25

8.3K 333 31
                                    

MAAFKAN JIKA MENEMUKAN TYPO

.
.
.
.
.
.
.

Adam mengerjapkan matanya. Tangannya terulur untuk meraba tempat di sebelahnya.

"Wulan?" Adam membuka sempurna matanya kala tangannya hanya meraba tempat di sebelahnya yang kosong.

Seingatnya semalam Wulan tidur di sampingnya. Ataukah, mungkin gadis itu sudah bangun? Sepagi ini?

Mengingat kejadian semalam membuat Adam tersenyum. Dengan cepat ia bangun dari posisi tidurnya, ingin mencari kemana perginya Wulan sepagi ini.

Apa gadis itu tengah membuatkannya sarapan di dapur?

Memikirkannya, membuat Adam segera turun dari kasur berukuran besar itu, setelah memakai baju kaosnya kembali.

Hingga tangannya yang hendak memutar kanop pintu kamar terhenti.

Secarik kertas tertempel pada pintu.

Untuk Adam :)

dua kata yang tertulis pada kertas itu membuat Adam segera mengambil kertas itu. Dan membaliknya, hingga ia melihat tulisan tangan yang memenuhi kertas itu.

Hai Adam. Ini Wulan. Semalam adalah malam yang indah bukan? Hahaha.

Adam, tersenyum membaca tulisan Wulan.

Lo pasti lagi nyariin gue. Sayang banget gue gak liat muka lo pas bangun tidur.

Oh iya. Lo jangan marah yah. Karna gue gak ada pas lo bangun.

Lo pasti lapar kan? Gue udah masakkin lo makanan di meja makanan. makanan kesukaan lo :)

Adam tersenyum geli, membaca akhir isi surat dari Wulan. Kemudian memutar kanop pintu kamar Wulan. Keluar melangkah menuju dapur.

Mungkin saja, Wulan berada di sana. Namun sesampainya di sana, Adam sama sekali tak menemukan keberadaan Wulan.

Adam membuka tudung saji yang berada di dapur. Yang benar saja, di balik tudung saji itu, hampir semuanya di isi oleh makanan kesukaannya.

Dan tunggu, ada secarik kertas lagi di antara piring-piring berisi makanan itu.

Makan yang banyak. Gue udah susah payah lo masakkin lo.

"

Lo kenapa sih Wulan?" Ujar Adam tersenyum membaca surat Wulan, kemudian

Apa sekarang Wulan sedang mencoba untuk bersikap romantis? 

Adam mulai memakan masakan Wulan. Benar-benar persis seperti rasa masakan ibunya.

Sekarang Adam berpikir jika Wulan mengambil resep dari ibunya. Tapi, apakah itu mungkin? Tentu saja tidak.

Setelah selesai memakan makanannya, Adam beranjak ke arah kulkas untuk mengambil air minum.

Aneh memang, kenapa tidak sekalian Wulan menyimpan minum di atas meja makan? Supaya ia tak harus berjalan membuka lemari es.

Saat membuka lemari les itu. Kembali, Adam menemukan secarik kertas.

"Apa sekarang hobinya nulis surat?" Ujar Adam menggelengkan kepalanya.

Lo pasti sudah makan. Gue senang kalau udah. Lo pasti mau minum, kan?

My Childish Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang