16

22K 5.5K 3.2K
                                    

"JUNHO MENINGGAL?! KOK BISA?!"

"Jinwoo gak sengaja liat mayat orang di tengah jalan dan ternyata mayatnya Junho."

Wooseok menyandarkan badannya ke dinding di belakangnya. Kepalanya mendadak pusing, masalah yang terjadi membuatnya kesulitan untuk berpikir.

"G-gue takut," cicit Yuvin pelan. "Gue takut kita semua bakal mati, cuma gara-gara death note yang ada di Junho."

"Tapi gue curiga deh," kata Seobin tiba-tiba. "Jinwoo selalu nemuin mayat temen-temen kita pertama kali. Mayatnya Dongbin, Moon Hyunbin, dan sekarang Junho. Kalian gak curiga."

"Gue gak curiga, soalnya Jinwoo masih polos. Orang kayak dia mana mungkin berpikiran buat bunuh orang," jawab Yohan yang sejak tadi selonjoran di tanah sambil memandangi mayat Gichan yang sudah dibaringkan ke tanah.

"Tapi bisa aja kan, seseorang yang keliatan polos dan baik di luar ternyata pelakunya."

Entah sejak kapan Jungmo berdiri sambil bersandar di mobilnya yang terparkir rapih di seberang rumah Gichan.

Dengan santainya dia menghampiri mereka dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana.

"Tapi kan Jinwoo anak baik-baik, Jungmo." Wooseok yang kesal menegakkan badannya.

Jungmo berhenti beberapa langkah di depan Wooseok, dengan kekehan kecil entah apa maksudnya.

"Lo tau gak sih, lo itu bodoh."

Seobin yang tidak terima beringsut maju. "Woi, jaga bicara lo, ya. Gue tau lo orang kaya, tapi jaga sopan santun lo. Kak Wooseok lebih tua dari lo," tegurnya geram.

Jungmo mengangkat tangannya, bermaksud menyuruh Seobin diam. "Banyak omong deh lo, dengerin dulu bisa, kan?"

Yuvin dan Yohan langsung menahan Seobin yang tampaknya ingin melayangkan bogemannya ke wajah mulus Jungmo.

"Kalian bisa dibodohin sama empat orang, tapi enggak dengan gue."

"Maksudnya empat orang apaan? Pelakunya ada empat?" Tanya Wooseok bingung.

"Itu yang lo gak tau, kan?" Jungmo tersenyum remeh. "Lo gak tau betul siapa temen-temen lo."

"Jungmo," tegur Seobin yang mulai terpancing emosi.

"Sstt, diem aja, ya. Gak usah bacot," suruh Jungmo sambil tersenyum.

"Gue tau kok," balas Wooseok dengan dagu terangkat.

"Ck, lo bahkan gak tau kalo Minhee meninggal di penjara."

"Hah?!"

Jungmo memperlebar senyumannya. "Dia ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dengan dadanya yang bolong dan kepalanya yang pecah," jelas Jungmo dengan santainya, namun terdengar jelas kalau dia menahan emosinya.

"Dohyun dan Mahiro hilang, begitu juga dengan Guno yang tiba-tiba hilang tanpa kabar setelah dia mau ngasih tau gue siapa pelakunya," lanjutnya dengan enteng.

"K-kok lo tau mereka hilang? Lo pelakunya?!" Seru Yohan menuduh.

Jungmo tertawa. "Gue bukan pelakunya, kok," balasnya.

"Terus kenapa lo bisa tau mereka hilang?!"

"Gue kan time traveller, gue bisa balik ke masa dimana kejadiannya berlangsung."




































































"Woi!" Dari jauh, Minkyu berlari dengan panik menghampiri mereka.

"Lo kenapa dah?" Tanya Yuvin heran.

"Kemaren Wonjin kabur!"

"Hah?!"

Diam-diam, Jungmo mengukir senyum misteriusnya, yang hanya dimengerti oleh dirinya sendiri.

"Rencana lo berhasil, Wonjin."




















































Dohyun mengerjapkan matanya beberapa kali sampai pengelihatannya kembali jelas.

Matanya bergerak memandangi sekitarnya. Cahaya remang-remang, kotor, dan kumuh.

"Udah bangun?"

Dohyun yang masih pusing berusaha untuk melihat wajah seseorang yang duduk santai di atas kursi.

"K-Kak Sihoon?!" Seru Dohyun terkejut.

"Hai, Dohyun. Gimana, enak gak bunuh orang?" Tanya Sihoon dengan entengnya sambil berjalan mendekati Dohyun.

Dohyun berniat ingin menghajar Sihoon. Tapi badannya tidak bisa digerakan. Saat dia menundukkan kepala untuk melihat, ternyata badannya diikat.

"Lepasin gue, gue mohon," pinta Dohyun dengan lirih.

"Gimana ya, kalo gue lepas lo bakal ngadu dong. Mending lo gue tahan disini dulu ya, sampe yang lain mati."

"Kenapa lo bisa sejahat ini?"

"Kenapa lo bilang? Gue gak bakal begini kalo Kak Hangyul gak mati!"

Seruan Sihoon yang menggelegar membuat Dohyun tersentak kaget ke belakang.

"Lo tau dia mati gara-gara siapa? Gara-gara Yuvin dan si bodoh Wooseok."

"Ke-kenapa?"

"Dulu, sekitar jam 10 malem Hangyul telpon gue dalam kondisi sekarat di tengah jalan. Dia bilang, dia mengalami tabrak lari. Dan yang nabrak dia itu Yuvin! Si Wooseok juga bodoh, dia malah ikutan ninggalin Kak Hangyul!"

"Tapi mereka gak salah!"

"GAK SALAH GIMANA?! LO PIKIR NABRAK ORANG SAMPE MATI GAK SALAH?! ARGH!"

Dengan teriakan penuh amarah, Sihoon menendang kursi yang diduduki Dohyun, membuat Dohyun jatuh ke lantai dengan posisi miring.

Setelah itu, Sihoon menarik kerah baju Dohyun hingga membuat badannya sedikit terangkat.

"Liat aja, sebentar lagi yang lain bakal mati. Gue dan tiga orang lainnya gak bakal tinggal diem," ucap Sihoon final lalu mendorong Dohyun dengan kasar.

Tanpa rasa kasihan sedikit pun, Sihoon menatap dingin Dohyun sebelum pergi dari ruangan tersebut, tak lupa mengunci pintunya.

Membuat rasa takut menghampiri Dohyun karena tak sengaja melihat mayat Hangyul yang tampaknya sengaja diawetkan disimpan di balik lemari kayu di sudut ruangan.


































Ketauan satu pelakunya ahay

Tiga lagi siapa ya? :)

Yang nebak Sihoon, mari kita berikan tepuk tangan

👏👏👏

|1| Death Note | Produce X 101 ✓Where stories live. Discover now