Satu : Kesan pertama; pelit

7.4K 351 12
                                    


Naruto dan Sasuke sudah berteman sedari kecil. Sasuke dengan tingkah arogannya dan Naruto dengan tingkah keras kepalanya. Mereka sudah bertemu bahkan saat masih berwujud fetus. Ibu mereka- Uzumaki Kushina dan Uchiha Mikoto adalah sahabat sedari kecil, sama seperti mereka. Lalu ayah mereka- Namikaze Minato dan Uchiha Fugaku juga adalah rekan bisnis merangkap sahabat. Mungkin itu juga yang membuat kedua anak mereka begitu lengket seperti puzzle. Dan inilah awal dimana Naruto dan Sasuke saling mengenal.

.

.

.

.

Naruto itu gadis kecil yang lugu. Umurnya hanya berbeda 3 bulan dari Sasuke. Tahun ini ia akan memasuki umur 4 tahun sedangkan kakak laki lakinya- Namikaze Kurama baru akan berusia 6 tahun.

Saat itu ia dan kakaknya yang jahil sedang pergi jalan jalan ke taman kota. Kota Konoha adalah kota yang asri. Disana terdapat banyak sekali pohon rindang yang bisa dijadikan tempat berteduh saat terik matahari berusaha menyengatmu. Mereka berdua dengan riang berlari lari di sana hingga akhirnya yang lebih kecil merasa haus dan merengek kepada kakaknya.

"Kulamaa, aku mau minum. Disini panas sekaliii" Gerutunya sambil mengipas ngipasi wajahnya dengan tangan mungil tersebut. Kurama yang berada di sebelah menoleh dengan tatapan kesal.

"Panggil aku Kakak dong. Lagian aku malas sekali berjalan. Panasss" Keluhnya. Ia mendongakkan kepalanya ke atas dan melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.


"Wah, apel!" Jeritnya senang sebelum dengan cepat merayap naik ke atas pohon yang menjadi tempat perteduhannya, yang baru disadarinya kalau pohon ini adalah penghasil buah kesukaannya- apel.


Naruto merengut dibawah. Ia ingin sekali menyusul kakak nya yang sepertinya sedang menikmati surga dunia tanpa mau berbagi dengannya. Tangan tangan mungilnya mengais ngais batang pohon itu, berharap pohonnya bisa tumbang dan memberikan buahnya kepada anak kecil yang kehausan ini.


Merasa usahanya tak berhasil, Naruto mengedarkan pandangannya dan berbinar saat menemukan penjual eskrim yang sedang lewat. Si penjual terlihat kepayahan menghadapi banyak anak kecil bermacam usia yang mengelilinginya untuk membeli eskrim. Naruto pun tak ketinggalan didalam antrian tersebut. Ia melompat lompat untuk menggapai perhatian si penjual eskrim, tanpa sadar kalau ia sudah melupakan Kurama sekarang.


"Paman, paman! Aku ingin pesan esklim yang coklat satu." Seru Naruto saat kerumunan tersebut mulai mengecil karna beberapa anak sudah mendapatkan eskrim yang ia inginkan dan hanya menyisakannya dengan anak kecil lain berambut hitam.


Tangan mungil Naruto mengais ngais kantongnya, dan terbelalak saat menyadari ia tak punya sepeserpun uang. Tak menyerah, ia memperhatikan sekitar dan menemukan anak kecil berambut hitam disebelahnya hanya memasang ekspresi datar sambil memperhatikan tangan di penjual eskrim yang sedang menyiapkan eskrim pesanan Naruto. Dengan sedikit keberanian, dia mencolek tangan anak disebelahnya.


"Hai, namaku Naluto. Aku sedang butuh uang untuk membayal esklim ini. Kau punya uang?" Matanya berbinar saat anak itu mengeluarkan selembar uang lima ribu yen. Namun binar itu hanya sebentar, karna setelahnya ia merengut dengan perkataan si anak kecil. "Tidak."


Naruto mempoutkan bibirnya kemudian berteriak pelit dengan mata berkaca kaca. Ia menatap si penjual eskrim yang menyodorkan pesanan tersebut padanya. Dengan suara bergetar dia berkata "Maaf, paman. Nalu tidak punya uang untuk membayal. Paman bisa ambil esklim itu saja.." dan si penjual mulai merasa tak tega saat setetes air bening itu lolos dari mata anak kecil didepannya. Tanpa sadar si penjual menggigit bibirnya dan bergumam Menggemaskan.


"Tak apa, Naluto. Paman memberikannya gratis untukmu." Ujar si penjual itu membuat mata Naruto kembali berbinar namun detik kemudian ia merengut.


"Huh! Namaku Naluto, paman. Naluto, Nallluto. Ish, susah sekali." Dan si penjual itu tertawa sedangkan anak kecil disebelahnya mengucapkan 'Bodoh' tanpa suara.


"Hahaha, baiklah baiklah paman paham. Namamu Naruto, kan?" Naruto mengangguk denan antusias seraya menerima sodoran eskrim miliknya. Tak lupa ia pun mengucapkan "Telima Kasih, paman!"


Sebelum benar benar pergi dari sana, Naruto sempat melirik anak pendiam di sebelahnya.


"Dasal teme pelit!" Lalu ia berlanjut berlari ke bawah pohon tempat Kurama bersendawa beberapa kali karna terlalu kenyang dengan apel apel yang dimakannya dan memamerkan dirinya yang mendapat eskrim gratis yang sontak membuat Kurama berseru "Curang!" beberapa kali.


Dan pertemuan ini terus berlanjut.






To Be Continued



Haloo, terlalu pendek ya? Emang niatnya dibikin pendek pendek hehe. Ini kan drabble jadinya harus pendek dong #KedipMata

Oh ya, pertama kali nyoba genre Fluffy. Selama ini sih sering baca, tapi gak pernah berani buat #PundungDiPojok tapi kan sekarang udah buat jadi mau sekalian minta pendapat sama SFNL gimana hasilnya #PuppyEyes

Dan maaf kalo My Rival nya Hiatus agak lama, saya udah agak lupa sama rasa nya (?) jadi saya lagi berusaha mengembalikan rasa yang hilang diantara kita #Eaaaaaak

Sekian, semoga readers-sama suka ya.

Salam hangat,
         .Lavender Joo

[✓] Teme & Dobe Forever ▶SFNWhere stories live. Discover now