5 - What if tomorrow never comes?

44.9K 6.6K 839
                                    

TAEYONG menyiapkan meja makan di hadapan nya dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari bibir tipisnya. Ia sudah memasak sejak subuh tadi, dan ia pikir mungkin Jaehyun akan sarapan di rumah mengingat ada teman nya yang menginap?

Ah Taeyong sudah mengenal lelaki tinggi itu. Namanya Johnny Seo, dan tentu saja Taeyong akan memanggilnya dengan embeI-embel Tuan, mengingat ia hanyalah pembantu disini. Entanlah, Taeyong rasa Johnny lelaki yang baik, mengingat bagimana lelaki itu memperlakukan Taeyong saat perkenalan kemarin.

"Hey kau masak apa?"

Taeyong tersentak saat seseorang tiba-tiba muncul di sampingnya dan menatap meja makan dengan pandangan lapar, Taeyong berdehem kemudian kembali memasang senyuman lima jarinya.

"Aku hanya memasak nasi goreng dan bacon, Tuan menyukainya?"

Lelaki ituㅡJohnny, memandang Taeyong dengan gemas sebelum mengusak surai pink Taeyong. "Jangan panggil aku dengan embel-embel tuan, aku merasa tidak nyaman. Just call me Johnny / Daddy." Johnny mengedip nakal pada Taeyong membuat Taeyong tersedak ludahnya sendiri.

"Ah tentu TuanㅡJohnny." ralatnya dengan cepat saat mendapat tatapan tajam dari Johhny.

"Apa Jaehyun belum bangun?" Tanya Johnny pada Taeyong membuat Taeyong otomatis menggeleng.

Bagaimana ia akan membangunkan Jaehyun jika ia saja merasa sangat takut? la takut Jaehyun membentaknya atau bahkan tidak memperbolehkan Taeyong masuk ke kamarnya lagi.

Johnny memutarkan bola mata kesal. "Aish bocah itu! Bisakah kau membangunkan nya? Bilang padanya aku menunggu di meja makan." pinta Johnny lalu menarik kursi dan mendudukan dirinya dengan nyaman disana.

Ah Taeyong baru sadar jika Johnny memang sudah berpakaian rapih dan sangat wangi, namun Taeyong ragu, haruskah ia membangunkan Jaehyun?

Tapi akhirnya kursi rodanya bergerak menuju kamar Jaehyun, memandang pintu itu sejenak sebelum membukanya secara perlahan.

Kamar yang di dominasi dengan warna cokelat itu sedikit gelap mengingat Jaehyun belum bangun dan tirai besar di kamarnya belum terbuka.

Dengan ragu Taeyong menggerakan kursi rodanya mendekat pada gundukan ranjang itu tanpa membuat suara yang berarti, mungkin hanya terdengar suara detakan jantung nya yang menggila, mengingat sekarang ini ia sangat gugup.

Taeyong mengigit bibir bawah, lalu mengarahkan tangan nya pada bahu Jaehyun, berencana menggoyangkan bahu itu. Namun sebelum tangan nya mengenai bahu itu, Jaehyun lebih dulu menahan pergelangan tangan kecil Taeyong dan mencengkram nya dengan kuat, membuat tubuh Taeyong tersentak kaget.

"H-hy-hyung.."

"Mau apa kau sialan!" Jaehyun bangkit dari tidur dan menatap Taeyong dengan tajam, tangan nya masih mencengkram pergelangan tangan Taeyong kuat.

Taeyong meringis, merasakan nyeri pada pergelangan tangan nya. "M-membangunkan h-hyung.." gumam nya dengan pelan, lalu menunduk, tidak ingin ditatap tajam seperti itu oleh Jaehyun.

Jaehyun menggeram sebelum menghempaskan lengan kecil itu dengan keras, membuat Taeyong memekik tertahan saat lengan terlempar mengenai ujung kursi rodanya sendiri, rasanya sangat sakit.

”Jangan pernah bangunkan aku! Kau pikir kau siapa hah?! Cacat sialan!" bentak Jaehyun kesal.

Taeyong hanya terdiam, menundukan kepalanya dalam-dalam, menahan rasa sakit di tangan dan hatinya, namun hatinya terasa lebih sakit sekarang.

"Pergi."

"T-tapi h-hyung..Johnn-"

"KUBILANG PERGI SIALAN!" bentak Jaehyun lagi.

Crush On You《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang