Delapan Belas : Gamabunta

2.2K 205 11
                                    

"Hahahahh- aduh perutku sakit sekali."





"Sepertinya seru. Memangnya kau nonton apa?" Tanya Kurama pada Naruto yang sedang menonton TV sambil tertawa keras. Naruto menoleh kearah sang kakak yang berbeda 2 tahun darinya itu dan menjawab dengan nada heran. "Masa kau tak tahu film ini? Ini kan film paling legendaris sepanjang hidup. Dasar kau ketinggalan jaman."






Kurama mengernyit kemudian melirik sedikit TV yang menampilkan tayangan tak bermutu. Wajahnya berubah datar. "Maksudmu kartun Gamabunta? Sepertinya bukan aku yang ketinggalan jaman, tapi kau yang terlalu kuno. Apa bagusnya kodok hijau itu?" Naruto memukul kepala Kurama dengan boneka berbentuk gamabunta yang sedari tadi di peluk olehnya kemudian berseru tak terima.






"Tentu saja bagus! Gamabunta itu yang terbaik! Kau bahkan tak mampu meloncat setinggi dia." Kurama mendengus kemudian meraih toples kue kering yang berada di meja. Lebih baik aku makan ini saja, batinnya.






"Yhaaa~ sudah habis."






"Ya sudah tidur sana. Besok kau sekolah, kan?" Naruto mengangguk kemudian menguap lebar. Tangannya masih setia memeluk kodok besar yang menemaninya menonton tadi lalu ia beranjak dari sofa dengan berjalan sempoyongan seperti orang mabuk. Kurama sebisa mungkin menahan tawa nya yang hampir meledak melihat penampilan adiknya. Kucel, dengan piyama bercorak gamabunta dan jangan lupakan topi tidur berbentuk gamabunta.







"Daripada gamabunta, lebih baik nonton Keropi."

.

.

.

.

"Dobe, yang cepat jalannya!" Naruto terlihat menyusul Sasuke dengan sedikit kepayahan. Kaki kirinya terasa sakit entah mengapa, dan hal itu menyebalkan bagi Naruto karna ia harus berjalan sambil menyeret kaki kirinya itu.






"Tunggu sebentar! Arghh, sebenarnya kau kenapa, huh?!" Jeritnya sebal pada kakinya yang tak berdosa. Sasuke yang melihat hal itu hanya dapat menutupi wajahnya dengan sebelah tangan- jujur ia malu saat menjadi pusat perhatian hanya karna keunikan sang sahabat yang benar benar luar binasa.






"Tunggu-" Sasuke menatap heran Naruto yang baru saja melewatinya dengan cepat. Ia bahkan bisa melihat Naruto yang terus berjalan tanpa mempedulikan dirinya. Bukankah kakinya sedang sakit? Bagaimana bisa ia berjalan secepat itu?





"Teme cepatlah!"




Brukk




"ADUDUDUH SAKIT SAKIT SAKIT!!!" Naruto terjerembap dengan posisi tubuhnya menimpa kaki kirinya sendiri. Percaya lah, rasanya sangat sakit. Sasuke berjalan cepat menghampirinya kemudian menoyor kepalanya tanpa rasa iba. "Dasar dobe, menyusahkan saja."





Sasuke sudah berniat meninggalkan Naruto, kalau saja tangannya tak ditahan oleh makhluk kuning yang sekarang menatapnya seperti kucing terbuang itu. Sasuke menoleh dengan tatapan malas seolah sedang bertanya 'Apa lagi?'





"Bantu aku berdiriii" Naruto merentangkan kedua tangannya meminta bantuan Sasuke yang justru menatapnya dengan satu alis terangkat. "Berdiri lah sendiri. Aku sudah terlambat." Ujarnya sambil mengecek jam tangan dipergelangan tangan kanannya.






"Makanya bantu aku supaya bisa cepat! Lagipula kan bukan hanya kau yang terlambat." Sasuke menghela nafas kemudian menarik tangan kanan Naruto untuk berdiri. "Aduh pelan sedikit dong!" Protes Naruto tanpa didengarkan oleh Sasuke.






"Kau bisa berjalan?"






"Entahlah. Rasanya benar benar sakit."






"Memang apa yang kau lakukan semalam, huh?"





"Aku tak melakukan apapun tapi dia malah mengkhianatiku."






Sasuke kembali menghela nafas pasrah ketika jam menunjukan pukul 07.22 yang mana 8 menit lagi mereka harus sudah sampai ke sekolah. Naruto memandang bingung sang sahabat yang tiba tiba berjongkok didepannya.






"Naik."






"Kau mau menggendongku?"






"Tidak, aku ingin membuangmu." Naruto mencebikan bibirnya kemudian menaiki punggung tegap Sasuke. "Aku berat tidak?"






"Ya. Kurangi makan ramen." Naruto kembali mencebikan bibirnya. Ia bahkan sudah berniat menggigit bahu Sasuke, tapi kemudian ditahan olehnya.






"Eumm, terima kasih." Ucap Naruto ketika keheningan melanda mereka. Sasuke menoleh ke belakang kemudian berkata dengan sinis.





"Diam, dobe. Aku menggendongmu karna kita hampir terlambat."






"Bhuuu, tidak seru- wah! Ada gamabunta!"






"Hn?"






"Turunkan aku, sebentar saja kumohon."






Sasuke menuruti perkataan Naruto dengan tatapan bingung. Ia menurunkan Naruto dan didetik itu juga Naruto berlari menuju pinggir selokan. Ia terlihat sedang mengambil sesuatu. Dan saat ia berbalik-





"Tadang!!! Gamabuntaa"





"Apa apaan kau dobe?! Singkirkan itu, dasar jorok- yak! Jangan menyentuhku!"






"Sepertinya dia menyukaimu teme."






"Arghh! Singkirkan, dobe!"






"Sudah, sudah. Aku baru tahu kau ternyata takut dengan kodok, ckckck~"







"Enak saja! Mana mungkin aku takut dengan makhluk berlendir itu. Aku hanya merasa jijik!"





"Eiyh~ jangan mengelak, teme-chan."






"Memang kenyataannya seperti itu! Dan apa apaan panggilanmu itu?!"





"Hais, kau menggemaskan sekali, sih. Cepatlah waktu kita tinggal 5 menit lagi."






"Kau berniat naik ke punggungku dengan tangan penuh kuman itu? Jangan bermimpi."






"Yaahh, terus aku harus bagaimana?"





"Kau bahkan tadi mampu berlari untuk mengambil makhluk menjijikan itu. Cepatlah, aku tak ingin terlambat!"






Ya~ hanya Naruto yang bisa membuat Sasuke menjadi seekspresif ini. Oh dan jangan lupakan Gamabunta kesayangan Naruto. Kkkk~ mereka bahkan meninggalkan orang orang dengan mulut menganga, karna setahu mereka Uchiha itu adalah sekumpulan makhluk datar tanpa ekspresi.







Inilah the power of Naruto feat. Gamabunta







To Be Continued

Hayoloh Sasuke jadi OOC #KetawaGaje. Nista banget bayangin Sasuke jadi seekspresif itu.

Oh ya, chapter kali ini sebenernya ide sekaligus niat terselubung saya yang kezel parah gara gara mukanya Sasuke datar terus kayak teflon. Apa cuma saya yang ngerasa kayak gini? #KetawaLagi

Dan~ disinilah Gamabunta muncul karna saya sempet kepincut sama kodok satu ini pas saya nonton ulang tayangan dimana Jiraya lawan Pein. Saya nontonnya pas di lagu opening ke 6 Naruto Shippuden yang 'Flow - Sign'. Yang penasaran bisa coba tonton aja versi openingnya karna itu bener bener bagus banget sih. Saya selalu ikut terharu kalo nonton yang satu itu, apalagi pas tampilan Jiraiya jatoh dan abis itu berganti jadi tampilan Naruto yang netesin air mata. Aduh, bener bener mengharukan. #AmbilTisu

The Power of Naruto feat. Gamabunta, ckck~

Sekian, semoga kalian suka ya.

Salam hangat,
          Lavender Joo

[✓] Teme & Dobe Forever ▶SFNWhere stories live. Discover now