09

11.2K 590 15
                                    

'HAPPY READING'

Typo bertebaran.


"Aturan pertama, mulai sekarang lo gak boleh deket-deket sama Bintang, ataupun cowok lainnya, intinya yang namannya cowok harus lo jauhin, biarpun tu cowok belok, tetep aja lo harus jauhin," ujar Adam datar, kemudian memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Apa?! Yang bener aja, emang kita lagi mau jalin kerja sama apa?! Pake acara pake aturan-aturan segala! Lagian, kita gak punya hubungan apa-apa!"

Wulan yang refleks meninggikan suaranya, membuat pengunjung yang berada di dalam restoran menatap ke arahnya dan Adam.

Wulan yang menyadarinya langsung menutup mulutnya. Wulan memajukan sedikit kepalanya ke arah Adam. "Dam, lo udahin aja pemikiran lo yang aneh itu," Wulan berujar dengan suara yang agak kecil bahkan terkesan seperti sedang berbisik-bisik, dan kemudian melanjutkan makannya, jujur ia kini tengah lapar, sangat malah.

Adam dengan tanpa berdosanya langsung menarik piring Wulan, membuat aktivitas Wulan terhenti.

"Adam! Lo mau ngapain sih! Kalau mau makan, pesen aja lagi, gak usah ngambil makanan gue, siniin, gak?!" Wulan berusaha menarik piringnya.

Prang.

Adam dengan sengaja menjatuhkan piringya. Membuat Wulan membulatkan matanya.

Hingga seorang pelayan datang menghampiri meja keduanya dengan sedikit berlari.

"Nanti saya ganti piringnya yang pecah, bahka dua kali lipat dari biaya ganti ruginya," ujar Adam dingin yang matanya menatap tajam ke arah Wulan.

Sebelum Wulan mengumpati Adam, Adam lebih dulu membuka suara. "Apapun yang membuat perhatian lo teralihkan dari gue, maka itu harus segera disingkirkan!" Ujar Adam datar.

"Adam! Lo kenapa sih?! Sakit?! Lo aneh tau gak! Tadi nyebutin aturan-aturan gak jelas, dan sekarang lo buang makanan karna ngalihin antesi gue ke lo, ya kali gue makan sambil liat muka lo?!" Kesal Wulan.

Adam menghela napas pelan. "Wulan," ujarnya menggertakkan giginya. "Kan gue udah bilang kalau lo itu pacar gue tadi, dan itulah mengapa gue sebutin satu dari sekian aturan yang harus taatin, dan soal----"

"Eh, tunggu-tunggu! Pacar apanya?! Dan aturan yang harus gue taatin? Hei! Lo kira gue mau sekolah atau apa?!" Potong Wulan cepat.

"Wulan denger dulu! Gue gak suka lo main potong-potong omongan gue!" Ujar Adam dengan nada serius dan matanya yang memincing tajam.

Wulan yang ditatap demikian, meneguk salivanya, seketika keberanian Wulan menciut begitu melihat keseriusan dari kalimat yang dikatakan oleh Adam.

"Wulan, sekali lagi gue bilang, lo itu pacar gue. Dan sekali lagi lo bilang ini main-main, gue gak akan segan-segan buat nyium lo dimanapun dan kapanpun saat lo mengatakan bahwa ini semua hanya main-main. Gue serius." Adam menjeda kalimatnya. "Dan gue gak suka sama apapun atau siapapun yang ngebuat perhatian lo teralihkan dari gue! Atau lo akan melihat orang atau apapun itu, gue singkirin dengan cara gue!"

Wulan hanya mendengarkan kata-kata yang terucap dari mulut Adam. Ia tak tahu harus membalas apa, bibirnya terkunci untuk sekedar membantah kalimat Adam.

Cukup lama hening diantara keduanya, hingga Adam bangkit dari duduknya. "Sekarang ayo pergi dari sini, selera makan gue udah hilang," ujar Adam datar.

Wulan melirik Adam yang sudah berdiri dari duduknya. Mata cewek itu masih terfokus pada figur Adam.

"Wulan," Adam berujar jengah. "Ayo berdiri, dan pergi dari sini!" Tekan Adam sekali lagi, yang membuat Wulan mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Adam, gini, maksud gue, kita bisa pacaran dari mananya? Bahkan lo---mphh,"

Wulan membulatkan matanya, Adam entah datang darimana kini berada tepat di depan matanya, begitu dekat, dan jangan lupakan tentang Adam yang kini menciumnya, dengan kasar dan tidak sabaran.

Akal sehat Wulan masih mencerna apa yang kini terjadi. Ini terlalu tiba-tiba, bukan? Cewek itu bahkan tersentak karna kaget.

Hingga ia memukul lengan Adam, karna merasa kehabisan napas, ia butuh udara.

Namun, bukannya berhenti, Adam malah memengang pergelangan tangan Wulan yang memukul lengannya dengan kuat, hingga membuat Wulan merasakan sakit pada pergelangan tangannya, ditambah napasnya yang memang kehabisan oksigen sekarang.

Wulan langsung menginjak kaki Adam dengan kuat, hingga tautan bibir keduanya terlepas.

Wulan menghirup udara sebanyak-banyaknya, napasnya tamlak tercekat. Ia kini sudah seperti orang yang sekarat.

Hingga napasnya mulai teratur, Wulan menatap Adam tajam, "lo gila?!" Bentaknya. "Lo mau bunuh gue? Iya?!"

"Wulan, gue udah bilang, gue bakal nyium lo kapanpun dan dimanapun, kalau lo meragukan hubungan gue sama lo! Lo pacar gue Wulan!"

Dimanapun?

Indra pendengarannya yang menangkap kata itu, membuat Wulan langsung melihat ke sekitar.

Yang benar saja, hampir seluruh atensi pengunjung restoran itu terarah padanya dan Adam.

"Udah, sekarang kita pergi dari sini!" Adam menarik tangan Wulan untuk keluar dari sana, sedangkan Wulan hanya menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya.

Hingga keduanya sampai di luar, Wulan langsung mengempas tangan Adam kasar. "Adam! Lo gila?! Di dalam banyak orang! Dan lo? Dengan santainya nyium gue?!" Bentak Wulan.

"Wulan, di sini banyak orang yang berlalu lalalng. Kalau lo gak mau malu, mending sekarang kita masuk ke mobil. Gue bisa cium lo lebih lama dari tadi, kalau lo berani ngebantah perintah gue!"

"Adam! Lo gak..." Wulan menghentikan kalimatnya kala Adam yang mendekat le arahnya, ini gawat! Adam tak main-main akan ucapannya. Dan ia benar-benar tidak ingin dicium dan mengulangi kesalahan yang sama seperti tadi yany sampai dirinya hampir saja tak bisa bernapas.

Dengan cepat Wulan melangkah, sangat cepat. Menuju kemana mobil Adam berada. Ia takut sekarang.

Tbc

My Childish Bad BoyOn viuen les histories. Descobreix ara