Dua : Pendatang baru

4.2K 294 12
                                    

Kejadian eskrim itu sudah berlalu lumayan lama. Terhitung sudah dua bulan semenjak hari itu. Naruto pun tetap bersikap biasa, sama seperti biasanya walaupun Kurama masih menyimpan dendam eskrim itu.

Hari ini cuaca tidak terlalu cerah. Sedikit mendung, dengan butiran butiran embun menyambut pagi. Naruto maupun Kurama masih bergelung nyaman didalam selimut. Kamar mereka bahkan hanya dipisahkan sebuah pintu di samping meja belajar Naruto karna Orang tua mereka khawatir jika Naruto benar benar dibiarkan sendirian.

Beralih di dapur, terlihat sang ibu rumah tangga sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga kecil yang ia cintai ini. Sesekali ia melirik suami nya yang sedang membaca koran pagi dengan kacamata dan ditemani segelas Teh Occha di atas meja makan. Pemandangan ini terlampau biasa di kediaman nyaman Namikaze. Biasanya setelah menyiapkan sarapan dia- Kushina akan beranjak ke lantai dua dimana kamar putra-putrinya berada dan menggedornya sekuat tenaga. Dan itulah yang akan dilakukannya sekarang, setelah meletakan piring tersebut diatas meja makan.

BRAKK BRAKK BRAKK

Dari Lantai satu Minato tersentak. Mata sapphirenya memandang tangga bekas jejak istri 'monster'nya. Baru saja akan melanjutkan kegiatan sehari harinya- membaca koran pagi, ia kembali dibuat tersentak dengan teriakan menggelegar Kushina.

"Kurama! Naruto! Keluar sekarang! Sampai kapan kalian akan bergelung, huh?!"

Terkadang, Minato tidak tahu dia harus bersyukur atau meratapi nasibnya karna diberikan sosok istri se'mulia' Kushina, dan anak anak se'baik' Kurama dan Naruto. Ia bahkan tak habis pikir dengan tingkah istrinya yang malah berteriak dengan panci ditangannya terus menggedor pintu kamar kedua anaknya. Ia juga berpikir bagaimana cara Kushina menggedor kedua pintu itu disaat bersamaan. Memangnya tangan Kushina sepanjang itu?, tanyanya pada dirinya sendiri. Tapi akhirnya ia mencoba tak mempedulikan keadaan ini. Toh sebentar lagi kedua anaknya itu pasti akan keluar dari kamar masing masing dan merengek "Berisik" pada ibu mereka.

Dan benar saja. Beberapa menit penganiayaan terhadap pintu itu berlangsung, kedua anak berbeda usia dan kelamin itu keluar dengan tampang acak acakan. Lihat saja rambut oranye Kurama yang berdiri kaku seperti jambul ayam, pfftt.

"Ibu berisik sekalii. Ini kan baru jam 6 pagi." Kata Kurama sambil menguap dan mengacak acak rambutnya. Disebelahnya Naruto mengangguk ngangguk seraya bergelut manja di tangan Kurama. Kurama menanggapi hal tersebut dengan delikan risih khas dirinya.

"Memang apa salahnya bangun pagi, huh?! Cuci muka kalian dan segera turun untuk sarapan. Oh ya, jangan lupa sikat gigi atau cacing cacing akan menggerogoti hidup kalian." Ancam Kushina. Ia kemudian berjalan turun dengan santai meninggalkan kedua anaknya yang melotot dan menjerit "Tidakkk!!" secara bersamaan. Ia tahu jelas kalau kedua anaknya ini punya satu kesamaan yaitu takut dengan hewan menggeliat yang hidupnya di tanah itu.

.

.

.

.

10 menit kemudian, keluarga mereka sudah lengkap. Duduk manis di atas meja makan, menunggu Kushina mengambilkan nasi porsi besar untuk kedua anaknya yang memandang lapar tempura udang hasil dirinya bertempur di dapur.

"Ibu, ambilkan aku tempula yang besal!" Kata Naruto sambil membuat gestur 'besar' dengan kedua tangannya. Kurama yang duduk didepannya memandangnya dengan tatapan jahil sambil tangannya mencomot tempura terbesar di piring itu dan memasukannya kedalam mulut besarnya dalam satu gigitan. "Sudah ku makan." Ujarnya santai saat Naruto melayangkan tatapan marah sedangkan kedua orang tua mereka menghela nafas pasrah, sudah terlalu biasa dengan kejadian semacam ini.

Baru saja mulut Kushina terbuka untuk melayangkan protesan, bel pintu mereka berbunyi dengan nyaring. Kushina segera bangkit untuk melihat siapa tamu yang bertamu pagi pagi seperti ini.

"Selamat pagi. Selamat datang di kediaman Namika- Oh! Astaga, Mikoto!" Sekarang didepan pintu, berdiri seorang wanita cantik bergaya tradisional yang sedang menggandeng anak kecil berambut hitam. Kushina reflek memeluk orang yang dipanggilnya Mikoto tadi.

"Astaga! Kenapa kau tak memberi kabar untuk berkunjung?"

"Anata, Siapa yang berkunjung? Oh, Mikoto-san. Apa kabar?" Mikoto tersenyum lembut pada mereka berdua. Tangannya yang menenteng sebuah bingkisan terulur, menyerahkannya kepada Kushina.

"Kabarku dan Fugaku baik. Kami kesini untuk memberikan bingkisan untuk tetangga baru kami."



To Be Continued


Balik lagi yuhuu! Ada yang kangen sama cerita ini? Ada? Ada? Gak ada? Oh, ada #TebarSenyum

Setelah lama bersemedi, akhirnya lanjut lagi nih. Bener bener gak ada ide. Tapi ya karna ini drabble lucu lucu an, jadi idenya ada lagi deh #ApaSih

Mohon maap kalo hasil Update an chapter ini sedikit tidak memuaskan. Tapi saya pribadi cukup puas sebenarnya (readers: maap mbak gak ada yang nanya)

Sekian, semoga kalian suka ya.

Salam hangat,
          .Lavender Joo

[✓] Teme & Dobe Forever ▶SFNWhere stories live. Discover now