23

6.1K 291 7
                                    

Happy reading, and sorry for typo.

"Lo kenapa?! Apa yang lucu!" Wulan sedikit menaikkan nada suaranya, karna Gara yang sedari tadi belum menghentikan tawanya.

"Berhenti gak!" Kesal Wulan.

"Oke oke, gue ber ha ha ha,"

"Lo gila yah!" Sarkas Wulan membuat Gara mau tak mau menhentikan tawanya, dan menatap Wulan serius.

"Seharusnya gue yang bilang gitu ke lo!"

Wulan mengerutkan keningnya. Makin ke sini, ia tak mengerti jalan pikiran Gara.

"Maksud lo apa?"

"Ya ampun Wulan. Gue gak sebodoh itu buat percaya dengan pernyataan lo. Pasti ada yang lo sembunyiin kan?!"

"Sembunyiin apa?!"

"Yah mana gue tahu. Dan itu, lo yang tahu. Masalah lo sama Adam, jangan bawa-bawa gue, lo kan tahu dia sama gue udah temenan lama, jauh sebelum lo kenal Adam!" Gara bangkit dari duduknya, dan melangkah pergi.

Wulan pun dengan cepat bangkit dan mengejar langkah Gara. "Gar, please dengerin gue dulu." percayalah, jika bukan karna perkataan konyol dan permintaan neneknya, ia takkan mau mengejar-ngejar cowok aneh seperti Gara!

"Apa?!" Bentak Gara, menghempas tangan Wulan yang meraih pergelangan tangannya.

Wulan kaget, membuatnya seketika kaku, ketika tatapan tajam Gara, menyapa penglihatannya.

"Gue berhenti. Bukan buat liat lo jadi patung!" Ujar Gara dingin.

Wulan saling meremas kedua tangannya. "Bisa kita cari tempat untuk bicara dulu? Di sini terlalu ramai." Ujar Wulan sembari menengok ke kanan dan kiri. Di sini memang ramai. Pasalnya, mereka sekarang tengah berada di pinggir jalan raya!

"Kenapa gue harus setuju? Memangnya lo siapa yang berhak merintah gue?!"

Wulan kaget menerima tanggapan Gara. Kenapa jadi seperti ini?!

Kalau sudah dibentak seperti ini, Wulan sudah tak bisa lagi bersandiwara.

"Oke, maafin gue udah ganggu waktu lo! Lo silahkan pergi! Gue gak akan nahan-nahan lo lagi, gue minta maaf sekali lagi." Ujar Wulan pada akhirnya dan berbalik pergi.

Mungkin ia harus memilih jalan lain. Permintaan neneknya, sangatlah sulit untuk ia wujudkan. Masalahnya juga, membuat orang jatuh cinta tak semudah membalikkan telapak tangan!

"Jelasin dulu apa yang mau lo jelasin!"

Langkah Wulan terhenti. "Gak usah! Gak jadi!" Ujar Wulan dan kembali melangkahkan kakinya menjauh.

"Gue gak percaya kalau lo suka sama gue!" Gara mengikuti langkah Wulan.

"Terserah lo!" Jawab Wulan cuek.

Gara meraih pergelangan tangan Wulan hingga langkah cewek itu terhenti, dan berbalik.

"Ayo ke taman kota!" Ujar Gara yang langsung menarik tangan Wulan dan segera memberhentikan taxi.

***

"Tahan emosi lo Adam! Lo itu udah dewasa! Lo harus belajar ngendaliin emosi lo, bukan malah emosi lo yang ngendaliin lo!" Ujar Samuel.

Sedang Adam masih berdiri dengan tatapan datarnya.

"Lo gak tahu rasanya ada di posisi gue Sam!"

Samuel menghembuskan napas pelan. Kembali menatap Adam. "lo terlalu berlebihan Adam! Sudah berapa kali kejadian ini terulang? Dan kenapa baru sekarang lo sangat mempermasalahkannya?"

"Wulan pacar gue, jelas gue permasalahin ini!"

"Terus yang dulu itu lo anggap apa?!"

"Gue serius sama Wulan!"

"Sayang sekali, Wulan sepertinya gak serius sama lo! Lo ngapain serius sama cewek yang selalu ada aja masalahnya! Bosan gue liat lo berantem mulu sama pacar lo! Terlalu berlebihan! Kekanak-kanakkan sekali!"

Bugh.

***

"Sekarang kenapa jadi lo yang marah?!" Kesal Gara, melihat Wulan yang masih tak berbicara sedari tadi.

"Kenapa?! Seharusnya lo? Ya udah lo marah aja!" Ketus Wulan.

"Oke, lo berhenti ngambek seperti ini. Gue bawa lo ke sini atas permintaan lo yang mau jelasin ke gue, apa maksid dari semua omongan lo tadi,"

Wulan menghembuskan napasnya pelan. Menoleh ke arah Gara.

"Gue suka sama lo."

Setidaknya Wulan tengah mencoba agar dirinya bisa dekat dengan Gara.

"Sayangnya, gue gak percaya."

Wulan mengernyit tak suka. Kalau bukan karna permintaan neneknya. Ia akan sangat bermasa bodoh dengan tanggapan si Gara itu.

"Kenapa?" Hanya pertanyaan bodoh itu yang bisa keluar dari mulut Wulan. Ia kehabisan kata-kata untuk menghadapi Gara!

"Mana mungkin lo bisa suka sama gue. Lo pasti cuma mau jadiin gue pelarian lo, kan? Biar masalah lo sama Adam selesai?!"

"Eh! Gue? Jadiin lo pelarian?! Yah, lo mikir aja, lo kan temennya Adam, gak mungkin gue mau hancurin pertemanan kalian,"

"Lo sedang menghancurkannya, lagian gue heran sama lo, kenapa harus gue yang lo bawa-bawa ke masalah lo sama Adam coba,"

Wulan menghembuskan napasnya lagi. Ia harus bisa merangkai kata, agar bisa membuat Gara dekat dengannya.

"Mau gimana lagi, hubungan tanpa rasa itu, hambar, jadi gue akhiri saja," percayalah mengucapkan kalimat itu, membuat mata Wulan memanas.

"Sangat sulit dipercaya, seorang Wulan Puspitasari, secepat itu rasanya hilang? Lalu apa kabar dengan rasa suka lo sama gue? Mungkin besok juga rasa itu akan hilang, jadi gue mau lo kasih tahu sama Adam, kalau ini semua salah paham. Gue lelah berurusan sama Adam yang temperamen!"

"Tunggu! Dari mana lo tahu nama lengkap gue?"

TBC

Asli, ini selesai ngetik, langsung di Up. Sekian double up dari saya untuk cerita ini :)

My Childish Bad BoyWhere stories live. Discover now