Part 36

26 6 5
                                    

3 tahun berlalu

"Vin lo yakin?"
Tanya Rio

"Yah"

"Wah gila lu bro main nerobos aja"
Celutuk Gio

"Lo udah yakin kan Vin"
Jevon kini berbicara

"Lu pada tuh yah ngak ada dukung gue lo itu temen siapa sih?"
Kesal Alvin yang tak mendapat dukungan dari ketiga sahabatnya

"Yah ngak gitu Vin gue cuma mau lo mikirin matang-matang, ini sekali umur hidup"
Ucap Jevon

"Gue udah mikir matang-matang jauh-jauh hari"

"Gimana kalau Alea nolak lu?"
Tanya Gio

"Ngak mungkin"
Jawabnya yakin

"Idih kepedean lu"
Ucap Gio

Alea sudah mengiklaskan Stephanie yang sudah bahagia disana, kini Alvin mencoba untuk membuka hatinya kembali, ia sadar jika ia memang mencintai Alea hanya saja dirinya mencoba menolak kenyataan dan sekarang tugasnya adalah menemui Alea yang masih sibuk, berbeda dengan Rio yang mengambil cuti lebih dulu

~~~

"Hai"

"...."
Tak ada jawaban dari gadis kecil yang berada di depannya

"Ibu ayo pulang"
Rengeknya

"Jangan, kamu belum di periksa Chel"

"Hey kok cepat pulang, dokter punya permen untuk mu, kamu mau?"
Tanya Alea mencoba membujuk Rachel

"...."
Masih tak ada respon dari Alea

"Dokter mau priksa Rachel, boleh?"
Tanyanya mendekati Rachel

"...."
Tak ada jawaban dari gadis kecil ini, ia hanya menatap boneka merah muda yang berada di dekat jendela kaca

"Setelah priksa, dokter kasi kamu boneka itu"
Ucapnya menunjuk boneka yang sedari tadi mencuri perhatian Rachel

"Benar?"
Tanya Rachel antusias, Alea mengangguk

"Ayo periksa dulu"
Rachel mengangguk lalu berjalan mengikuti Alea

Alea telah selesai memeriksa keadaan Rachel

"Ini bonekanya, Rachel main disana yah, dokter mau bicara sama mama dulu"
Rachel mengangguk menuruti ucapan Alea

"Bagaimana dokter?"

"Seperti kita lihat, kanker Rachel telah menyebar kembali"

"Bagaimana caranya agar Rachel bisa sembuh?"

"Saya akan berusaha dengan ini, jadi Rachel harus cuci darah sebanyak 2× seminggu"

"Baik dok, saya boleh bertanya?"

"Yah silahkan"

"Apa Rachel bisa sembuh dok"

"Untuk itu saya tidah bisa memprediksi, namun pengalaman dari kasus-kasus sebelumnya maka nyawa akan sulit diselamatkan, hanya doa yang bisa Ibu lakukan, dan percaya Rachel akan sembuh"

"Ibu, apa kakak akan ke sini?"
Tanya Rachel tiba-tiba

"Iya sayang Kakak akan datang"
Ucapnya girang, Alea menatap Rachel sendu mengingat usianya masih sangat muda untuk mengalami situasi seperti ini tapi apa boleh buat, yang bisa ia lakukan adalah membuat Rachel bahagia di sisa usianya

"Rachel udah makan?"

"Udah dong Dok"
Jawabnya

Dewi tersenyum melihat Raina mulai menyukai Alea, biasanya Rachel sangat sulit untuk berbaur dengan seseorang kecuali dengan Dewi dan kakak laki-lakinya

Tok Tok

"Masuk"

"Kakak!"
Teriak Alea antusias

"Hey, gimana priksanya? Udah?"

"Iya dong kakak, liat nih aku dikasi permen ama boneka sama dokter baik itu"
Ucapnya menunjuk Alea, mata Dani mengarahkan matanya dimana tangan Rachel mengarah dan mendapati Alea, Alea tersenyum pada Dani yang juga membalas senyumannya, Dani senang melihat Rachel adik semata wayangnya bahagia

~~~

"Bro"

"Hmm"

"Masih sibuk?"

"Iya"

"Sama kaya Alea"
Ucap Rio yang masih mengunyah snack di mulutnya

"Lu sendiri ngapain nganggur?"

"Lah ini lagi cuti"

"Cari duit sana biar laku"

"Ye dimana-mana cewek yang ngejar gue"

"Lah pdan lu, gimana Kesya?"

"Hmm yah gitu lah, bro lo itu laki, kejar lah gimana si lu"

"Ini juga berusaha, ketemu aja susah, kalau gue ngak kerja Kesya yang manggung gimana ngak susah coba"

"Itu sih derita lu"

"Hadeh lo aja ama Alea ngak ada kemanjuan gitu-gitu mulu, di ambil orang tau rasa lu"
Ucapnya meninggalkan Alvin yang akan menggetok kepalanya

"Hhhh bcanda bro"
Ucapnya yang sudah menjauh

"Gimana kalau Alea udah lupain gue? Giman kalau Alea punya pilihan lain? Gimana kalau Alea...."
Batinnya menerka-nerka

"Arggg bodo amatlah yang penting gue usaha dulu"
Batinya menyemangati dirinya sendiri

Waiting For You  Where stories live. Discover now