Tiga : Teme-dobe

3.6K 290 5
                                    

Naruto mengintip takut takut dibalik pundak tegak ayahnya. Saat ini Ayah ibu nya duduk bersama sang tamu- Mikoto di ruang tamu dan saling mengobrol. Disebelah Mikoto, ada seorang anak yang terlihat familiar di matanya tapi ia sama sekali tidak ingat siapa. Matanya sepelti lubang, batin Naruto nista.



"Ah, Mikoto, dia anak bungsumu itu?" Tanya Kushina antusias sekaligus penasaran. Anak itu terlalu pendiam untuk ukuran anak kecil. Dalam hati terkecilnya jujur dia merasa iri dengan Mikoto karna memiliki anak sependiam dan sekalem itu. Dengan perlahan ia melirik Naruto.



'Hahhh, tidak ada harapan' batinnya menghela nafas.



Mikoto menarik tangan anak disebelahnya untuk duduk dipangkuannya. "Iya, benar dia putra bungsuku. Sasuke, kenalkan dirimu." Sasuke bangkit kemudian berkata "Uchiha Sasuke, 4 tahun."



Kushina menarik pelan tangan Naruto dari belakang punggung Minato. "Kau tak lupa dengan Naruto, bukan?" Tanyanya dengan kedipan disebelah mata. Mikoto menanggapinya dengan kekehan yang terdengar sedikit aneh dan menyeramkan.



"Khukhu, tentu saja aku ingat padanya. Rencana kita juga." dan setelahnya tawa kedua Ibu dua anak tersebut menggelegar meninggalkan Minato dan anak anak mereka yang menatap mereka ngeri.



"Ayah, ibu tellihat menyelamkan." Bisik Naruto sepelan mungkin pada Minato yang hanya mengangguk menanggapi anaknya itu.



"Oh ya! Dimana Kurama? Apa sekarang dia sudah tumbuh besar?" Tanya Mikoto setelah mereka berdua- Mikoto dan Kushina berhasil menguasai diri. Kushina menyesap teh dihadapannya kemudian berkata dengan raut kesal. "Entahlah. Tadi saat kau datang dia masih berada di dapur dan sekarang dia sudah menghilang seperti ninja ninja di kartun. Hahh, dia pasti sedang perjalanan ke rumah Kakashi untuk mencuri apel apel atau menjahilinya."



Naruto tak mendengarkan kedua ibu itu. Dia sibuk memperhatikan Sasuke dengan tatapan menilai.



'model lambutnya aneh, sepellti pantat ayam! Tapi kok dia bisa jadi sangat tampan? Jangan jangan lambutnya itu yang membuatnya jadi tampan.' batinnya sambil mengangguk angguk mengabaikan tatapan bertanya Mikoto, Kushina, dan Minato. Mikoto yang peka langsung berkata.



"Oh? Kau ingin bermain dengan Sasuke, Naru?" Kushina ikut memandangi mereka dan mengibas ngibaskan kedua tangannya "Kalian bisa bermain dengan puas di taman belakang. Naruto, tunjukan jalannya. Dan Sasuke, bibi titip Naruto dengan mu yaa!"

.

.

.

.

"Hai, Sasuke!" Sapa Naruto dengan keramahan yang kelewat batas. Sasuke hanya menatap sebentar sebelum kembali terfokus pada bunga didepannya. Merasa diabaikan, Naruto merengut kesal kemudian menepuk punggung kecil Sasuke.



"Setidaknya balas sapaanku!" Naruto terlihat geram ketika Sasuke kembali mengabaikannya.



"Huh! Dasal tidak bisa menghalgai pelempuan!"



"Kau berisik, dobe."



Naruto memandang Sasuke dengan tatapan tak percaya. Apa? Aku dipanggil dobe?, batinnya tak terima. Dia mengacungkan telunjuknya ke depan muka Sasuke ketika mengingat suatu hal.



"Wah! Kau kan teme pelit yang kemalin kemalin!"



Kini Sasuke yang terlihat terganggu dengan panggilan Naruto untuknya. "Apa apaan panggilanmu, Dobe cadel!" Naruto menjulurkan lidah nya mengejek Sasuke lalu berkata "Benalkan! Kau itu teme yang pelit!"



Sasuke menggeram dengan tangan diangkat, siap mencakar wajah Naruto yang sebelumnya memang sudah dihiasi goresan tipis menyerupai kumis kucing yang didapatnya karna terjatuh dari pohon apel Kakashi. Naruto yang merasakan alarm bahaya, segera menjauh dan berteriak sekencang mungkin.



"Ibu! Sasuke ingin mencakalku!"



Mikoto dan Kushina sontak berlari ke halaman belakang untuk memisahkan Sasuke yang terlihat benar benar bernafsu mencakar Naruto.



"Sasuke, jangan seperti itu dengan anak perempuan." Tegur Mikoto sambil menampar pelan kedua tangan Sasuke yang terangkat. "Tapi bu... dia itu bukan perempuan! Dia itu perempuan jadi jadian!" Bela Sasuke kesal.



Naruto yang saat ini berada di gendongan Kushina pun memberontak sambil menunjuk nunjuk Sasuke dengan tangan mungilnya. "Aku itu bukan pelempuan jadi jadian! Dasal teme pelit!" hal itu membuat Sasuke terlihat semakin bernafsu mencakarnya.



Kushina terlihat menatap Mikoto dan Sasuke dengan tatapan bersalah. "Maaf, Naruto memang sedikit Hiperaktif." Ringisnya pelan. Tangan kanannya terangkat untuk memukul pelan kepala Naruto. "Jangan membuat ibu malu, Naru sayang." Desisnya membuat Naruto menelan ludah gugup.



"Sudah ya jangan bertengkar lagi. Ibu mau pergi sebentar dengan bibi Kushina." Ucap Mikoto mendapat anggukan dari Kushina. Kushina pun melanjutkan berkata "Kalau ada apa apa, jangan segan segan untuk memanggil paman Minato di ruang tamu atau ruang kerjanya. Dadah, sayang."



Dan sisa hari itu dihabiskan dengan pertengkaran mereka yang membuat Kurama yang baru saja pulang dari kegiatan Mari Mengusili Paman Kakashi bingung karna mendapati tubuh adik dan seorang yang tak dikenalnya penuh dengan bercak merah hasil 'pertempuran berdarah' mereka. Ckckck






To Be Continued




Haloo, berjumpa lagi dengan saya!! #LambaiTangan

Hayo, mereka berdua ngapain tuh sampai merah merah begitu #AmbiguMode

Oh ya, maksudnya Kurama gangguin Kakashi itu kalian tahu sendiri lahh. Dari kegiatan nyuri apel, sampe kegiatan nyuri novel Oranye 'misterius' Kakashi yang udah Legend banget. 

Sekian, semoga kalian suka ya.

Salam hangat,
         .Lavender Joo

[✓] Teme & Dobe Forever ▶SFNWhere stories live. Discover now