Enam Belas

1.1K 112 4
                                    

Ervin

Suasana kantor Cesna Manantha Group tampak lengang dan memang selalu seperti ini setiap kali aku datang ke tempat ini. Apalagi lantai dimana Jeffrey Manantha berada. Beberapa tahun yang lalu, aku pernah datang ke tempat ini dan aku masih benar-benar ingat bagaimana Jeffrey memperlakukanku dulu. Jika saja bukan karena Katniss yang meminta tolong padaku, mungkin aku tidak akan pernah mau menginjakkan kaki di tempat ini lagi.

Sudah sejak satu jam yang lalu aku duduk di dalam meeting room dan sedang menunggu Jeffrey. Menurut sekretarisnya, Jeffrey sedang dalam perjalanan ke kantor.

“Sudah lama menunggu? Maafkan jalanan yang sudah terlalu macet.”

Suara Jeffrey membuatku berdiri dari tempat duduk. Dia berjalan mengitari meja sehingga berhadapan denganku. Seulas senyum terlukis di bibirnya. Dia memang selalu begitu, tetapi kata-katanya bisa sangat berbisa dan menusuk lawan bicaranya.

“Duduklah.” Jefrrey mempersilahkan aku duduk dan ia pun juga duduk. Di belakangnya berdiri asisten yang selalu mendampinginya kemanapun dia pergi. Asistennya mengulurkan amplop coklat yang dibawanya dan meletakkannya di meja.

“Aku tidak akan berbasa-basi untuk hal ini. Kamu bisa melihatnya sendiri di sini.” Jeffrey mengulurkan amplop coklat itu padaku dan aku membukanya. Ada beberapa dokumen dan beberapa foto.

Aku melihat dan membaca satu persatu dokumen itu. Rasanya kepalaku sangat berdenyut saat membacanya. Bagaimana tidak, jika yang aku baca saat ini sangat berbanding terbalik dengan amplop yang diberikan Katniss padaku. Di dalam dokumen ini, justru terlihat kalau Nicholas telah menggelapkan dana perusahaan dengan menggunakan nama Katniss. Dan foto-foto yang berserakan di meja adalah bukti kalau Nicholas memiliki affair dengan perempuan lain. Dia bahkan telah membelikan rumah untuk perempuan itu dengan menggunakan uang Katniss.

“Setelah kamu membaca ini, apakah kamu masih ingin membantunya keluar dari penjara?” Jeffrey mengulurkan dokumen lagi padaku. Aku menerimanya dan membukanya.

“Jika kamu menjadi orang tua, apakah kamu masih ingin menolong orang yang memperlakukan anakmu seperti itu?” lanjut Jefrrey.

Aku sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Di tanganku saat ini ada rekam medis Katniss yang mengalami lebam-lebam di beberapa bagian tubuhnya. Kenapa Katniss tidak pernah menyebutkan hal ini sebelumnya? Kenapa Katniss memilih untuk menyembunyikannya dan melindungi pria itu setelah apa yang dilakukannya?

Aku meletakkan kembali semua dokumen-dokumen itu dan memasukkannya ke dalam amplop coklat.

“Aku akan menanyakan pada Katniss terlebih dahulu tentang semua ini. Dan terimakasih anda sudah memberikan dokumen-dokumen ini.” Ucapku sembari bangkit dari tempat duduk.

“Katniss tidak akan pernah mengakuinya karena dia tidak ingin anaknya lahir tanpa Ayah. Kalau saja dia tidak hamil, perceraian itu pasti terjadi.”

“Anda tampaknya begitu yakin?” Aku tersenyum sinis. Jeffrey tidak berubah sama sekali. Dia selalu yakin kalau pemikirannya tidak pernah salah.

“Tanyakan saja padanya. Dia sudah pernah mengajukan gugatan cerai sebelum dia hamil, tetapi Nicholas menolaknya.”

Aku menghela nafas panjang. Situasi ini semakin rumit dan aku jengah untuk menghadapinya.

“Aku akan menemui Katniss.” Aku menganggukkan kepala lalu berjalan meninggalkan ruang rapat.

“Kamu masih mencintainya?” seru Jeffrey saat aku hampir mencapai daun pintu. Aku membalikkan badan dan menatapnya.

“Anda tidak perlu membahas tentang masa lalu.” Sahutku.

“Kalau kamu bisa membuat dia bercerai, aku akan mengijinkanmu menikah dengannya.”

In Between [END] [The Wattys 2020]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang