14. 레알 - Real

1.4K 120 7
                                    

Vote''''

Happy Reading💛🐨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading💛🐨

     Rasanya aneh dan berbeda, asing dan dingin. Aku sudah lama tidak berkunjung ketempat dimana aku dan Jimin pernah membuat janji manis ditempat itu. Rasanya sedih dan perih mengingat kenangan itu kembali. Semuanya terasa berbeda, taman bermain dibusan itu sudah menjadi kenangan manisku. Taman bermain yang menjadi satu saksi kedekatanku dan Jimin, setelah kepergiku kethailand, keluarga Jimin juga memutuskan untuk pindah keSeoul.

“Kau masih ingat tempat ini?” aku menoleh kekiri, menatap Jimin diam. Aneh rasanya jika Jimin kembali berbuat manis padaku, aneh rasanya jika aku berbicara dengannya lagi.

“Eoh, kurasa kau sudah lupa, lebih baik ki-,”

“Aku mengingat tempat ini.” Potong ucapan Jimin, seketika aku menoleh kearah Jimin, “Aku mengingatnya.”

Jimin menatapku, aku masih menunjukkan wajah datarku kearahnya, perlahan aku duduk diayunan yang berada ditaman itu, aku hanya bisa tersenyum sembari memainkannya.

“Busan...busan, aku tidak bisa menggambarkannya lagi, tempat dan kota ini sudah sangat asing bagiku. Sudah terpendam jauh dan terkubur dalam, suasananya pun sangat berbeda, aku lebih menyukai suasana dulu dibanding sekarang-,” aku menjeda ucapannya dan kemudian menatap Jimin.

“Bersama Jimin, suasana dulu akan terasa kembali.” Sambungku tersenyum. Jimin berjalan mendekat kearahku dan kemudian duduk diayunan kosong yang berada disamping.

“Jiyeon-ah, kau masih mengingat perkataanku dulu?” tanya Jimin padaku, aku menundukkan mataku perlahan.

“Jangan terlalu banyak menangis, karena bahagiaku terbentuk oleh senyum indahmu.” Lirihku mengingat, aku menatap Jimin kembali, matanya menatapku tanpa arti. Ucapan manis yang benar-benar dapat membuatku tersenyum lebar saat dulu.

“Jiyeon-ah.” Seru Jimin, aku hanya bisa menunjukkan senyum kecilku.

“Dengarkan baik-baik, aku bukan lagi yang dulu, aku bukan Jiyeon yang selalu ingin bersamamu, kita sudah besar dan banyak berubah. Satu-satunya hal yang bisa kau lakukan untukku, tidak ada.”

Ucapku jujur kearah Jimin, aku tahu apa yang akan dikatakan Jimin selanjutnya, aku tidak mau jika itu terjadi lagi padaku.

Jimin menatapku dalam, “Aku tau kau sudah berubah, begitu denganku. Aku tidak peduli apa yang akan terjadi selanjutnya, selagi itu kau. Jiyeon kecilku aku akan tetap menganggapmu seperti dulu.” Jawab Jimin tak mau kalah, aku menghela nafas pelan, Jimin benar. Walaupun kita berdua sudah berubah, kita bisa tetap bersama.

Overnight[✔]Where stories live. Discover now