Enam Belas : 'Sesuatu'

2.4K 210 15
                                    

"Naruto! Berhenti mondar mandir seperti itu dan cepat mandi! Ibu akan pergi ke supermarket sebentar." Tegur sekaligus perintah Kushina pada sang putri bungsu yang terus berkeliaran seperti orang gila di dalam rumah besarnya.




"Sebentar, bu! Aku harus menangkapnya terlebih dahulu." Sahut Naruto sambil terus berjalan kesana kemari dengan memegang ponsel membuat Kurama- pemuda yang sudah menginjak usia 15 tahun itu kebingungan dengan tingkah tak biasa adiknya yang unik. "Kau sedang kurang obat, ya?" Tanyanya polos kemudian berlalu dari sana untuk meletakan segelas susu yang sudah kosong.




Naruto berdecak kecil kemudian meletakan ponselnya diatas meja. "Tidak ada yang menarik di sini." Keluhnya dengan nada pasrah. Tangan kanannya ia gunakan untuk mengetuk ngetuk layar ponsel tersebut.




"Memangnya kau sedang apa?" Tanya Kurama setelah mendudukan diri didepan sang adik dengan membawa sepiring apel yang baru saja dipotong. Penampilan Kurama sudah sangat segar. Pasti ia sudah mandi, ucap Naruto dalam hati sebelum kemudian berkata "Tidak ada apa apa."





"Bohong." Kurama memasukan sepotong apel kedalam mulutnya lalu melanjutkan. "Kau pasti sedang di'gantung' oleh gebetanmu. Ah, atau jangan jangan kau di'gantung' oleh si ayam? Dia kan datar sekali, bersaingan dengan teflon."




Naruto melongo mendengar ucapan kakaknya. Digantung? "Tidak. Aku tidak pernah merasa digantung. Buktinya sekarang aku masih menapak." Kini Kurama yang terlihat melongo mendengar ucapan adiknya. Memangnya apa hubungannya?, batinnya bingung. Tapi sedetik kemudian ia tersadar dan reflek menampilkan wajah datar. Ia bahkan tak bisa menahan tangannya agar tak memukul kepala kekurangan bobot milik Naruto.





"Maksudku bukan gantung yang itu, bodoh."




"Loh? Memangnya digantung itu ada berapa jenis? Setahuku kalau digantung ya artinya kau tidak bisa menapak."





"Hahh~ susah berbicara denganmu. Jadi, kau sedang apa tadi?"





Naruto terlihat berpikir kemudian menjawab "Aku sedang main game." Kurama terlihat mengangguk mengerti sambil bergumam 'Ohhh' dengan mulut penuh apel. Baru saja Kurama akan membuka mulutnya untuk berkata, tiba tiba kedua kakak adik itu menjerit dengan jeweran di masing masing salah satu kuping mereka.





"AAHHH IBUU!"





"ADUDUDUHH SAKIT BUU!"






"Wah wah~ lihatlah dua anak ibu ini. Kenapa kalian tidak membuka pintu untuk tamu? Apa ibu harus membawa kalian ke THT? Bagaimana bisa kalian membuat Sasuke berdiri lama di luar sana? Kalian ingin membuat kaki Sasuke terlepas saking pegalnya, huh?" Tunggu, Sasuke?!





Ya, sedari tadi mereka kan asik berdebat. Mereka berdua mana sadar kalau pintu bel rumah mereka sedari tadi berbunyi nyaring. Si tamu- yang tak lain dan tak bukan adalah Sasuke, bahkan harus menahan pegal berdiri bermenit menit sampai Kushina datang dan akhirnya membiarkannya masuk.






Kushina melepaskan jewerannya, memperlihatkan telinga kedua anaknya yang sudah memerah. Naruto dan Kurama kompak mengelus telinga mereka dan berkata dengan nada memelas. "Ibu mau membuat telinga kami lepas, ya?"





"Ya, biarkan saja terlepas." Jawab sang ibu dengan sadis.






"Ekhem."





"Oh iya, Sasuke. Ada apa kemari malam malam begini?"





