23: 4x4= 16

1K 31 0
                                    

"Pelangi..  Lo suka angka 9 ya?"

"Enggak, gue suka angka 15, kenapa kok nanya gitu?"

"Oh.. nanya aja, kenapa angka 15?"

"Karena Angka itu.. Angka yang spesial bagi gue. Di angka itu pertama kali gue menghirup udara"

Aji tersenyum geli,

"Kenapa..?"

"Enggak, lanjut.. "
Aji mengangkat kedua alisnya dengan sabar mendengarkan.

"Iya, karena angka itu, angka gue lahir, kata mama di tanggal itu juga ketika gue bisa menyebut "Mama Papa" untuk pertama kali"

Aji menatapku sembari menyunggingkan senyum,

"Mama lo perhatian banget sama lo ngi"

"Sangatttt, tiap ibu di dunia sama aja Ji"

"Eh, kalo Aji apa?"

"Emm, 4"

*****

Hari ini tanggal 4 April,

Hari yang penting dan genting. Karena hari ini hari pertama UN. Aku cukup gugup, sebelah kepalaku agak sakit, mungkin karena waktu tidur yang sengaja ku pangkas untuk menambah jam belajar.

Untung tadi mama menyiapkan segelas susu hangat dan telur ceplok setengah mateng serta beberapa sayur hijau di pinggirnya. 

Aku masuk ke dalam kelas. Sepi. Anak-anak malah duduk di depan termasuk Dana dan Alexa yang lagi fokus membaca Buku UN mereka masing-masing.

Aku mencari sosok Aji di luar, tapi belum keliatan.

Lalu suara Aji terdengar memanggil namaku, aku berusaha mencari suara itu. Dan tiba-tiba tanganku ditarik, membuat tubuhku masuk ke dalam kelas.

Aku tersentak, gugup, ternyata yang menarik tanganku Aji..?

Novel Remaja: R Kuadrat (Completed)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon