Dua Puluh : Special Naruto

2.3K 201 23
                                    

"Ibuuu" Kushina yang sedang memasak untuk sarapan menoleh mendapati anak berambut pirangnya yang kini sudah beranjak besar meski sifat manja nya tidak hilang. "Ada apa, Naruto?"





Naruto merengut lalu matanya melirik ke segala arah dapur kemudian bertanya pada sang ibu. "Lihat seragamku, tidak?"






Kushina menggeleng pelan. Tangannya kembari mengaduk aduk sup miso yang sedang ia masak sembari menjawab dengan nada heran. "Tidak, ibu sama sekali tidak lihat."






Tak tega melihat Naruto yang terlihat uring uringan, Kushina lanjut berkata. "Coba kau cari dulu, kalau tetap tidak ketemu kau bisa coba tanya pada teman teman wanitamu. Mungkin saja terselip ditas mereka." Sarannya. Naruto mengangguk kemudian kembali berlari ke arah kamarnya di lantai dua.







Saat Naruto sedang sibuk mengorek ngorek kembali isi kamarnya, Kurama secara kebetulan lewat dan bertanya pada Naruto. "Apa yang kau cari?" Naruto dengan cepat menoleh kearah sang kakak yang masih terlihat acak acakan. Oh iya, dia kan hari ini jadwal kelas siang, batin Naruto.






"Tak apa. Kau lihat seragamku?"






"Tidak. Memangnya hilang kemana?"






"Kalau aku tahu aku tak akan mencarinya lagi, dasar jelek."





Kurama mengendikan bahu tak peduli lalu berjalan masuk ke kamar bernuansa serba Oranye milik adiknya ini. Benar benar berantakan, adalah kesan yang terpancar dari kamar tersebut. Kaset kartun Gamabunta dimana mana, selimut yang menjuntai ke lantai, perangkat game konsol yang belum dirapihkan, bungkus cemilan yang berserakan, serta baju yang bertebaran dimana mana. Terkadang Kurama sampai merasa heran. Bagaimana Naruto bisa betah tidur di tempat sampah seperti ini?, batinnya sadis. "Kau sudah cari?"





"Sudah, tapi tetap tidak ada."






"Coba hubungi temanmu."






"Sudah juga, mereka juga mengatakan tidak ada."





"Coba kau ingat ingat."






Naruto memberikan pose berpikir. Beberapa detik kemudian, bola lampu berwarna kuning seolah menyala disebelah kepalanya. "Aha! Mungkin saja ketinggalan di loker."

.

.

.

.

"Huft, tidak ada..." Naruto berjalan lesu dengan pakaian olahraganya. Ia sudah mencari di dalam loker, bahkan di penjuru sekolahnya. Tapi hasilnya sama, seragamnya itu hilang entah kemana. Dan sekarang, ia harus menjalani hukuman dari Morino Ibiki, sensei yang sadis dalam memberikan hukuman pada siswa siswi yang melanggar peraturan di Konoha High School. Yang tak disangka adalah, karna hari ini hukuman yang diberikan cukup berbeda.







Biasanya mereka 'hanya' disuruh membersihkan kamar mandi sekolah- jangan remehkan sekolah ini dan gurunya, karna setiap lantai di sekolah bertingkat 4 ini punya kamar mandi yang luas dan tak hanya satu saja.







Namun sekarang, hukuman yang diterima Naruto cukup untuk membuatnya protes tak terima. Bayangkan saja wanita sepertinya disuruh mengelilingi seluruh lapangan sekolah sebanyak 50x. Memang kalian benar kalau berkata stamina Naruto cukup besar dan mampu menyaingi stamina laki laki diluar sana, tapi bagaimana pun juga dia tetap adalah seorang perempuan dan memiliki batas stamina. Dan level ini bukanlah levelnya.







[✓] Teme & Dobe Forever ▶SFNМесто, где живут истории. Откройте их для себя