Tiga Belas : Liburan

2.4K 230 18
                                    

"Aku pulang..." Sapa Naruto lemas. Otaknya mengarahkan kakinya untuk beranjak ke dapur, dimana biasanya ia bisa melihat sosok ibu nya disana.





"Tumben kau lemas." Ujar Kurama heran dengan satu tangan menggaruk bagian belakang kepalanya yang gatal sedangkan tangan lainnya ia gunakan untuk membuka kulkas dan mengorek seluruh isinya- mencari setidaknya satu makanan yang bisa dimakan olehnya. Mata ruby nya sedikit melirik kearah Naruto menelungkupkan wajahnya dengan lesu diatas meja makan. "Hanya sedang tidak mood. Aku bosan bermain di rumah Sakura terus selama liburan ini. Ibu dimana?"





"Dirumah Uchiha." Kurama menempatkan diri di depan Naruto setelah menemukan segelas jus apel yang masih segar, sepertinya sengaja ditinggalkan Kushina untuknya. Tangan kanannya memukul kepala pirang sang adik lalu berkata "Kau terlihat seperti pesakitan." dengan wajah dan nada yang datar.





Naruto meringis sakit sambil memegangi kepalanya yang baru saja menjadi korban kekerasan kakaknya ini. Mata nya yang berwarna sapphire terlihat mendelik tajam ke arah Kurama. "Tega sekali mengatai adikmu sendiri seorang pesakitan." Gerutunya dengan bibir mengerucut sebal.





"Cepat keatas dan bereskan baju kalian." Kata Kushina yang tiba tiba muncul dari pintu, membuat kedua anaknya dengan kompak memandanginya dengan tatapan bertanya.





"Kita akan pergi liburan bersama keluarga Uchiha."





Naruto langsung menegakan tubuhnya saat mendengar kata 'Liburan'. "Liburan? Kita akan liburan?! Horeeee!" Gadis 13 tahun itu langsung berlari kearah kamarnya dilantai 2, meninggalkan Kurama yang mengikuti dari belakang dengan gelengan kepala.

.

.

.

.

"Apa semuanya sudah siap?" Tanya Minato pada manusia manusia disekelilingnya yang dengan kompak menggelengkan kepala. Minato baru saja akan menutup garasi mobilnya, ketika dengan suara kencang putri bungsunya itu berteriak- membuatnya hampir jantungan.





"Tunggu! Aku lupa mengambil Kyuubi!"





"Untuk apa membawa boneka tak berguna itu, dobe." Desis Sasuke sukses mendapat tatapan tajam dari Naruto yang membalas cepat "Kyuubi itu berguna!"





Perjalanan mereka tertunda selama beberapa menit hanya karna Naruto yang sibuk mencari boneka rubah oranye kesayangannya- hadiah ulang tahun dari kakaknya dua bulan lalu.





"Sudah?" Tanya Minato saat melihat anaknya keluar dari kediamannya dengan boneka super besar itu. Ia melirik ke arah Fugaku lalu bertanya. "Rute mana yang akan kita lewati?"





"Rute Utara." Jawab Fugaku.






Mereka semua setelah berangkat setelah memastikan tidak ada lagi yang tertinggal. Naruto memperhatikan jalanan yang mereka lalui dengan tatapan berbinar, membuat Sasuke yang duduk disebelahnya merasa tak nyaman.





"Dobe, bisakah kau duduk dengan tenang?" Naruto menggeleng cepat dengan senyum yang sangat lebar. "Hutan ini sangat indah! Apa kau tahu kita akan kemana, teme?"





"Entahlah, tak peduli." Naruto mendengus lalu memukul bahu Sasuke yang bersandar nyaman di jok mobil berkapasitas 4 orang ini. Dimana anggota keluarga yang lain? Oh, mereka ada di dalam mobil satunya- mobil berkapasitas enam orang yang dibawa oleh Minato sedangkan mereka bersama Fugaku di mobil ini.





Keadaan menjadi sunyi selama beberapa saat. Naruto tahu kalau dua orang pemilik marga Uchiha disebelah dan didepannya ini bukanlah sosok yang senang berbicara, tidak seperti dua Uchiha lainnya yang memilki sifat ramah. Ini membosankan, rutuk Naruto dalam hati.





Mereka benar benar mengalami perjalanan yang sangat panjang. Sudah 3 jam setelah kepergian mereka, dan sekarang hari sudah gelap. Naruto mengecek ponsel nya. Jam 8 malam. Bosan menunggu, tanpa sadar Naruto tertidur disisa perjalanan mereka.

.

.

.

.

"Naru, bangun sayang. Kita sudah sampai." Bisik Kushina sambil menepuk pelan kedua pipi Naruto. Naruto melenguh pelan sambil mengeratkan pelukannya pada seseorang disampingnya.





"Bangun, dobe. Kepalamu berat. Berhenti memelukku. Aku ingin turun." Ujar Sasuke sambil mendorong dorong kepala Naruto yang terus terjatuh di bahunya. Naruto sedikit membuka matanya kemudian menutupnya lagi.





"Kuramaaa... gendong!" Kurama yang baru saja turun dari mobilnya secara spontan menunjuk dirinya sendiri dengan mata yang seolah menanyakan 'Aku?' ketika sang ibu terus memanggilnya. Ia menghela nafas pelan melihat keadaan Naruto sekarang, serta rengekannya yang terus meminta untuk digendong oleh kakak oranye nya ini.






"Ibu masuk saja terlebih dahulu. Dasar anak manja." Desisnya seraya dengan perlahan melepaskan pelukan Naruto dari Sasuke, kemudian mengangkat tubuh ringan adiknya itu dalam posisi bridal  tanpa merasa terbebani. Sasuke memperhatikan keduanya dalam diam, setelah beberapa saat yang lalu ia mendesah lega- karna akhirnya ia bisa keluar dari mobil yang terasa pengap itu.







'Saat besar nanti, aku yang akan menggendong Naruto seperti itu.' tekadnya didalam hati. Yang sabar ya, Sas.





To Be Continued



Balek lageee.... Halo semua nya #LambaiLambai. Apakah ada yang nungguin ff ini? Hahh, lega akhirnya bisa Update.

Chapter kali ini gaje ya? Ku pasrah menerima hujatan kalian. Mohon sarannya ya supaya ff ini bisa terus berkembang #TiupTisu

Oh ya hari ini update dipercepat karna saya ada masalah finansial XD

Sekian, semoga kalian suka ya.

Salam hangat,
          Lavender Joo

[✓] Teme & Dobe Forever ▶SFNOnde as histórias ganham vida. Descobre agora