10. 감기 - Cold

2K 157 7
                                    

Vote''

Happy Reading💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading💚

     Aku masih menggigiti jari-jari tanganku khawatir. Tentu! Aku tidak pernah sekhawatir ini jika mendengar kata perjodohan. Mataku kembali menatap Jimin tak percaya. Dengan percaya diri dia mengumumkan jika perjodohan ini dibatalkan didepan publik tadi. Bukan Jimin yang memintanya, tapi aku—bukan karna apa, hanya saja aku masih ragu. Bahkan orang tuaku masih belum menyetujui perjodohan. Aneh, tapi itu memang benar.

  Bahkan salah satu ARMY membuat petisi untuk perjodohan ini kembali lagi. Aku tidak heran—anehnya saat aku datang keBighit untuk bertemu Jimin, tatapan Yoongi sangat tajam. Aku tidak membencinya hanya saja tatapan tajam untuk seperti memberi taukan sesuatu. Dan itu benar! Setelah aku kembali dari Bighit, aku bertemu dengan Yoongi.

"Batalkan perjodohan ini, aku akan memperbaiki semuanya."

Suara Yoongi masih menggema di telinga ku bahkan aku bisa membayangkan bagaimana ekspresinya yang benar-benar serius. Aku tidak membatalkan perjodohan ini karna Yoongi, melainkan karna orang tuaku. Entah kenapa appa sangat tidak menyukainya dan bahkan appa ingin aku kembali kethailand tapi aku menolaknya.

Tentu saja, aku tidak mengerti, hanya saja jika aku kembali ke Thailand hidupku tidak akan seindah diKorea. Ah tidak—bukan aku yang mengatakan seperti itu tetapi Halmoni sebelum ia pergi, ia memintaku untuk tinggal Di korea Selatan itu wasiat terakhir darinya. Dan aku menurutinya walaupun orang tuaku sangat tidak setuju. Benar-benar tidak setuju dengan wasiat sepele ini.

"Kau senang?" tanya Jimin tiba-tiba, aku menoleh kearahnya lagi dengan tatapan yang bertanya. Mata Jimin menunjukkan jika ia kecewa, tidak rela dan kesal. Aku tidak mengerti. Sungguh.

"Jangan berpura-pura sedih Jiyeon! Inikan yang kau harapkan? Perjodohan ini batal. Benar-benar batal." Jimin mengucapkan itu dengan nada kesal. Aku masih diam, aku tidak bermaksud seperti itu. Orang tuaku yang memintanya bukan aku.

"Ti-tidak, ak—,"

"Sudahlah, aku tau dihatimu hanya ada Yoongi. Aku tau semua itu Jiyeon. Tatapanmu padanya sangat berbeda." sahut Jimin, dan kemudian ia berdiri menatapku penuh kekecewaan.

"Kau bisa pergi dari sini." aku manatap Jimin tak percaya, mataku membulat sempurna, benar-benar sempurna. Aku tidak pernah mendapatkan perlakukan dari teman kecilku seperti ini.

Sekarang aku yakin sifat seseorang akan berubah seiring berjalannya waktu, jika dulu dia bersikap manis tapi tidak saat menjelang dewasa. Mungkin dia bosan. Karna semua sifat tidak mungkin semua dan kita tidak bisa mengubahnya begitu saja.

Aku hanya mengangguk pelan dan kemudian berdiri, "Tunggu."

Kaki berhenti tepat langkah ketiga, aku memutar tubuhku kearah Park Ahjumma, dan Park Ahjussi yang menatapku tak suka. Aku tidak mengerti kenapa mereka membenciku setelah orang tuaku tidak mengizinkan perjodohan ini.

Overnight[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang