22. You Don't Know How I Feel

43.1K 4.8K 348
                                    

TAEYONG terdiam, menatap Jaehyun dengan air mata yang mengenang di pelupuk. Ia masih bersembunyi di balik pintu, hatinya terasa seperti di tusuk dengan ribuan jarum.

Kenapa? Kenapa Jaehyun bilang 'aku akan mempertimbangkan nya' daripada menolak? Kenapa? Apa selama ini Jaehyun tidak mencintainya? Hanya merasa bersalah atau bahkan kasihan padanya?

Bibirnya bergetar, menahan isakkan yang memilukan, cairan bening mulai menuruni pipi putihnya. Ia melihat Jaehyun yang sedang menghela nafas, suaminya itu mengacak surai dengan gusar.

Apa semua ini belum cukup? Dari semua perlakuan kasar Jaehyun sampai ingin mengugurkan bayinya dulu? Apa ini masih belum cukup? Apa ia tidak bisa bahagia sampai sekarang? Kenapa hal menyakitkan terus menerus datang kepadanya? Apakah ia memang tidak di takdirkan untuk bahagia?

"T-taeyongie?"

Jaehyun menatap pintu yang sedikit terbuka dengan mata yang membelak kaget, jantungnya bertalu dengan cepat saat melihat Taeyong menangis. Apakah lelaki cantik itu mendengar semuanya?

Jaehyun berjalan mendekat ke arah Taeyong, membuka pintu kamarnya. Namun yang Taeyong lakukan adalah berjalan mundur, menjauhi Jaehyun dengan air mata yang terus mengalir.

"K-kenapa hyung?" Taeyong berujar lirih, dan suara lirihan itu berhasil membuat hati Jaehyun berdenyut nyeri.

"K-kau mendengar semuanya?"

Taeyong mendongkak, menatap Jaehyun tepat di netra lelaki tinggi itu. "Kenapa? Hyung takut jika aku memang mendengar semuanya?"

"Kau harus mendengar penjㅡ"

"Kurasa sudah cukup hyung, jika kau benar-benar tidak menginginkanku dan hanya merasa kasihan padaku, aku tidak keberatan bila kau ingin meninggalkanku. Seharusnya aku tidak pernah menahanmu selama ini, jika memang kau tidak bahagia denganku, aku akan membiarkanmu pergi." Taeyong memotong ucapan Jaehyun, menahan suara isakkan serta tenggorokan yang tercekat.

Rahang Jaehyun mengeras, menatap Taeyong dengan pandanga tak percaya. "Omong kosong apa kau hah?!" bentaknya. Nafasnya memburu, tidak percaya jika Taeyong baru saja berbicara omong kosong seperti itu.

Taeyong tersenyum miris. Jaehyun bahkan baru saja membentaknya. Apakah selama ini Jaehyun hanya berpurapura bersikap manis padanya?

"Jika hyung ingin pergi, maka pergilah, atau aku yang harus pergi hyung? Agar kau dapat menemukan kebahagianmu sendiri." Taeyong tersenyum, mengusap air matanya dengan kasar.

Hanya saja, ia merasa terlalu lelah untuk mengalah lagi. Setelah selama ini ia sudah mengalah, membiarkan dirinya dan hatinya disakiti oleh Jaehyun. Haruskah kali ini ia mengalah lagi?

Sungguh, kenapa Taeyong berbicara seperti itu? Apakah Jaehyun terlihat tidak mencintai Taeyong selama ini?

"Kumohon berhentilah berbicara omong kosong Taeyongie." Jaehyun menggelengkan kepala, wajahnya memelas. Ia berjalan mendekati Taeyong lalu menarik tubuh Taeyong ke dalam pelukannya.

Dan.. Taeyong terisak keras di pelukan Jaehyun, menenggelamkan wajahnya di dada bidang Jaehyun. Mengeluarkan semua tangisan serta keluh kesahnya.

Jaehyun mengusap punggung Taeyong dan mengecupi surai lembut istrinya itu dengan lembut. "Jangan berbicara seperti itu lagi, kau membuat hatiku berdenyut sakit. Kumohon.. Jangan pernah berpikir jika aku hanya merasa kasihan padamuㅡaku sangat mencintaimu sayang. Jadi jangan mengatakan hal seperti itu lagi." Jaehyun bergumam, menenangkan Taeyong yang terisak semakin kencang.

Harusnya dari awal Jaehyun tidak bilang jika ia akan mempertimbangkan penawaran Mr. Kim, tapi Jaehyun juga memikirkan perusahaan nya yang kini sedang diujung tanduk, ia tidak bisa kehilangan perusahaan yang di bangun oleh ayahnya ini. Dan Jaehyun juga mengetahui otak busuk Mr. Kim yang berusaha memeras nya dengan cara seperti itu.

Crush On You《Jaeyong》✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat