Part 34

17 7 0
                                    

"Ma mama?"

"Ini mama?"

"Iya sayang ini mama?"
Kesya tak bisa menahan rindunya lagi, tubuhnya memeluk tubuh wanita paruh baya yang ada di hadapannya kini

"Kenapa mama pergi? Apa mama benci sama Kesya?"
Ucapan itu yang refleks keluar dari mulut Kesya

"Mama pergi buat kamu sayang"

"Mama tahu? Aku ngak butuh uang ataupun hadiah dari mama tapi aku butuh mama"

"Iya sayang mama ngerti mama baru sadar sekarang, maafin mama yah"

"Mah"
Kesya menatap lekat mata yang pernah hilang bersama waktu

"Hmm"

"Mama ngak akan pergi lagi kan?"
Dina menatap anak sematawayangnya dengan senyuman

"Mama akan mengalihkan perusahaan di om Tomo"

"Trus mama ngak kerja lagi?"

"Mama tetap kerja tapi cuma ngurusin butik mama"

"Makasih mah"

"Maafin mama yah"

"Udah maafnya Key udah maafin kok, sekarang Key mau kita kumpul-kumpul lagi kaya dulu"

"Tapi mama sama papa udah ce-"

"Iya Key tau kok, tapi kalian tetap bubu Key kan?"
Kesya menyebut kedua orang tuanya bubu saat ia masih kecil karena sulit untuk menyebut kata orang tua maka Keysa menyebut keduanya bubu, saat ditanya kenapa harus bubu jawabannya "karena lucu" tidak masuk akan memang tapi itu lah Kesya memberi nama dengan orang ataupun benda dengan apa yang ada di isi otaknya

Hari ini adalah hari dimana Kesya bingung harus sedih atau senang, disatu sisi ia seperti mimpi bertemu dengan Dina Ibunya disisi lain dia harus mengakhiri hubungannya dengan Rio tapi inilah realitanya Kesya harus bahagia sekarang ia tak ingin menyia nyiakan hari dimana keluarga kecilnya berkumpul lagi seperti dulu

~~~

"Alea?"

"Hmm"

"Apa kamu yakin dengan ini?"
Tanyanya memegang sebuah kertas yang menentukan keputusan yang besar baginya

"Alea yakin Pah"

"Apa kau terpaksa?"

"Pah keputusan Alea udah bulat"

"Kamu ngak papa kuliah di Indo"

"Pah, Alea itu udah gede Alea mau jaga Papa Alea mau jadi pengganti mama"

"Papa tau sayang tapi-"

"Pah, tolong ini keputusan Alea"

"Kalau itu maumu Papa tidak akan memaksa"

"Makasih Pah"

~~~

Hari ini hari dimana seluruh siswa SMA Nusa Bakti menantikan hari dimana mereka dinyatakan lulus, hari dimana mereka melakukan persembahan terakhir sebelum mereka benar-benar berpredikat sebagai alumni

"Raf udah rapat osis buat pentas sekolah"

"Siap, udah kelar semua"

"Gercep juga yah"

"Iya lah"

"Pentasnya temanya kaya gimana?"

"Rahasia dong mau tau aja lu"

"Ye main rahasia rahasiaan ngak jaman lu ah"

"Hhh udah yah gue duluan sibuk gua"

"Ye songong lu Raf, sono huss ati ati"

Samar samar Alvin mendengar pembicaraan mereka, ia baru sadar kalau ia akan meninggalkan SMA ini sekolah dimana kenangan bersama Alea muncul

"Dia!"
Keduanya saling menyalahkan

"Aduh aduh kalian kok malah ribut disini, kalian ini disuruh buat bersihin perpus kok malah debat"

"Bersihkan semua ini atau kalian akan mendapat hukumannya"

"Gara gara lo Toa"

"Toa lo yang jatuhin"

"Tetap lu yang salah"

"Lo gila yah apa ngak punya mata, jelas jelas lo yang jat-"

"Stttttt kalian ini kerjakan atau bersihkan gudang juga"

"Ini lagi dibersihin Toa"
Jawab Alvin seadanya

"Apa kamu bilang?"

~~~

"Al"

"...."

"Ye masih marah"

"...."

"Aku peluk yah

"Alvin ini sekolah kamu apa apaan sih"

"Yang bilang ini sawah siapa"

"...."

"Lah sepatu kamu merek cicak yah? Kok ada cicaknya apaaa itu cicak beneran"

"Mana? Huaa Alvinnnn"
Refleks Alea menyempil ke Alvin

"Puftttt hhhhhhh"
Tawanya pecah setelah berhasil menjahili Alea

Kisah itu adalah masih separuh kekadian Alvin bersama Alea di sekolah ini rasanya berat untuk baginya untuk melupakan, sejujurnya mereka masih memiliki rasa yang sama ketika pertama mereka berpapasan rasa manis pahit (aneh) menurut mereka tapi inilah realitanya sekarang ia tak mungkin mengkhianati Stephanie yang berjuang melawan penyakitnya Alvin tak sepengecut itu

~~~

Semakin hari semakin membaik pula keadaan Stephanie semua berkat ia rutin menikuti terapi meski ia menolak dibawa ke Jerman untuk perawatan yang lebih canggih disana

"Pa"

"Iya sayang"

"Hari ini hari kelulusan Meni kan?"

"Iya Meni"

"Meni ngak boleh ikut"

"Meni kan sakit Meni ngak usah datang yah"

"Tapi Pa-"

"Meni mau sembuh kan?"

"Iya pa"
Ucapnya menunduk

"Maafin Papa tapi ini demi kesehatan kamu"
Batinnya menatap putri sematawayangnya

"Alvin, pasti disana seru yah, sayang banget aku ngak bisa datang, btw salam buat semuanya yah"

Send

Typing......

Semangat terapinya♡

Seketika senyum Stephanie mengambang hanya dengan dua kata yang Alvin kirimkan untuknya

~Tbc

Waiting For You  Où les histoires vivent. Découvrez maintenant