang bergetar di atas meja menarik atensi mereka. Tertera nama Mogu disana.

Tanpa membuang waktu, Hyunbin mengangkatnya.

"Halo?"

"Kalian bisa dateng ke makamnya Hyungjun sama Minhee?"

Hyunbin dan Eunsang saling pandang.

"Kenapa?"

"Wonjin ada disana, dia nangis."




















































Setelah ini epilog ya.

Maaf karena death note harus tamat secepat ini.

Dan maaf kalau chapter terakhir ini kurang seru dari chapter-chapter sebelumnya :(





|1| Death Note | Produce X 101 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang