41. Dear You . .

1K 168 10
                                    

.41.

.Forty One.

.Dear You.



"ku dengar pria itu adalah pasien VVIP kita. Ia orang yang sangat kaya raya tapi bagaimana bisa ia begitu tampan dan begitu setianya pada satu gadis?"

"aku terpesona pada kecantikan pacarnya tapi jika mengingat sifat arogannya ku rasa pria itu terlalu sempurna untuknya"

"benar. Dengan usianya yang begitu matang, ia seharusnya jatuh cinta pada wanita karir yang cantic dan bersikap dewasa. Namun ia malah mencintai wanita bangkrut sepertinya"

"apa kalian ingin di pecat?" suara Suho mengalihkan perhatian seisi meja resepsionis itu.

"nona Bae Suzy adalah segalanya bagi tuanku, untuk itu siapapun yang mencemarkan nama baik calon istrinya tidak akan aku maafkan. Ini peringatanku yang pertama dan terakhir! Aku akan segera mengambil jalur hijau jika kalian berani menyebarkan gossip seperti itu lagi. Ingat itu" jelas SUho dengan tatapan dinginnya kemudian pergi mengikuti Sehun.

Semua orang di resepsionis itu saling pandang dengan tatapan takut. Sehun dan Suzy masih dalam kondisi awkward. Keduanya tampak diam tanpa suara. Sehun tiba di taman rumah sakit dan meletakkan Suzy di atas sebuah kursi di taman itu. Suzy duduk tanpa berkata sepatah katapun pada Sehun.

"tunggu disini, aku akan mengambil plester dan alcohol" ujar Sehun kemudian pergi sejenak.

Suzy menatap punggung Sehun, perlahan senyum terukir diwajah cantiknya. Suzy melirik langit gelap berbintang itu dengan senyum bahagia diwajahnya. Suzy kemudian menurunkan tatapannya dan mendapati mangkuk serta termos sup nenek Sehun disana.

Ternyata pria itu tak berbohong soal ia berada disini sejak tadi. Perlahan senyum kembali terukir diwajah cantiknya. Ia lega karena pria itu akhirnya tak pergi darinya dan benar-benar duduk di taman itu seorang diri.

Melihat kedatangan Sehun, Suzy segera menyembunyikan senyumnya dan hanya menatap ke depan dengan wajah menunduk. Sehun berdiri didepan Suzy. ia meletakkan plester dan alcohol yang ia ambil di atas bagian kosong dari kursi taman yang Suzy duduki.

"lain kali kau harus lebih berhati-hati" ujar Sehun kemudian mencuci tangannya dengan alcohol.

Sehun menyiram kapas dengan air alcohol yang ia bawa kemudian mengusapnya pelan ke lutut Suzy. Suzy meringis perih sesaat setelah cairan pembersih luka itu menyentuh lukanya. Suzy memejamkan matanya dan membuat Sehun mengambil jeda sejenak.

"apa terlalu perih?" tanya Sehun menatap Suzy ingin tahu.

"ehm" Suzy mengangguk pelan. Sehun meletakkan kedua tangan Suzy di bahunya.

"cengkram saja bahuku untuk meringankan rasa perihmu" ujar Sehun. Suzy menatap Sehun dalam diam.

"tapi, itu akan sakit" ujar Suzy. Sehun tersenyum. "apa kau pikir aku selemah itu?" lirih Sehun setengah bercanda.

"Sekarang, aku akan kembali membersihkannya. Kau tahan sedikit lagi ya. Hanya Sedikit lagi dan selesai" ujar Sehun meyakinkan Suzy. Suzy mengangguk pelan dengan yakin.

Sehun kembali mengusapkan cairan alcohol it uke seluruh bagian luka Suzy dan membuat Suzy mencengkeram kuat bahu Sehun karena rasa perih tak tertahankan itu. Sehun membuang kapas itu dan mengambil plester yang tadi ia letakkan di kursi.

Sehun membuka plester itu dengan cekatan, kemudian ia menempelkannya ke lutut Suzy dengan penuh kehati-hatian dan kelembutan. Suzy masih memegang erat punggung Sehun untuk mencengkeram bahu Sehun untuk meringankan rasa sakitnya.

Home; My Little PrincessWhere stories live. Discover now