5.

2.7K 287 4
                                    

°[Question]

D A P U R

"udah gak masuk angin lagi, dek?" tanya Arin sambil minum segelas cola dilemari pendingin.

"gak kok"

"tapi pucet lu kok gak hilang hilang sih?" tanya Yoojung

"kak Yeyen please help me" batin Yeonji, memanfaatkan kebegoan kakak keduanya kali ini memang beruntung.

"dih melamun" kata Yuju ikutan nimbrung.

"mama suruh lu dandan, mau gue dandanin?" tanya Yena menarik lengan Yeonji ke kamarnya yang ada tulisan 'bebek yeyen cans'

gak lupa Yena kunci pintu.

"nih" Yena ngelempar suatu berkas lalu menatap adiknya seolah minta penjelasan, "why?" tanya Yena menatap adiknya sendu.

Yeonji diam.

"gue bisa lindungin lu asal lu jujur sama gue, kalau ini gak gue ambil dimeja ruang keluarga mungkin riwayat lu udah habis dijauhin orang orang rumah" oceh Yena

"Anaknya Mingyu? Minhee?" tanya Yena

"niat kakak mau ngedandanin aku kan?" tanya Yeonji

Yena meluk adiknya, air mata Yena mengalir.

"you never walk alone, gue tau keanehan lu akhir akhir ini" bisik Yena

"duduk, sini gue make up" Yena mengambil pallete make up miliknya lalu mulai melukis wajah adiknya se-fresh mungkin.

tok.. tok.. tok..

Yena membukakan pintu kamarnya, dia melihat pria menjulang didepannya. Siapa lagi kalau bukan Kang Minhee. Pria sejuta senyum kini berubah menjadi dingin.

"ada urusan apa?" tanya Yena

"aku tau kak ink gak sopan, tapi aku boleh masuk? ada hal yang mau dibicarain"

Yena merotasikan bola matanya.

"yaudah masuk" Yena mempersilahkan Minhee masuk.

"lu mantan Yeonji kan? lu apain dia?" tanya Yena dingin

"Hah?"

"heh hoh" jengkel Yena, "gak usah belagak bego deh, beho beneran tau rasa" kata Yena

"bukan dia" kata Yeonji

"ooh, maap ye" kata Yena sambil terkekeh.

"ini uang dari dia" Minhee melempar sebuah amplop coklat yang berisi uang, Yena dan Yeonji tak sebodoh itu.

:)

"gue harap lu gak nerima ini, tapi apapun perkataan gue juga gue gak ada hak. Gua sadar status gue disini" kata Minhee

"Masih ada gue, Nayoung, sama Mingyu jangan nangis lagi ya?" Minhee mengusap pipi lembut Yeonji

"kak gue pamit" Minhee pergi.

●○●

Yeonji masih ada dikamarnya, dia takut, Takut bertemu dengan calonnya. Untung aja dia udah lulus sekolah. Yeonji mengusap perut ratanya lalu tersenyum hambar.

"mama harap kamu buat hidup mama bisa bewarna lagi, gapapa dirawat sama papa yang lain. yang penting kita bahagia"

kriet..

Surai coklat masuk kedalam kamar anak bungsunya.

"Yeonji udah cantik, kenapa masih ngaca? muka kamu gak akan hilang kok" Umji, oh mungkin nyonya Choi tersenyum manis kearah anaknya.

"ma, kalau Yeonji ngasih satu pertanyaan ke calonnya Yeonji boleh?" tanya Yeonji, Umji mengangguk.














































Diruang tamu kedua pihak keluarga sudah berkumpul, Ingin rasanya Yeonji menangis sekarang.

"ini Tuan Cha, namanya Eunwoo disebelahnya Istrinya namanya Sejeong" kata nyonya Choi.

Yeonji memakai short dress putih, dengan rambut dikonde dengan bunga bewarna putih. tidak lupa sepatu yang senada.

Leher jenjang Yeonji terangkat, mulutnya melukiskan senyumm lalu dia duduk disalah satu sofa yang kosong.

"ma, Yena boleh duduk disebelah---

"itu buat calonnya"

"mana?"

"lagi ke toko buku"

Yena mengerucutkan bibirnya.

Semuanya makan kue tart yang sudah dibeli untuk pertemuan pada hari ini, sedangkan Yeonji hanya memandang tart itu hingga habis waktu makan.

"saya boleh bertanya satu hal" kata Yeonji

"apa?" tanya tn Cha dengan senyumnya.

Yeonji menghela nafasnya berat. "anda mau terima saya apa adanya?" tanya Yeonji.

"Ji.." Arin menatap adik bungsunya, bohomg orang sepintar Arin gak tau keadaan adiknya yang sakit-sakitan. walaupun dia gak tau penyebabnya.

"pasti"

nyonya Cha memang rendah hati sejak dulu.

"walaupun saya hamil?"

Hug ° Cha JunhoWhere stories live. Discover now