14

7.8K 495 15
                                    

Happy Reading and sorry for typo :)

.
.
.

Dan disinilah, Wulan dan Adam menghabiskan malam mereka, di sebuah restoran, ditemani dua piring pasta yang berada di depan meja keduanya.

"Astaga, dari tadi lo gak pernah makan dari tangan lo sendiri Adam! Biarin gue nikmatin pasta gue juga!"

Wulan yang sedari tadi merasa kesal dengan Adam, yang terus-terusan saja minta disuapi, kini tak sanggup menahan kekesalannya pada cowok itu.

"Gue maunya disuapin! Ayo lagi!"

Dengan tidak tahu dirinya, Adam malah meminta Wulan untuk menyuapinya. Hingga membuat cewek itu melepas garpu dari tangannya.

"Lo udah gede yah, lo gak malu? Dari tadi kita diliatin terus tahu gak?" Wulan melirik ke sekitar dan benar saja, ada beberapa pengunjung restoran yang diam-diam meliriknya dan Adam.

Mendengar penuturan Wulan membuat Adam mengangkat kedua pundaknya cuek, "kenapa kita harus mikirin, pemikiran orang lain tentang kita? Kalau hidup kita terus mikirin hal seperti itu, kebahagiaan yang sesungguhnya akan menjauh dari kita,"

Wulan menghela napas pelan mendengar penuturan Adam. "Dam, sekarang lo makan sendiri, lo punya tangan kan? Lagian gue juga mau makan! Gue laper!"

Wulan kemudian berlanjut menyentuh pastanya untuk pertama kalinya, kemudian memasukkan sesendok pasta ke dalam mulutnya, kemudian mengunyahnya dengan kesal.

Adam yang melihat cara Wulan mengunyah makanannya, membuat cowok itu melongo, heran.

"Apa lihat-lihat? Cepat makan pasta lo, kalau lo nungguin gue buat suapin lo, Jangan harap! Lo udah gede juga, masih aja berlagak kayak anak umur tiga tahun! Kalau mau makan, makan sendiri!"

Wulan kembali memasukkan pasta ke dalam mulutnya. Karna, jujur cewek itu benar-benar sangat lapar.

"Wulan," panggil Adam. Cowok itu tak sedikitpun mengalihkan atensinya dari Wulan, semenarik itulah Wulan bagi indra penglihatannya.

"Udah jangan kebanyakan bacot, cepat makan, udah malam loh ini Dam, dan gue harus segera pulang,"

Adam yang melihat wajah Wulan yang tak begitu ingin menanggapinya, membuat cowok itu mengurungkan niatnya untuk berbicara lebih lanjut, dan memilih untuk melanjutkan makannya, dalam keheningan.

Tak terasa makanan keduanya telah habis, dengan Wulan yang lebih dulu menghabiskannya.

Setelah membayar makanan, Wulan dan Adam pun keluar dari restoran tersebut.

Sesampainya di dalam mobil, Adam membuka suara, setelah terjadi keheningan di antara keduanya. "Gue mau bawa lo ke suatu tempat," ujarnya kemudian melajukan mobilnya.

"Astaga Dam, ini udah jam delapan, lo mau bawa gue kemana lagi coba? Nanti tiba-tiba kakak gue pulang, gimana coba?"

"Nanti gue yang hadepin, lo tenang aja, gue bakal tanggung jawab kalau lo lagi dalam masalah, apalagi karna gue,"

Dan akhirnya Wulan menyerah, kalau sudah begini, pasti ada hal yang penting.

Tak lama kemudian, Adam memberhentikan mobilnya di depan toko bunga, membuat Wulan mengerutkan keningnya heran.

"Lo ngapain ke sini?"

"Mau beli martabak! Yah mau beli bunga lah! Li kan lihat sendiri ini tempat apa!"

Mendapat jawaban yang demikian membuat Wulan mengerucutkan bibirnya kesal.

"Lo tunggu di sini, jangan kemana-mana,"

My Childish Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang