Dua Puluh Lima : Minu

2K 205 8
                                    

"Teme."




"Hn."







"Ish, lihat sini."






Sasuke mengalihkan pandangan dari handphone miliknya, menatap si pemanggil. "Apa?"






Naruto mengerucutkan bibirnya kemudian menenggelamkan seluruh wajahnya pada bantal kesayangannya. Ya, mereka saat ini berada di apartemen sederhana milik Naruto. "Aku ingin merawat anak."






Sasuke melotot kaget. Ia reflek melempar sebuah bantal sofa kearah Naruto kemudian mendesis.







"Kau bahkan belum menikah- tidak. Kau bahkan tidak punya pacar! Mau merawat anak siapa? Anak hasil maling?"







Naruto tersentak. Wow, tumben reaksinya berlebihan, batin Naruto kagum. Ia berdehem kecil kemudian menyilangkan tangan di depan dada. "Aku bahkan belum selesai bicara, teme."







Sasuke terlihat kelabakan- walaupun berhasil ia tutupi dengan wajah stoiknya. Ia ikut berdehem kemudian kembali duduk dan meraih handphone nya lagi.







"Jadi?"







Naruto mendesah lelah kemudian berujar dengan nada kesal. "Aku bosan kalau dirumah sendiri~ kau kan jadi jarang main ke sini karna tugas mu yang super duper banyak sebagai ketua Osis."






"Hn." Sasuke mengendikan bahu tak peduli. Toh, dia sibuk juga bukan karna keinginannya.








"Aku serius teme. Tadi aku berpikir ingin adopsi anak saja. Tapi terlalu ribet." Kata Naruto dengan mata berbinar yang sukses membuat Sasuke memicing curiga padanya. "Apaan sih, teme?!" Tanya Naruto risih.








"Jangan jangan, kau mengatakan hal ini karna sudah hamil duluan. Siapa pria kurang beruntung itu?" Sasuke mendengus dan berbicara dengan nada pongah.







"Sialan kau teme! Kau kira aku wanita murahan?!" Seru Naruto keras dengan nafas memburu, kesal dengan ucapan Sasuke yang tidak difilter terlebih dahulu. Sasuke kembali mengendikan bahunya. "Semua kemungkinan itu ada." Hahh~ bahkan ia berlagak seperti tak berdosa. Menyebalkan, rutuk Naruto.









"Persetan dengan 'semua kemungkinan'mu. Aku ingin pelihara hewan. Bagusnya aku pelihara kucing atau anjing saja?" Dan akhirnya Naruto memilih mengalah dengan kepala dingin. Sasuke kembali mengendikan bahu. Wah, ia sudah mengendikan bahu sebanyak tiga kali, omong omong.







"Mana ku tahu. Seleramu itu kan sangat 'binasa'."








"Sial! Berhenti mengejekku, teme. Dasar kau miskin cermin, sana berkacalah dan banggakan rambut ayammu itu." Desis Naruto sambil mencebikkan bibirnya.








"Hn."

.

.

.

.

Akhirnya setelah perdebatan panjang, sampailah mereka di sebuah toko hewan bernama "Zuka's Pet Store" yang menjual berbagai macam hewan peliharaan seperti kucing, anjing, kelinci, dan hamster.







"Selamat datang~"







"Kibaaa!"







"Narutoo!"







[✓] Teme & Dobe Forever ▶SFNWhere stories live. Discover now