Part 21

45 15 2
                                    

"Maafin aku yah"
Tak ada jawaban dari Alea

Alvin semakin mengeratkan pelukannya

"Alvinnn"
Teriaknya serasa ingin muntah karena Alvin menekan perutnya

"Iya aku maafin"

"Really?"

"Hmm"
Ucapnya melepaskan diri akan meninggalkan Alvin

"He mau kemana"
Tangan Alvin kembali ke parut Alea

"Alvin jangan macem-macem yah"

"Emang kenapa toh kita cuma berdua jadi....."
Goda Alvin menggantungkan ucapannya

"Alvinnnn"

"Ngak, becanda"

"Udah ah"

"Al"

"Hmm"

"Kamu masih ajarin aku les kan"

"Maybe"

"Kok mungkin"

"Ok iya, tapi ngak tiap hari, aku juga banyak les di luar"

"Oh"

"Kita diner yuk"

"Besok aja yah"

"Kenapa?"

"Gakpapa, pulang sana"

"Kok ngusir"

"Kepala aku pusing Vin pulang yah"

"Ok ok inget besok"

"Hmm"
Ucapnya menginggalkan Alvin lalu menuju kamarnya untuk melanjutkan hibernasinya

~~~

Ryan duduk di sudut kasur berukuran king size miliknya

"Apa gue tembak Alea aja?"

"Gue ngak mungkin sama Kesya, dia udah bahagia sama orang lain"

Batinnya memikirkan masalah kehidupan yang penuh dilema

Ryan menghempaskan tubuhnya di kasur lalu mulai memejamkan mata menjemput alam mimpi

~~~

Ryan kini telah rapi dengan balutan kaos putih dibaluti jaket coklat kulit miliknya, Ryan bergegas merapikan tubuhnya siap mengikuti les untuk malam ini bersama Alea

Tangannya bergerak mengambil ponselnya yang terletak di nakas

"Aku jemput yah"

"Ngak usah, aku bawa mobil"

"Oh ok"

Read

Kini keduanya telah berada di sebuah gedung dimana mereka menimba ilmu tambahan

Alea melempar senyum kepada Ryan lalu berjalan mendahului Ryan memasuki kelas

Ryan sedari tadi melamun memikirkan Alea seolah semua pelajaran itu tidak penting yang terpenting adalah Alea

Ryan merauk cicin berlian yang berada di kantong jaketnya berharap ia bisa memberikannya kepada Alea jika waktunya sudah tepat

Kelas selesai setelah 2 jam mereka menerima materi seperti les pada umumnya

"Ryan kamu yang nyetir yah"
Pinta Alea

"Kamu kan bawa mobil"
Ucap Ryan

"Hmm yaudah"

"Gpp kan"

"Maybe"

"Kok maybe?"

"Ya iya"

Alea melajukan mobilnya diikuti Ryan di belakangnya

Mobil Alea semakin lama semakin menaikkan kecepatan

Ryan mengira Alea menyengaja tindakannya itu karena jalanan juga mulai sepi Ryan hanya bisa positif thinking walau kecemasan membaluti dirinya

Alea tak sadar jika kecepatan mobilnya di atas rata-rata matanya mulai berat ia tak bisa menahan kantuknya

Ryan mulai cemas kecepatan mobil Alea telah melampaui batas maksimum

"Al what you doing"
Ucapnya berupaya mengekori Alea

Alea sadar jika kecepatan mobilnya diatas rata-rata
Alea tersentak jika remnya tidak bisa dikendalikan di depan ada dua mobil di arah kiri dan kanan ia tak bisa menghindar jika kecepatan mobilnya seperti ini

Brukkkkkkk

Suara tabrakan menggelegar di jalan yang mulai sepi, beberapa pengendara terhenti lalu berbondong-bondong berlari menuju tabrakan yang mengenaskan itu

Mobil hitam bmw menghantam pohon besar ketika menghindari dua mobil di depannya

"Aleaaaa"
Teriak Ryan menghentikan mobilnya, tubuhnya gemetar ia merutuki dirinya sendiri mengapa ia tidak menuruti kemauan Alea dan membiarkan Alea menyetir sendiri

Ia melihat tubuh Alea dengan darah yang bercucuran di seluruh tubuhnya

"Yan aku ngantuk, aku mau pulang mama udah manggil Lea, jaga papa Lea yah"
Ucapan terakhir Alea setelah  matanya menutup sempurna

"Ngak Al ngak, kamu ngak boleh pergi Al, Al Aleaaa"
Teriaknya berharap nyawa Alea datang kembali tapi itu mustahil hanya keajaiban yang bisa menolongnya

Ia hanya bisa menangis memukul-mukuli dirinya sendiri






Maaf kalau banyak typo

Ini aku ngak aktif nulis karena mau lebaran dan sibuk sih
#authorsoksibuk

Yang mau complain atau mau request cerita atau mau cerita yang lalu mau di publisin lagi boleh dm di Instagram aku
👇 👇 👇

And so
Don't forger to voment yah :)
Dan jangan lupa follow ig penulis
@arvinadamayanti181 jangan jadi silent readers karena Vote dan Comment kalian mempengaruhi cerita and so happy reading

See you next part 💕

Jumat, 29 Mei 2019

Waiting For You  Where stories live. Discover now