17

21.4K 5.4K 3.7K
                                    

Yuvin dan Yohan berjalan kaki untuk mencari Mahiro, Dohyun, dan Jyunhao yang katanya Jungmo hilang entah kemana.

Mereka memutuskan untuk mencari ketiga temannya itu berdua setelah berpencar dengan Wooseok bersama dengan Seobin.

Jungmo? Dia pergi entah kemana.

"Sepi banget anjir jalan disini," kata Yohan membuka pembicaraan.

"Iya, kayak hati lo," celetuk Yuvin yang langsung mendapat tendangan di tulang keringnya.

"Goblok banget deh, heran gue."

"Ngaca dong, lo sama aja kayak gue."

"Tapi gue lebih jago berantem daripada lo."

"Tapi gue lebih pinter dari lo."

"Pinter? Pinter bohong maksudnya?"

Yuvin menoleh dengan kaget. "Bohong apaan? Kapan gue bohong?" Tanyanya.

Yohan berhenti melangkah, lalu menatap Yuvin. "Kapan lo bilang? Sejak Kak Jinhyuk meninggal lo udah bohong, Kak Yuvin."

"Bohong tentang apa? Gue gak pernah bohong."

"LO BISA DENGER PIKIRAN ORANG TAPI LO GAK JUJUR KE KITA SEMUA!" Yuvin tersentak ketika Yohan membentaknya.

Yohan dengan amarah yang menggebu-gebu menunjuk Yuvin dengan geram.

"Kenapa lo gak jujur?! KENAPA?!"

"Gue gak tau."

"LO KAN BISA DENGERIN SUARA PIKIRAN ORANG, KENAPA LO GAK PERNAH TAHU SIAPA PELAKUNYA?!"

"GUE TAU!"

Mata Yohan membulat, sementara itu Yuvin refleks menutup mulutnya.

"Lo tau?" Tanya Yohan dengan mata menyipit. "Lo tau tapi gak pernah bilang."

"G-gue gak punya bukti yang mengarah ke mereka."

"Seenggaknya lo bilang! Emang pelakunya siapa?!"

"Pelakunya itu-"






















































Belum sempat Yuvin memberitahu Yohan, tiba-tiba batang pohon di atasnya menimpanya dan jatuh tepat ke atas kepalanya.

Lebih mengerikan lagi, ranting pohon di batang tersebut menembus kepala bagian belakangnya hingga ke bagian wajah.


























































"Gue tuh benci banget sama lo," ucap seseorang sambil melangkah mendekati Wooseok yang melangkah mundur, menjauh dari orang itu.

"Lo gak punya hati."

Tangan orang itu perlahan mengeluarkan sebuah pisau dari balik jaket yang dia kenakan.

"Lo harus mati."

"Kenapa?! Lo iri sama gue karena masalah itu?" Wooseok memberanikan diri untuk bertanya.

"Papa sama mama sayang banget sama lo, sementara gue ditelantarkan gitu aja. Lo pikir gue gak sakit hati?"

Sorot mata Wooseok berubah sendu, kakinya yang melangkah berhenti, tak peduli kalau orang di depannya ingin membunuhnya.

"Maaf, gue gak bisa jadi kakak yang baik buat lo."

|1| Death Note | Produce X 101 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang