55.

1.2K 113 14
                                    

°[Hug]

Junhyuk menatap heran Yeonji yang kian lama berubah, bahkan Yeonho sering bersama Junhyuk akhir akhir ini.

Contohnya hari ini.

Yeonji keluar dari kamarnya matanya memerah, mendapati Junhyuk ada di rumahnya sambil membuatkan sarapan untuk Yeonji. Karena, Junhyuk habis mengantarkan Yeonho ke taman kanak kanaknya.

Junhyuk meletakan sebuah sosis goreng, telur mata sapi, dan roti tidak lupa dengan secangkir teh manis.

"habis nangis?" tanya Junhyuk menatap Yeonji yang didepannya sibuk memotong garpu.

"gimana hasil fitting baju 2 hari yang lalu? Bajunya ada yang cocok gak?" tanya Junhyuk berusaha mencari topik.

Bohong kalau Junhyuk gak tau kejadian yang sebenernya.

"bagus kok" kata Yeonji dengan suara parau khas bangun tidur, sekaligus habis menangis.

"cuti lu sampai kapan?"

"hari ini, besok udah harus kerja lagi.. Si Aisha sih yang bener bener nyuruh"

"pernikahan Hyungjun, lu ketempatnya Aisha dulu donk buat nginep"

Yeonji ngangguk.

"jujur sama gue, sebenernya ada apa?" tanya Junhyuk melihat Yeonji iba.

"gu— gue"

"Junho kan? Junho kenapa? Gue—

"dia udah balik ke Korea kan? Gue gak mau liat dia lagi Hyuk.. Hiks" dengan spontan Yeonji kembali terisak. "gue gak mau luka yang sama muncul lagi.. Gue gak mau" kata Yeonji sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"tapi, lu masih suka sama dia kan? Lu masih ada perasaan dengan dia Ji.. Sekuat apapun—

"gue akuin.. Yang lu utarakan itu bener"

Jleb

Rasanya seperti ada ratusan pisau menusuk Junhyuk dari belakang, karena perkataan Yeonji.

"kenapa saat gue berusaha bahagia, dia hadir dengan pedulinya ke anaknya? Gue.. Gue tau, sekuat apapun ada orang yang gantiin posisi ayah di hidup Yeonho.. Dia pasti cari ayah kandungnya"

"sekuat apapun gue bilang ayahnya udah meninggal, dia pasti suatu saat mau cari ayahnya bahkan kuburannya"

"intinya lu masih sayang sama Junho, kan?" lirih Junhyuk pelan, tidak terdengar oleh lawan bicaranya.

Intinya Sebagai manapun Junhyuk bertahan

***

Junhyuk, Yohan, Aisha, Nayoung, Mingyu sedang ada diruangan rapat saat semua kariyawan di kantor Yohan pulang.

"ya, mau gimana? Gue gak bisa buat Yeonji lupa sama Junho, sebagaimanapun juga gue sepupu Junho"

"Hyuk.. Lu gak ribut sama Junho sampai babak belur gitu kan?" tanya Nayoung prihatin dengan wajah teman kecil pacarnya itu.

"eng.. Gimana ya, gue udah terlanjur kesel kenapa dia hadir di kehidupan dimana Yeonji, gue, Yeonho bangun sama sama" kata Junhyuk sambil memegangi sudut bibirnya yang membiru.

"peringatan nih buat kita, biar gak nikah muda"

Pletak!

Nayoung memukul kepala Mingyu kencang, "emang siapa juga yang mau!" seru Nayoung.

"yha.. KDRT"

"yaudah gini aja, kita buat rencana saat pernikahan Hyungjun"

"di London maksud lu?"

"enggak, di Eutopia" kata Aisha kesal karena pertanyaan Yohan yang lewat dari batas logis.

"terserah."

"gue udah ngerencanain ini semua, makanya gue minta kita kumpul disini. Ternyata ada yang sepemikiran juga" kata Junhyuk tersenyum kecut.

"bagaimanapun, kalau perasaan tuh gak bisa di bohongin. Semua orang pasti pernah ngerasain cinta bertepuk sebelah tangan" lanjut Junhyuk memandang teman temannya.

"ye.. Ngeliatnya slow aja donk! Gue juga korban cinta bertepuk sebelah tangan" seru Mingyu dan Yohan sewot.

"tau nih, galau kok ngajak orang" nyinyir Aisha sambil membersihkan kemeja kerjanya. "gue hubungin si Yunseong—

"buat?"

"nanya si Mi—

"dia gak dateng, terapi jalan. Gila aja koma berbulan bulan kakinya tetep kuat"

"yeu.. Gue kan nanya"


















Biar gak sedih sedih amat kita jadiin satu sama manusia manusia rusuh. Ehehe...

Nih aku double up :') gak kerasa ya?
Iya gak kerasa aja.

Tbc.

Hug ° Cha JunhoWhere stories live. Discover now