"Tak apa apa, bi. Ibu hanya menitipkan ini." Sasuke menyerahkan paperbag yang sedari tadi ditenteng olehnya yang langsung diterima oleh Kushina. "Wah~ repot repot sekali sampai membuatkan brownies." Ujar Kushina saat membuka salah satu kotak didalam paperbag tersebut.





"Aku pulang dulu, bi."





"Eh, jangan pulang dulu. Kau kan baru saja mampir. Setidaknya sekalian makan malam disini, apalagi ibumu sudah repot repot memberikan ini pada kami. Kau lihat dia? Dia- Naruto terlihat kesepian bahkan seperti orang gila. Apakah kalian bertengkar?" Sasuke menggeleng mendengar pertanyaan Kushina. Mereka tidak bertengkar kok. Hanya saja memang sudah sifat Sasuke yang antisosial membuatnya terlihat seperti menghindari Naruto- dimata Kushina.






Akhirnya, Sasuke tidak punya pilihan lain selain mengiyakan permintaan Kushina untuk bermain sebentar. Kushina menyuruh keduanya- Sasuke dan Naruto untuk bermain di kamar Naruto sementara dirinya menyiapkan makan malam.

.

.

.

.

"Nah, teme aku akan mandi dulu. Jangan mengacak acak kamarku, ya." Ujar Naruto, berniat memperingati tetapi malah ditanggapi dengusan oleh Sasuke.





"Kau belum mandi?! Kau pikir jam berapa sekarang?" '-lagian kamar ini sudah acak acak an bahkan sebelum aku datang' lagi lagi Sasuke mendengus dengan pemikirannya yang 100% benar.





Untuk sekejap, Naruto melihat jam dinding di kamarnya sebelum menjawab. "Sudah setengah tujuh malam. Kau bisa melihatnya sendiri tanpa harus bertanya padaku." Katanya dengan wajah polos yang menyebalkan.





"Cepat mandi!"






"Ay ay, Captain!"





Sasuke menatap Naruto yang langsung mengambil handuk kemudian berlari ke kamar mandi yang berada di kamar bernuansa Oranye itu. Dalam hati ia tak habis pikir. Ia bahkan tak pernah bertemu dengan cewek setomboy- dan sejorok Naruto, selain si pemilik nama sendiri. Padahal tampangnya benar benar manis kalau saja ia tak membuka suaranya.





Merasa bosan, Sasuke menidurkan diri diatas kasur sang sahabat yang lagi lagi berlapiskan warna oranye. Tangannya ia gunakan untuk meraih sebuah guling yang berada diatas kepalanya. Namun alih alih mendapatkan guling, Sasuke malah mendapatkan sesuatu- yang ia sendiri tak tahu apa. Matanya terbelalak sesaat setelah menarik 'sesuatu' itu lalu kemudian reflek berteriak.





"DASAR DOBE JOROK!"







To Be Continued






Yuhuu~ saya balik lagi dengan ff gaje yang semakin bertambah gaje ini #TiupTerompet. Hayoo Sasuke nemu apaan tuh 'sesuatu' di kamarnya Naruto #KetawaNgakak.

Astaga, ini sebenarnya terinspirasi dari kisah real saya sendiri lho. Jadi ceritanya pas malem malem, kakak saya kayak naro timun di matanya. Nah, kan saya sekasur (kasurnya lebar) sama dia. Paginya, karna saya itu type tidurnya gupek-an, saya sibuk lah nyari posisi yang enak buat tidur. Pas saya ngadep samping, tangan saya gak sengaja megang sesuatu yang berair tapi tekturnya kering. Saya reflek buka mata dan ternyata yang saya pegang itu timun bekas kakak saya. Kan jadinya saya ikut reflek teriak gara gara jijik #Nyengir

Eh kok malah jadi curcol sih. Oh ya, terakhir, kalo kalian punya request sendiri silahkan tulis di samping                                              👉

Sekian, semoga kalian suka ya.

Salam hangat,
          Lavender Joo

[✓] Teme & Dobe Forever ▶SFNWhere stories live. Discover now