23. 하얀 드레스 - White Gown

1.3K 84 3
                                    

Jangan lupa vote!

Aku kembali lagi guys.

Mumpung ada waktu buat nulis. Sebenarnya ada waktu terus, tapi beberapa hari ini aku selalu pulang cepat jadi bisa nulis lagi dan lagi.

Aku nulinya selalu langsung dan langsung up. Jadi ga didraf dulu.

Byeee. Ga ada foto kali ini. Hemat kuota:v jadi kalian bayangin sendiri Jiyeonnya.

Selamat membaca YoonYeon❤❤❤❤

    Langkah ku terhenti didepan rumah besar. Aku sedikit berkhayal bagaimana sangat merindukan rumah besar didepanku itu. Satu bayangan kecil tertangkap olehku, saat aku menangis karna es krim yang dimakan oleh Jimin. Bibirku dengan perlahan terangkat. Tak ada hal dirindukan selain kenangan yang tak bisa terulang lagi.

"Aggasi?" (panggilan pada perempuan mudah yang belum menikah) ucap seseorang dalam bahasa korea.

Saat itu juga aku menoleh, kedua mataku melihat pak Chang yang masih setia bersama dengan keluarga kami. Entah kenapa, pak Chang sudah seperti ayahku sendiri atau lebih tepatnya ia adalah keluarga yang sangat mengerti tentangku.

"Appa." sapa ku senang.

Pak Chang tersenyum, ia menghampiriku.

"Jangan memanggilku seperti itu, nanti ayahmu akan marah." tutur bijak.

Aku menghela nafas pelan, kutarik senyum paksa. Mendengar nama ayahku sekarang saja aku benar-benar tak suka. Entah apa yang membuat ku seperti itu, tapi aki tak menyukai itu semua.

"Ahjussi, eomma dimana?"  tanyaku dengan abal-abal ahjussi.

"Berada didalam, aggasi ingin bertemu?"

Aku mengangguk, pak Chang membawaku bertemu dengan eomma. Saat melihatnyaku eomma tersenyum dan memelukku. Rasanya pelukan orang tua yang sangat dibutuhkan saat ini olehku.

"Yeonie lelahkan? Sekarang mandi habis itu istirahat." ujar eomma dengan membawa nama Yeonie. Nama panggilan yang sangat khas untukku.

Tentu saja aku mengangguk. Aku mulai pergi ke kamar ku, disana aku mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu setelah itu berbaring. Hanya itu pekerjaan ku di Thailand. Mandi-berbaring-makam-berbaring. Tentu saja, tak ada yang menarik tapi aku menikmatinya.

Mataku kembali terbuka saat tenagaku benar-benar sudah pulih kembali, aku melirik jam di dinding hanya masih menunjukkan pukul 18.35 waktu yang sangat pas untuk kembali itu. Aku menarik selimutku kembali setelah itu kembali menutup mata.

"Tidakkah hidupmu ini sangat membosankan?"

Tunggu apa? Siapa yang berbicara!

Detik itu juga aku membuka mataku lebar-lebar. Rasanya ada yang sedang berbicara, dengan cepat aku mendudukan tubuhku dan melihat Jimin tengah melihatku dari sofa. Yang tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Hello, nyonya muda sedang tidur enak?" sapa nya bangga.

Aku memutar bola mataku malas. Sejak kapan si pendek itu berada di kamarku. Aku menggelengkan kepalaku, mungkin ini hanya khayalan atau mungkin aku sedang merindukannya.

Overnight[✔]Where stories live. Discover now